Awan, Baldwin, Caesar, dan Dabith sedang memandangi papan catur fokus. Terjadi peperangan batin diantara mereka berempat. Saling bertukar pandangan sinis. Persaingan sengit terjadi antar dua pihak, Awan dan Dabith berada di tim putih sedangan Baldwin dan Caesar berada di tim hitam.
Awan menggerakan ratu diagonal ke samping membuat raja lawan terjebak dan kalah. Awan dan Dabith ber-high five tersenyum penuh kemenangan.
" SKAKMAT !" seru mereka berdua.
" Kamfang lo berdua, jangan curang lo main gerakin queennya aja, " ujar Caesar yang tak menerima kekalahannya.
" Gak papa Cae, kegagalan adalah awal dari keberhasilan, " ucap Baldwin menyemangati.
" Iya gue tau, masalahnya kita udah kalah 1.999 kali sama mereka berdua. "
" satu kali lagi dapat piring Cae, " goda Awan tersenyum meremehkan.
" Mungkin mereka lagi hoki, "
Caesar menarik nafas dalam-dalam, ia berteriak tepat di sebelah telinga Baldwin dengan sangat keras.
" Mana ada hoki setiap kali main dari kecil sampai sekarang !"
" Ada. " sahut Dabith
" Siapa ?"
" Kita. "
Bulan menghela nafas berat, ia melihat keempat manusia ABCD itu sedang bertengkar. Kepala Bulan tiba-tiba terisi ide cemerlang.
Bulan menatap Awan, Baldwin, Caesar, dan Dabith dengan licik, second selanjutnya Bulan memulai pertunjukkannya.
" Lan, mau kemana ?" tanya Bintang dengan tatapan kikuk.
Bulan berlari kencang kearah meja lalu menabraknya dengan tidak ada rasa berdosa sedikitpun membuat semua buah catur jatuh berserakan.
" BULAN !!!" jerit keempatnya.
" Sorry gue gak liat dan gak sengaja, " ucap Bulan enteng, kemudian duduk disamping Awan.
" Papan catur selebar jidat lu masih gak keliatan hah ? mau gue congkel mata lu ?" sewot Dabith.
Bulan mengerucutkan bibirnya sembari meraba dahinya. " Gue gak jenong ya lu ! Kan gue udah bilang nggak lihat, "
" Makanya yang mata jangan jadi pajangan doang, " Baldwin ikut-ikutan.
" Yang ?! Pacar gue Bintang bukan Lo !"
" Padahal sedikit lagi gue menang tuh untuk pertama kalinya. " decak Caesar kesal.
" Sabar, orang sabar pantatnya lebar lho !"
Tanpa mereka sadari Wulan sudah duduk di sisi lain Awan dan menyenderkan kepalanya dipundak kakaknya, gemas bak anak kucing.
" Pada ngomongin apa si ?" tanya Wulan menatap mereka bergantian.
" Gak ngomong apa-apa Wulan, " ucap Awan mengelus-elus kepala Wulan.
Wulan bangkit dari duduknya dan menunjuk geng ABCD secara bergilir.
" Bintang, Furqon, ini namanya kak Awan Welfrid Guna kakak terbaik di dunia. Kalau ini kak Baldwin Cesa dia kaya tapi gitulah otaknya kosong kayak terowongan. Yang ini lebih parah lagi namanya kak Caesar Zee dia udah gak ada otak dan gak kaya lagi. Dan terakhir ini Dabith Putra Lee udah kaya, ganteng, baik, Sholeh, dan tidak sombong paket lengkap lah !"
Bintang dan Furqon manggut-manggut pertanda mengerti.
" Ayang Wulan mah jahat banget sama dede Cae di dzolimi terus, " rengek Caesar manja.
" Puji aja terus si Dabith. Sesama pecinta kerupuk gak boleh saling menghina, "
Tanpa disadari Dabith mengukirkan senyuman di wajahnya. Ia merasakan degup jantungnya bertambah cepat setiap kata pujian yang keluar dari mulut Wulan, tetapi Dabith sadari ia harus memendam perasaannya karena Wulan sudah menjadi milik orang lain.
" Jadi mereka semua kakak kamu ?" tanya Bintang.
" kak Awan adalah kakak kandung satu rahim kami. Sedangkan mereka adalah kakak angkat yang di temukan di pinggir jalan. " hardik Bulan.
" Mulut lu pedes banget gila, " ujar Baldwin.
" Gue gak gila ya. "
" Kayaknya mulutnya request pedes level 1000 deh, " ucap Caesar terkekeh.
" Lu kata gue ayam geprek !"
TRING
Handphone Wulan berdering. Cepat Wulan melihat siapa yang menelponnya dengan videocall. Buru-buru ia menggeser tombol hijau, kemudian meletakkan diatas meja pada vas bunga.
