" Jadilah pacarku " ulang Vyrlan tenang , ia berjalan mendekati Renia dan mengambil tempat duduk sembari menyeruput kopi hitamnya.
Renia masih diam terpaku mendengar ucapan Vyrlan. Laki-laki yang tidak di kenalnya ini meminta dia untuk jadi pacarnya. Laki-laki yang terlalu percaya diri.
" Aku tidak suka penolakan, mulai detik ini kamu wanitaku " ucap Vyrlan penuh intimidasi.
Renia membalikkan badannya, menatap tajam ke arah Vyrlan. Namun laki-laki itu tidak peduli dengan tatapan Renia.
" Besok kencan pertama kita, aku harap kamu tidak menghindar besok. Selesai kerja aku jemput " ucap Vyrlan dengan senyum smirknya.
Deg!.
Lagi, penuh intimidasi. Belum sempat berucap, Vyrlan berdiri tepat di samping Renia dan mengelus kepala Renia lembut.
" Aku menantikan kencan kita besok, Darling " ucap Vyrlan berlalu meninggalkan Renia yang masih mematung tak percaya.
Vyrlan menghipnotisnya begitu rupa, membuatnya tak dapat melontarkan kata-kata pedas untuk pria itu.
Renia menarik napasnya dalam. Mimpi apa dia semalam, sampai harus bertemu kembali dengan pria itu dan sekarang dia mengklaim dirinya sebagai kekasih.
Renia mengacak rambutnya frustasi.
" Sial. Kenapa dia datang ke sini. Apakah ada tempat persembunyian untuk diriku yang malang ini " Renia mengutuk pertemuannya waktu itu dan sekarang.
♡♡♡♡♡♡
Crishtan menghampiri meja kasir, ia ingin menemui Sovie dulu. Sementara Oma sedang duduk santai dengan Vyrlan yang ternyata lebih dulu sampai.
" Ada Sovie? " tanya Crishtan pada Tika yang terpaku menatapnya membuat Crishtan sedikit risi namun tak ditampakkannya.
Tika merasa di manjakan hari ini dengan pemandangan yang luar biasa. Tadi Vyrlan yang menyapanya ingin bertemu dengan Renia dan sekarang laki-laki yang tampannya sama dengan laki-laki tadi menanyakan bosnya.
Keduanya memiliki kharisma yang luar biasa. Walau style mereka sedikit berbeda tapi Tika berani bertaruh keduanya memiliki tubuh atletis yang menggoda dan seksi, walau yang satu wajahnya charming dan terkesan playboy dan yang satu ini lebih kalem namun tegas.
" Permisi, Sovie-nya ada? " ulang Crishtan mulai jengah dengan pandangan kasir di depannya.
" Eh .. eh .. ada ... langsung ke ruangannya saja, Tuan. Dari sini sebelah kiri ... di situ ruangannya " ucap Tika gugup.
" Terima kasih " ucap Crishtan meninggalkan meja kasir dan berjalan sesuai instruksi kasir tersebut dan berharap bisa berpapasan dengan Renia di sini.
Baru saja ia teringat dengan Renia, ternyata wanita itu sedang terlihat berbicara dengan rekannya. Melihatnya saja membuat Crishtan begitu bahagianya.
Ketika akan memasuki ruangan Sovie, pandangannya berserobok dengan Renia namun seketika Renia memalingkan wajahnya dan kembali berbicara dengan temannya. Membuat Crishtan sedikit kecewa, namun tidak membuatnya kesal. Melihatnya saja sudah membuat hatinya senang dan bahagia. Melihat sikap cueknya Renia membuat Crishtan lega, Renia bukan tipe wanita yang mudah jatuh cinta dan itu tantangan sendiri bagi Crishtan untuk menaklukkan hati Renia.
♡♡♡♡♡
Crishtan membuka pintu ruangan Sovie setelah sepupunya itu mengisyaratkan untuk masuk.
" Apa kabar sepupu jauhku " Sovie melangkah mendekati Crishtan dan memeluknya melepas kangen.
" Aku baik, kau selalu tampak cantik " puji Crishtan setelah melepas pelukannya.
" Kau tak berubah berwajah kalem nan dingin, namun mulutmu selalu manis " ucap Sovie bersemu merah karena pujian Crishtan.
" Hahahha ... dan kau selalu berterus terang padaku ".
" Duduklah, aku akan pesankan kesukaanmu ".
" Tidak, aku kemari bersama Oma dan Vyrlan. Aku ingin menyapamu dulu secara pribadi dan aku juga merindukan kakak sepupuku yang satu lagi " ucap Crishtan senang melihat Sovie baik-baik saja. Sovie adalah sepupunya yang selalu kesepian, di tinggal seluruh anggota keluarganya. Dan sampai saat ini yang masih setia dengan kesendiriannya.
