Chereads / MOONSTAR18 / Chapter 31 - Hasil Yang Memuaskan

Chapter 31 - Hasil Yang Memuaskan

" Wulan ! Bulan !"

Dua perempuan yang disebutkan namanya menengok kearah belakang tepatnya koridor sekolah. Awan tersenyum dan melambaikan tangan ke mereka berdua.

Awan berjalan mendekat kearah mereka dan merangkulkan kedua tangannya dipundak adik perempuannya.

" Kalian berdua mau kemana ciwi-ciwi ?" tanya Awan.

" Mau pulang lah !" jawab Bulan tegas.

" Mau nginep dimonas kak, " jawab Wulan.

" Ya ampun adik ku yang ini lagi PMS ya ?" Awan mencubit ujung hidung Bulan.

" Pacar kalian kemana ? Biasanya mereka selalu ngekorin kalian, " tanya Awan.

" Gak tau gak jelas, gak ada kabar. " keluh Bulan. " Kakak sendiri ngapain sendiri ? biasanya selalu bareng dengan tiga bareng trio semprul itu !"

" Mereka lagi ngisi formulir di dinas, kakak mau nyusul nanti siang jam dua-an lah, "

Bulan manggut-manggut mengerti.

" Oh my God !" teriak Wulan histeris.

Awan langsung menengok kearah adiknya dan memastikan semua anggota tubuh adiknya lengkap.

" Ke..kenapa Wul ? Jantung kamu loncat atau otak kamu digadein ?" tanya Awan panik.

" Emang Wulan kak Caesar apa yang ngegadein otaknya !" ucap Bulan.

" Bukan itu, tadi aku lupa kata Furqon, mereka berdua lagi mempersiapkan diri atas konser, " beritahu Wulan.

" Dasar pikun !"

" Konser apa ?" tanya Awan.

" Konser yang akan diadakan dirumah masing-masing karena hari ini pembagian raport. Mereka takut di usir atau dicoret dari penerima warisan keluarganya. "

" Astaga kirain apaan Wul, gue aja yang kena omelan everyday tetap santuy !" ucap Bulan.

" Udah telpon mereka suruh ngungsi ke rumah kita aja hari ini Wul, " perintah Awan yang diangguki Wulan.

" Emang pembagian raport hari ini ya ?" tanya Awan heran.

" Iya kak, kata kepsek raport dibagikan melalui daring, " jawab Bulan.

" Oke ayo kita pulang !" Awan mengeluarkan kunci mobilnya.

Bulan tidak sengaja melihat circle girls sedang mengintai mereka sedari tadi. Bulan tersenyum sinis dan langsung mendorong tubuh Wulan sehingga tubuh gadis itu tergeletak di lantai.

" Astaghfirullah Bulan kenapa didorong ?" teriak Awan.

" Maaf kak gak sengaja tadi Bulan lagi main handphone, "

" Iya kak Bulan gak sengaja kok, aku juga gak papa, " bela Wulan.

Awan menggendong tubuh adiknya dengan gaya ala bridal style. Bulan melirik sedikit kearah geng the girls itu. Ia tersenyum kemenangan setelah berhasil membuat Phinka memasang wajah kesal.

" Yeay, berhasil.. berhasil.. hore !" gembira Bulan didalam hati.

***

" Lu dulu deh yang buka !"

" Lu dulu lah !"

" Gue takut, cemas, khawatir sama nilai gue, "

" Apalagi gue bisa dicoret dari keluarga Maulana !"

Wulan dan Bulan hanya bisa menghela nafas melihat dua sahabat itu saling tunjuk menunjuk. Akhirnya mereka bertiga hompimpa untuk menentukan siapa yang duluan membuka raport hasil ujian mereka selama seminggu kemarin.

" Hompimpa alaium gambreng !"

Bulan menunjuk telapak tangan putih sedangkan tiga lainnya sebaliknya.

" BULAN !"

" Iya.. iya.. gue duluan. Sebentar, "

Bulan mengisi username serta password lalu membuka link yang diberikan oleh pihak sekolah.

" Alhamdulillah ranking dua lima, " ucap syukur Bulan dengan wajah senang.

" Dua lima ?"

" Dua lima kamu seneng ?!"

" twenty five ? You happy ?"

" Iya kenapa gue bangga lah !" ujar Bulan tersenyum gembira.

" Itu ranking satu lan, tapi.. " ucap Wulan tidak sanggup melanjutkan.

" Dari belakang !" Furqon melanjutkan perkataan Wulan.

" Kamu bangga banget peringkat terakhir, "

" Biarin yang penting hasil sendiri, Itukan cuma angka. "

Karena sudah tidak sabar lagi, mereka mengambil keputusan untuk memencet link secara bersamaan.

" Satu... Dua... Tiga !"

" Alhamdulillah ranking satu !"

" Anjir gue ranking dua lagi ! gagal maning !"

" Ini angkanya gak kebalik gitu masa gue ranking dua puluh, kayaknya gurunya typo deh seharusnya 02, "

Bintang melirik kearah handphone Wulan yang menunjukkan nilai rata-rata raportnya beda 0,03 skor saja. Bintang dengan nilai rata-rata 98,97 sedangkan nilai rata-rata Wulan 99.

