Chereads / MOONSTAR18 / Chapter 1 - Prolog (Revisi)

MOONSTAR18

🇮🇩SHERIN_ALMAIDA
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 83k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prolog (Revisi)

Jika Wulan menyukai hal-hal seperti bunga dan coklat sebagai wujud keromantisan. Sebaliknya Bulan membenci hal itu. Ia lebih menyukai kebersamaan dan uang.

Jika Wulan adalah orang yang feminim. Bulan adalah orang yang tomboy.

Jika Wulan Ekstrovert. sebaliknya Bulan introvert.

Jika Wulan memiliki kepribadian lemah lembut dan manja. Bulan memiliki kepribadian tegas dan mandiri.

Jika Wulan pintar dan rajin. Berbeda dengan Bulan yang bodoh dan malas.

Jika Wulan menyukai dan disukai semua orang. Maka Bulan membenci dan dibenci semua orang.

***

Aku dan dia adalah saudari kembar yang artinya sama. Tetapi kami berbeda.

Tidak percaya ? Buktinya nama kami berbeda, karakter dan kepribadian kami berbeda, impian kami berbeda, bahkan jodoh kami juga berbeda.

Seperti yang ku katakan sebelumnya kami TI-DAK-SA-MA !!!

Memiliki saudara kembar itu seperti novel yang berakhir bahagia.

Dia 'happy' dan aku 'ending'

( Bulan Welfrida Guna)

Aku dan dia adalah saudari kembar. Kami sama tetapi berbeda.

same but different ? Ya, Wajah kami mirip dan nyaris sama persis. Tetapi takdir kami berbeda. Takdir kami diracik berbeda. Takaran sama dengan komposisi berbeda. Kami memiliki kekurangan dan kelebihan.

Aku suka disama-samakan. Tetapi dia tidak suka. Berarti jangan pernah sama-samakan kami !

Setiap manusia itu sama. Sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri. Jadi stop insecure banyakin bersyukur.

Tersenyumlah pada dunia, tunjukkan bahwa kita baik-baik saja !

( Wulan Welfridi Guna)

*****

Anak kembar, mungkin bagi sebagian orang ini adalah sebuah anugerah yang menyenangkan seperti berbagi semua hal bersama.

Tetapi, ada satu hal yang mereka tidak tau. Mempunyai wajah yang sama bukan berarti harus mempunyai karakter dan sifat yang sama bukan ?

Hal ini dialami oleh dua orang gadis yang merupakan anak kembar cukup identik. Jika, Bulan sakit maka Wulan akan ikut sakit. Semacam penyakit yang mudah menyebar.

Mereka memiliki sifat yang berbanding terbalik membuat mereka tidak banyak bicara, mereka memiliki batin yang kuat, mengerti satu sama lain, bukankah karena mereka telah lama bersama bahkan sejak dari rahim ibu mereka.

***

11 Mei 2002 tepat di jam setengah tujuh kurang lima menit dua bayi mungil cantik dan menggemaskan lahir ke dunia. Kedua Bayi itu diberi nama Wulan Welfridi Guna dan Bulan Welfrida Guna. Nama yang sudah disiapkan sejak dua bulan lalu oleh kedua orangtuanya setelah mengetahui hasil USG ternyata bayi kembar.

Wulan dan Bulan begitulah semua orang memanggil baby twins itu.

Semua orang menyukai kedua peri kecil Gunawarman yang cantik itu sampai suatu hal terjadi membuat mereka membenci salah satunya.

***

Flashback On.

Bulan menghela nafasnya kasar. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Hatinya gunda gundala memandangi jam tangannya yang terus berdetak. Matanya mencoba melirik keruangan besar berisi banyak orang yang sedang duduk rapih.

" Bulan Welfrida Guna, " panggil seseorang lantang dari dalam ruangan itu.

Bulan melangkahkan kakinya dan coba meyakinkan hatinya. " Semua akan baik-baik saja Bulan, " ucapnya meyakinkan dirinya sendiri.

Sesampainya di ruang itu semua mata menyorot ke gadis itu.

" Orang tua kamu gak datang lagi ?" tanya perempuan berkacamata.

Bulan menggelengkan kepalanya. Perempuan itu manggut-manggutkan kepalanya, mengerti. Perempuan itu mempersilahkan Bulan duduk dikursi yang telah disediakan.

" Kamu bisa menebak hasilnya kan ?" tanya perempuan itu.

" Iya Bu saya tau, saya minta maaf. " sahut Bulan.

" Maaf ? iya ibu selalu memaafkan kamu. Tetapi kamu selalu mengulangi. " ujar perempuan itu dengan tatapan kecewa.

" Kamu dapat rangking satu tapi dari belakang kayak biasanya. Tingkatkan lagi jangan nyerah. Ibu tau kamu ada masalah cerita aja biar semua clear. " ucap perempuan itu. Ternyata perempuan itu adalah wali kelas Bulan, Bu Nay namanya.

" Iya Bu makasih sudah peduli. "

" Ganbate Bulan !" sahut Bu Nay menyemangati.

Bulan bangkit meninggalkan ruangan itu dengan membawa raport hasil ujiannya. Tatapannya kosong tetapi ia masih menunjukkan wajah datar.

Ia duduk di perkarangan sekolahnya, kembali membuka raport itu. Matanya terbelalak membaca tulisan yang diketik dengan huruf besar semua. 'Gak punya teman'. Bulan menyeringai tersenyum sinis.

