" Aku sudah mendengar ceritamu, maukah kau mengantarkan ku pulang? " Pinta Reka.
" Baiklah.. " Jawab Anjas dan menjalankan mobil nya.
Begitu sampai di rumah Reka, Anjas segera membuka pintu mobil untuk Reka dan menggendong Anjela.
"Biar aku yang gendong" Katanya sambil mengambil Anjela dari pangkuan Reka..
" Biar aku saja, sebaiknya kamu pulang " Jawab Reka sambil menahan putri nya, namun Anjas telah berhasil merebutnya dari tangan Reka seraya berkata " Akan ku antar ke dalam, kebetulan aku ada perlu dengan kakekmu.
Begitu Anjas masuk rumah sambil menggendong Anjela yang diikuti Reka, kakek yang awalnya kaget, akhirnya tersenyum menatap mereka.
"Kamu sudah pulang? " Tanya Kakek saat Anjas memberikan Anjela pada Reka.
"Iya kakek.. " Jawab Reka dan langsung membawa Anjela ke kamarnya.
"Pak Aslan.. apa anda sudah tau kalau aku ayah Anjela? " tanya Anjas.. Kakek itu hanya tersenyum.
"Kenapa anda tak mengatakan kalau anak Reka begitu mirip dengan ku saat itu Pak.? " Tanyanya sedih.
"Karena Kakek pikir kamu tak ingin mengetahuinya. Sepertinya Reka juga tak ingin kamu tau. Jadi....kakek berfikir suatu saat kamu pasti akan mengetahui hal itu sendiri. Mangkanya kakek meminta Reka untuk menangani proyek ini, meskipun gadis itu belum bisa kakek lepas sepenuhnya, hal ini bertujuan agar kalian akan sering bertemu, tapi Kakek masih memantaunya. kamu jangan khawatir " Terang kakek itu lagi.
"Aku sudah lama mencari nya kek.. aku pikir dia sudah meninggal dunia saat hanyut itu, semua warga desa juga berfikir begitu. Orang tuanya pasti sangat gembira jika mengetahui anaknya selamat. " Anjas akhirnya memanggil Pak Aslan dengan sebutan kakek juga.
" Kamu tau rumah orang tua nya? " Tanya kakek gembira.
"Ya.. aku sering ke sana" jawab Anjas.
" Kalau begitu, antar kakek, kakek ingin menemui mereka dan membawa mereka ke sini ".
"Baiklah Kek.. kapanpun kakek mau" Jawab Anjas lagi..
"Tapi rahasiakan dari Reka. Kakek ingin memberikan kejutan untuknya." Kata Kakek itu sambil tersenyum.
"Baiklah Kek.. Oh ya aku pulang dulu. Ibuku pasti akan sangat senang dengan berita ini" Jawab Anjas lagi.
" Hati-hatilah.. " Jawab kakek itu.
.......
Di tempat Fatih.
Acara resepsi pernikahan telah selesai. Fatih hendak kembali ke kontrakannya, tapi keluarga Mala melarangnya, mereka ingin agar Fatih dan Mala tinggal di rumah yang telah mereka sediakan.
" Maafkan aku Pak.. aku sudah mengatakan dari awal bahwa pernikahan ini hanya simbol. Kami tak boleh tinggal bersama, jika terjadi suatu pada kami maka kami akan berdosa" Jawabnya menolak.
" Tapi... apa nanti yang akan di katakan oleh orang? lagi pula kalian tak akan sekamar, lagi pula di rumah itu akan ada beberapa orang pembantu. Jadi tak akan masalah bukan?" Kata Ayahnya Mala.
"Tapi Pak.... " Kata Fatih terputus, dan akhirnya dia berkata.. " Baiklah" Suaranya terdengar dipaksakan.
Mala amat sedih melihat itu, dia merasa amat bersalah, seandainya Fatih tak mencintai orang lain, mungkin penyesalannya tak akan seberat ini. Apakah mungkin? dia akan membuat Fatih pelan-pelan mencintainya seperti rencananya dahulu sementara Fatih sangat mencintai seseorang ?
"Mas Fatih.. maafkan aku" katanya lirih sambil menunduk. Fatih menatapnya heran dan bertanya
"Kenapa? " Mala Kaget, dia tak menyangka Fatih akan mendengar perkataannya.
"Karena membawamu dalam masalah ini" Jawab Mala.
"Tak apa, semuanya akan berakhir dalam. setahun" Kata Fatih lagi. Sementara Mala hanya menunduk dan tersenyum kecut.
Andai saja dia tau lebih awal bahwa Fatih telah punya kekasih, dia tak akan melakukan permainan ini, tapi sekarang mereka sudah menikah, meski Fatih menganggap pernikahan ini hanya simbol dan pernikahan ini tak sah dalam agama, tapi pernikahan mereka adalah pernikahan yang sah, karena kenyataan nya Mala tak hamil, jadi pernikahan mereka sah menurut agama karena Fatih juga mengucapkan ijab qabul.
......
Anjas telah sampai di rumahnya, wajahnya sangat gembira, dia membayangkan ekspresi mamynya melihat foto putrinya. Tapi dia malah menjadi kesal karena perempuan itu sedang ngobrol akrab dengan mamynya.
"Anjas... kenapa kamu nyuruh Risti pulang sendirian? " Tanya Mamynya.
"Apa dia datang ke rumah sendirian? " Tanya Anjas kesal.
"Iya... dia bilang kamu ada urusan jadi telat pulang, dia hanya menyampaikan pesanmu" Jawab Mamynya lagi.
'Dasar licik' Batin Anjas.
"Aku menemui putriku mi... aku telah menemukan mereka.
"Apa? " Serentak Risti dan Mamynya Anjas kaget tapi dengan ekspresi yang berbeda.
Mamynya Anjas tampak lega, sementara wajah Risti tampak kaget dan kecewa.
"Apa kamu serius? " Tanya Mamynya penuh harap.
"Iya Mi... ini cucu mamy! " Kata Anjas sambil memperlihatkan foto dia bersama putrinya. Risti bertambah kaget, dia menjadi semakin kesal, sementara Mamynya tampak berbinar menatap foto itu.
"Antarkan Mami ke sana! " Katanya tersenyum bahagia.