Chereads / Bayangan Hitam Masa Lalu / Chapter 15 - Aku masih Fatihmu

Chapter 15 - Aku masih Fatihmu

Setelah hari itu, Mamy nya Anjas mengunjungi Anjela setiap waktu luangnya, sehingga gadis kecil ini jadi mengetahui bahwa itu adalah neneknya, dan Papi Anjas adalah kakeknya.

.........

Senja itu tanpa sengaja Reka menabrak seseorang, jika orang itu tak segera memegangnya mungkin dia akan mental dan jatuh ke belakang. Reka amat kaget setelah tau orang itu adalah Fatih, Fatih pun tak kalah kaget mengetahui orang yang menabrak nya adalah Reka.

"Re. ka.. " Katanya tersenyum bahagia, dari matanya terpancar kerinduan yang amat dalam.

Reka malah kaget dan berusaha menghindari Fatih.

"Anda salah orang " Jawabnya menunduk, dan berusaha melepaskan pegangan Fatih. Reka tak kalah Ridu dengan kekasihnya ini, tapi dia sadar kalau laki-laki di hadapannya ini milik orang lain, jadi dia harus mengalah.

"Mungkin kamu bisa membohongi orang lain, tapi kamu tak bisa membohongi ku, meskipun kau merubah wajahmu sekalian" Kata Fatih sambil memegang kedua pundak Reka. Reka hanya terdiam.

"Aku sangat merindukanmu" Katanya dengan suara lirih dan tiba-tiba saja dia menarik Reka dalam pelukannya, memeluknya sangat erat. Reka kaget karena Fatih memeluknya di tempat umum, untung saja tempat itu tak terlalu ramai, tapi mereka tidak luput dari pandangan orang.

"Lepaskan aku.. " Kata Reka sambil mendorong tubuh Fatih.

"Kamu juga masih mencintaiku bukan? " Tanya Fatih penuh harap.

"Kamu sudah menikah.. dan aku tak pantas untukmu karena aku tidak suci lagi" Jawab Reka lirih.

"Aku tak peduli, aku tak peduli semuanya" Jawab Fatih lirih, dia kembali mendekap tubuh Reka. Reka kembali mendorong nya seraya berkata.

"Aku tak mencintai mu lagi" Jawabnya menunduk.

"Tatap mataku mengatakan itu" Kata Fatih sambil memegang kedua pundak Reka. Kepalanya tertunduk menatap tajam ke arah Reka.

"Tatap mataku... " Kata Fatih sambil memegang dagu Reka dan mengangkat dagu itu agar Reka memandangnya.

"Coba katakan sekali lagi" Bisik Fatih setelah Reka menatapnya.

"Pernikahanku hanya simbol. gadis itu hamil, dan aku hanya menutupi aib mereka, setelah dia melahirkan kami akan bercerai secara hukum, karena dalam agama pernikahan ini tak sah. aku tak pernah menyentuhnya" Kata Fatih menerangkan. Reka tak menjawab perkataan itu.

"Waktu itu aku hanya teringat padamu, pasti kehidupannya akan sangat berat. Andai saja waktu itu aku melakukan hal yang sama padamu.. mungkin saat ini aku telah menjadi suamimu. aku sangat menyesal tak bisa melindungimu saat itu. Sekarang... katakan lagi kalau kau tak mencintai ku" Kata Fatih menatap Reka . Reka masih tak menjawab, hanya air mata yang mengalir di pipinya. Melihat itu Fatih tersenyum dan kembali memeluknya seraya berkata..

"Aku masih Fatihmu.. dan aku tau kau masih mencintaiku. cicin itu masih ada di jarimu, dan aku juga masih memakai cincinku. " Katanya sambil mengecup dahi Reka. Reka kaget mendengar hal itu dan bertanya..

"Cincin pernikahanmu? "

""aku tak akan memakai itu " jawabnya lagi.

"Bang Fatih....lepaskan aku.., orang-orang melihat kita" Kata Reka sambil berusaha melepaskan diri..

" Re... maukah kau menikah denganku setelah anak Mala lahir dan perceraian kami di urus? " Kata Fatih serius.

"Apa bang Fatih masih bisa menerimaku dengan status seperti ini? lagi pula aku sudah mempunyai seorang anak" Jawab Reka sedih.

" Sudah ku katakan.. aku tak peduli.. aku juga akan menyanyangi anakmu". jawab Fatih tersenyum lembut.

" Kita lihat saja Bang... aku tak mau terlalu berharap banyak, siapa tau bang Fatih nantinya malah mencintai perempuan itu dan melanjutkan pernikahan kalian" Jawab Reka tertunduk.

"Re... kamu masih marah padaku karena hari itu? aku benar-benar menyesal saat itu. jika saja orang - orang tak menahanku, aku pasti juga sudah terjun ke sungai itu mengajar mu. tapi mereka menahanku saat itu. Semenjak hari itu, aku tak sanggup lagi menginjakkan kakiku di desa itu, karena hanya akan menambah penyesalan ku. Mangkanya aku sampai di sini, dan ternyata... nasib mempertemukan kita lagi.. " Katanya tersenyum bahagia.

........

Di rumah itu, mala sedang memasukkan pakaian Fatih ke dalam lemari, ketika akan keluar kamar, langkahnya terhenti saat melihat cicin pernikahan mereka tergeletak begitu saja di atas nakas seolah itu benda yang tak berharga.

Mala mengambil cincin itu, tanpa terasa air matanya jatuh. gadis itu menggenggam cincin itu dengan erat seraya bergumam..

" Mas Fatih.. aku tak menyangka mencintaimu begitu menyakitkan. "