" Halo, Wulan. Apa kabar sayang, Awan dan Bulan mana ? mereka sehat kan ?" tanya Bu Selly tersenyum lebar dengan white coat (baju dokter).
" Hai Amih. Alhamdulillah kami semua disini sehat. Apih dan Amih gimana kabarnya ? kok jarang nelpon si ?"
Wulan mengarahkan kameranya kearah Awan yang tersenyum ikhlas dan Bulan dengan senyum terpaksa.
" Baik sayang. Apih masih jaga perbatasan wul, jadi jarang di penginapan. Amih pulang malam terus jadi gak sempat telpon kalian, "
Wulan mengangguk. Ia memutar kamera depan menjadi kamera belakang.
" Hai Amih !" seru Baldwin, Caesar, dan Dabith.
" Hai kalian, apa kabar ? semoga sehat selalu ya. Makasih loh kalian mau nemenin anak Amih, maaf Amih ngerepotin terus, hehehe, " ucap Bu Selly tertawa kecil.
" Tenang Amih Baldwin siap standby duapuluh empat jam bersama manusia-manusia ini, "
" Iya mih, Cae gak ngerasa direpotin kok. Cuma minta oleh-oleh aja, jangan lupa, "
Dabith menginjak kaki Caesar keras membuatnya meringis kesakitan.
" Tenang aja cae, Amih bawa oleh-oleh yang banyak buat kamu. Lho itu yang berdiri belakang sofa siapa ?"
Bu Selly baru menyadari ada orang asing yang sedang bersama buah hatinya.
" Hai Tante saya, Bintang pacar Bulan. "
" Kalau saya Furqon ganteng tan, pacar Wulan. "
" Wah Wulan dan Bulan udah gede ya, sekarang udah punya pacar. Perasaan baru aja Amih muntahin, " ledek Bu Selly.
Gemuruh tawa menggema keluar dari mulut semua orang kecuali Bulan yang memasang wajah datar.
" Kalian boleh pacaran. Tapi pacaran sehat ya, " Bu Selly mengingatkan mereka dan dibalas anggukan kepala Bintang dan Furqon.
" Awan kapan punya pacar nih ? masa kalah si sama adik-adiknya, " sindir Bu Selly.
" Nanti mih, nunggu Upin Ipin SMP !" sahut Caesar.
Lagi-lagi tawa mereka semua menggelegar.
" Awan kamu jaga adik-adik kamu ya. Kamu jangan lupa cuci piring dan baju. Wulan bersihkan seluruh ruangan dan kamar. Dan Bulan masak dan membersihkan taman. " titah Bu Selly serius.
" Siap Amih Guna !"
Awan dan Wulan membentuk finger love, sedangkan Bulan mengacungkan jari jempolnya.
" WE ARE GUNAWAN FAMILY !"
Sambungan terputus, suasana menjadi hening seketika. Mereka bungkam dan saling menatap. Akhirnya Geng ABCD memutuskan kembali melanjutkan permainan caturnya. Sedangkan Wulan dan Bulan menghantarkan pacarnya ke luar rumahnya.
" Bye pacar jangan kangen ya !" ucap Bintang melambaikan tangannya.
" Iya !"
" Wulan, jangan rindu. Rindu itu berat, kamu gak bakal kuat biar Dilan aja. Tenang besok kita ketemu di Galaxy Internasional High School tercinta, "
Wulan hanya tersenyum tersipu malu.
" Besok kita jemput ya !" tawar diri Bintang dan Furqon.
" Iya, ta..tapi ada syaratnya. " ucap Bulan datar.
" Apa ?"
" Besok bawa motor jangan mobil, "
" OKE SIAP BEAUTY TWINS " teriak mereka berdua serentak.
" Bye !"
Setelah ban mobil pacarnya sudah tidak terlihat Wulan dan Bulan kembali masuk kedalam rumah karena sudah hampir jam sepuluh malam.
" Tang, " panggil Furqon
Bintang yang masih fokus menyetir menengok sekilas kearah Furqon.
" Gue gak punya motor, "
" Masa Sultan gak punya motor, " sindir Bintang
" Serius tang, dirumah gue itu cuma ada mobil sport mewah gak ada motor. "
" Jadi curhat apa pamer nih ?"
" Dua-duanya si, " jawab Furqon enteng.
" SIAL LU !"
" Anterin gue ke daeler motor terdekat ya, sekalian gue beli dua buat lu juga, "
" Ashiaaappp Faqir misquen. "
Bintang membelokan setirnya mendadak berbalik arah menuju daeler motor baru terdekat.
" Lu bisa bawa motor kan ?"
" Gak bisa. "
" Astaghfirullah fur, makanya jangan kebanyakan nyemilin pelek mobil, " oceh Bintang.
" Ini semua gara-gara pacar lo tang !"
Furqon mengambil nafas panjang menatap langit malam yang penuh bintang berkelap-kelip.
" BULAN !!!"