Berbagai ekspresi mereka tunjukan. Mulai dari Wulan yang sangat bahagia, Bintang yang kecewa, dan Furqon yang bingung.

" Bukannya lu kemarin nyontek ya fur kok lu ranking dua puluh ?" tanya Bintang.

" Iya gue nyontek sama Bulan walaupun dia itung kancing, hehehe, "

" Bintang kalau ulangan udah kayak orang budeg ! Dan Wulan beda kelas ujian. Akhirnya dengan insting yang kuat kami mengerjakan dengan cap-cip-cup atau itung kancing. Cerdas !" cicit Bulan.

Furqon dan Bulan ber-high five.

" Kamu nyontek kenapa fur ? aku gak suka. " ucap Wulan syok mendengar kejujuran pacarnya.

" Karena guru lebih menghargai nilai daripada kejujuran, " jawab Furqon.

" Yoi man !"

" Kejujuran nomor satu fur, " nasehat Wulan.

" Kejujuran nomor satu ? yakin, " tanya Bulan.

Wulan mengiyakan.

" Buktinya ya, dari dulu sampai sekarang kalo nilai gue jelek pasti di remedial. Terus di panggil lewat toa sekolahan atau gak di tempel nilainya di mading sekolahan. Itu bukannya dipermalukan ya ?" tutur Furqon.

" Gue inget, Imam syafi'i pernah berakata, Barangsiapa menasehati saudaranya dengan sembunyi-sembunyi, berarti ia telah menasehati dan mengindahkannya. Barangsiapa menasehati dengan terang-terangan, berarti ia telah mempermalukan dan memburukkannya. (Shahih Muslim Bisyar An-Nawawi (2/24)). " sahut Bulan dengan menegaskan kalimat akhir.

Mereka berempat, Bintang, Bulan, Furqon, dan Wulan terus berdebat. Stop mereka tidak berantem ya guys ! cuma berbeda pendapat. Saling melemparkan argumen yang menguntungkan bagi diri mereka masing-masing.

" Kamu enak otaknya encer kayak sambal kacang lah aku ? Apalah daya aku hanya remah-remah rengginang. " lirih Furqon.

" Lu otodidak dalam pelajaran lah gue ? auto gedek setiap belajar !" seru Bulan.

" Tapi gimanapun nyontek itu dosa gak baik, " ucap Bintang.

" Oke Aku minta maaf Bintang. "

" Aku juga minta maaf Wulan. "

" Minta maaf doang ? percuma kalau diulangi, " ujar Wulan kecewa.

" Coba bayangin tiba-tiba otak dan nyawa kalian mengundurkan diri karena alesan bosan. Gimana ?" tanya Bintang.

" Jelas gue gak mau lah, gue masih mau hidup seribu tahun lagi, " sahur Furqon.

" Gue si seterah tuhan, " pasrah Bulan.

" Yakin kalian bakal sukses ?" cecar Bintang.

" Yakin gue kan punya harta tujuh turunan, delapan tanjakan, sembilan belokan gak habis-habis !"

" Harta itu sementara Fur. Maaf ya, aku bukan ngejelekin tapi aku ngomong fakta. Udah gak seberapa pintar, bohong, males belajar, ditambah shalat bolong-bolong. Jadi kalian tobat ya !"

" Iya gue minta maaf ustazah Wulan, "

" Aku minta maaf. Saya Furqon Maulana orang kaya raya dan ganteng tidak akan pernah nyontek lagi, rajin belajar, rajin shalat, dan rajin mencintai Wulan sepenuh jiwa. " janji Furqon pada Wulan.

Mereka semua terkekeh. Kecuali korban gombal yang mukanya merah merona.

" Cintai sepenuh hati jangan sepenuh jiwa, jika disakitin, sakit hati bukan sakit jiwa !" ketus Bulan.

" Sakit jiwa ?"

" GILA !"

" Iri ? bilang boss, " ketus balik Furqon.

" Kamu beneran iri sama ke uwu-an mereka ? aku juga bisa !" ujar Bintang.

Bulan menyatukan alisnya bingung dengan perkataan Bintang.

" Cinta itu reaksi peningkatan aktivitas yang ada pada otak kita. Oleh karena itu, Bintang Hasby Abzat akan meningkatkan dopamine agar aku makin mencintai mu !" gombal Bintang.

Tidak ada aksi maupun reaksi apapun pada muka Bulan. Tetap dengan wajah datarnya dan otak loading nya.

" Kamu gak melting lan ?"

Bulan menggeleng kepalanya. Bukannya tidak senang tapi Bulan hanya tidak mengerti apa yang dikatakan Bintang.

Bintang melangkahkan kakinya mendekati tubuh Bulan. Mendekatkan wajahnya ke wajah Bulan semakin mendekat yang membuat Bulan tutup mata. Bintang mencium lembut pipi Bulan.

Cup !

" Ich liebe dich. " bisik Bintang ditelinga Bulan.