" Gue kira dia guru yang baik ternyata sama aja. "

Bulan mengingat selama ia sekolah dari SD sampai sekarang ia tidak memiliki teman satupun. Ketika belajar, kerja kelompok, istirahat bahkan freeclass ia selalu duduk sendiri. Sikap dingin dan bodoamat membuat ia di jauhi semua siswa-siswi disini.

Jemarinya menunjukkan kearah kolom berisi nilai berwarna merah. Semuanya merah. Ia menarik dan melepas nafasnya lagi.

" Mampus gue abis sama Apih. " batinnya.

Flashback Off.

***

" Kak Awan jangan bergerak ! " Teriak Wulan, adik pertamanya.

Wulan sibuk mengoleskan cairan ke wajah kakaknya.

" Diem ya kak Awan Welfrid Guna yang ganteng. " tambah Bulan, adik keduanya.

" Untung Adik, " batin Awan.

" Kakak ini manfaatnya banyak lho ! memberikan efek menghaluskan tanda-tanda penuaan atau anti-aging, melembabkan, mencerahkan, memperbaiki tekstur, memperkuat skin barrier dan menjaga elastisitas kulit. Bagus kan ?" terang Wulan menyebutkan manfaat cairan itu.

" Iya Wul muka kakak seperti umur tujuh belas tahun, "

" Emang umur kakak berapa ?" tanya Wulan.

" Tujuh belas. "

Wulan dan Bulan tertawa.

" Kak, " lirih Bulan.

" Apa ?"

" Ada satu manfaat yang dibutuhkan semua orang tetapi gak ada di produk ini, " Bulan memegang benda bulat itu.

Awan mengernyit bingung.

" Apa lan ?"

" Gak bisa buat orang gak jomblo lagi !" sahut Bulan tanpa dosa.

Begitulah nasib seorang Awan yang harus memiliki dua adik perempuan kembar selisih lima belas menit.

Awan hanya bisa tersenyum hambar pasrah menjadi kelinci percobaan adik-adiknya seperti sekarang Wulan dan Bulan baru saja membeli masker Axix Y Mugwort Clarifying Wash Off Pack yang lagi viral itu lho ! Wajahnya ditempel-tempel masker berwarna hijau menjijikkan.

BRAK !

Pintu kamar yang tadinya tertutup rapat sekarang terbuka lebar. Seorang lelaki paruh baya berjalan masuk dengan tatapan ingin memakan seseorang sambil membawa beberapa lembar kertas.

" BULAN ! " Teriakan lantang Pak Guna, yang merupakan ayah mereka membuat mereka bertiga langsung tersentak kaget membulatkan mata mereka.

" Ini apa hah? Kamu dapat nilai D lagi ? Kamu niat sekolah gak ? Kamu ngapain aja ? " Omel Pak Guna dengan 1001 pertanyaan terhadap putri bungsunya.

Bulan tidak langsung menjawab, ia menarik nafas pelan-pelan dan menghembuskannya dengan cepat.

" Bolos. " Jawab Bulan dengan santai

" Astaghfirullah Bulan, kamu ini ya ! " Teriak Pak Guna yang hampir saja mendaratkan tangan ke wajah putrinya.

" Sabar pih, " kata Awan sembari memegang tangan ayahnya dengan maksud coba menenangkan ayahnya yang dikuasai api amarah.

" Kamu gak liat ini nilai Wulan A+ semua, sedangkan kamu apa ? Mau jadi apa kamu nanti, " Sambung Pak Guna merobek-robek kertas ulangan yang ia bawa tadi dan melemparkannya kearah wajah Bulan.

" Stop Apih ! Stop banding-bandingin aku sama Wulan ! " Sentak Bulan yang matanya mulai mengeluarkan air mata.

" Kamu berani gentak Apih ? Mulai besok kamu akan pindah sekolah bareng Kak Awan dan Wulan. " ucap Pak Guna yang sontak membuat Bulan termenung,

" Tapi pih, "

" Gak ada tapi-tapi kamu akan pindah sekolah titik. " Titah Pak Guna yang beranjak meninggalkan kamar itu.

Bulan merasakan kedua matanya mulai terasa panas, sehingga bendungan dimatanya tak dapat tertahan.

" Sabar ya, Kakak coba bicara sama Apih. " ucap Awan sambil menepuk-nepuk punggung Bulan.

Awan langsung meninggalkan kamar Wulan dan Bulan menyusul ayahnya tanpa membersihkan dahulu wajahnya. Alasannya pasti lupa !

Sementara itu Bulan terus meneteskan air matanya tanpa henti. Wulan yang tak tega hati melihat saudarinya menangis, ia memeluk saudari kembarnya itu. Namun, Bulan langsung mendorong tubuh Wulan menjauh dan berlari menuju kasur. Menutupi wajahnya dengan selimut.

" Gue benci lu Wulan ! sejak kembalinya lu di hidup gue makin ancur. " teriak Bulan diiringi isakan tangisnya.

" Bulan ! Lan ! Bulan ! Wulan sayang sama Bulan. Wulan mohon Bulan jangan benci Wulan, " Wulan memeluk tubuh Bulan yang berbalut selimut.

" Bulan juga sayang Wulan, " Batin Bulan yang pura-pura tertidur.

" Selamat malam Bulan Welfrida Guna. " ucap Wulan yang mengusap-usap kepala saudarinya.

" Selamat malam juga Wulan Welfridi Guna. "