" Akh, begitu. Kalau begitu mari kita keluar. Hari ini aku yang traktir semuanya di ruang privat di belakang " ucap Sovie menggandeng lengan Crishtan dan membawanya keluar.
Sovie dan Crishtan melangkah keluar, membuat karyawannya berspekulasi kalau yang sedang bersama Sovie itu kekasihnya. Sovie segera melepas pegangannya pada lengan Crishtan, setelah menyadari tatapan terkejut karyawannya.
" Dia sepupu jauhku, jadi kalian jangan berpikir aneh " ucapan Sovie menohok pada karyawannya. Ia juga tidak ingin Renia berpikir yang macam-macam terhadap pria di sampingnya ini. Kalau tidak, rencana yang telah di susun rapi sama keluarga besarnya akan hancur karena kesalahpahaman kecil ini.
" Renia, ada Oma Ratna di meja biasanya, bisa kau panggil dia untuk ke ruang privat " ucap Sovie dengan nada biasanya penuh sayang.
" Baik auntie " ucap Renia setelah pandangannya di alihkannya dari Sovie dan laki-laki yang disebut sebagai sepupu oleh bosnya itu.
Crishtan tersenyum memandang Renia, walau tak kentara tapi Sovie menyadari hal itu.
" Apa kau tertarik dengan karyawanku " ucap Sovie to the point. Sekaligus ingin tahu pandangan pertama Crishtan terhadap Renia.
Senyum halus tersungging di tepi bibir Crishtan. Ia tidak mau Sovie tahu dulu, biar berjalan semestinya tanpa paksaan.
♡♡♡♡♡♡♡
" Seperti pernah bertemu dengan laki-laki tersebut " gumam Renia mengingat-ingat, wajahnya cukup familier di pikirannya, seakan baru bertemu beberapa hari ini.
" Ahk ! Masa bodoh " Renia berlalu menuju meja tempat Oma Ratna duduk seperti biasanya.
Renia mendekati Oma Ratna yang sedang mengobrol dengan pria muda yang duduk menghadap Oma, membuat Renia tak dapat melihat wajah pria itu.
" Oma, maaf aku tidak tahu hari ini Oma datang " ucap Renia penuh sesal dan menghampiri Oma Ratna untuk memberi salam.
" Sayang, tidak apa. Oma yang datang mendadak hari ini " ucap Oma Ratna berdiri dan memeluk Renia. Kerlingan mata licik Oma muncul, ini kesempatan bagus untuk memperkenalkan cucunya pada Renia, calon cucu mantunya.
" Renia, kenalkan ini cucu Oma yang pernah Oma ceritakan pada kamu " ucap Oma Ratna mengajak Vyrlan untuk berdiri.
Dengan senyum liciknya, Vyrlan berdiri menghadap Renia, wanita yang baru saja di klaimnya sebagai kekasihnya.
Vyrlan mengulurkan tangannya.
Renia terkaget setengah mati, laki-laki yang baru saja mengaduk-aduk perasaannya sekarang berada di hadapannya dan ia cucu kesayangan Oma Ratna, perempuan paruh baya yang sudah dianggap seperti nenek sendiri olehnya.
OMG! Dosa apa yang telah aku perbuat selama 22 tahun di kehidupan ini, kenapa aku harus si hadapkan pada kenyataan yang pelik seperti ini. Bertemu dengan laki-laki yang menyeretku untuk dijadikan kekasih dan sekarang ia cucu dari orang yang sangat di hormati, batin Renia sedih.
" Apakah kamu tidak mau menjabat tanganku " ucap Vyrlan menyadarkan pikiran Renia yang kacau.
Dengan gugup Renia menjabat tangan Vyrlan, " Renia " ucapnya. Kalau tidak mengingat kesopanan terhadap Oma Ratna, ia tidak mau menjabat tangan Laki-laki di depannya ini.
" Vyrlan " balas Vyrlan dan melepas tangan Renia yang begitu halus dan mungil di tangannya.
Oma Ratna tersenyum penuh siasat melihat Renia dan Vyrlan berjabat tangan. Berharap salah satu cucunya berhasil membuat Renia menjadi cucu mantunya.
" Oma, auntie Sovie memintaku untuk membawa Oma ke ruang privat " ucap Renia mengakhiri tatapan Vyrlan yang begitu menusuk padanya.
" Akh, begitu ... mari ikut Oma juga di sana juga ada cucu tertua Oma , mungkin kamu sudah ketemu sama dia tadi " tebak Ratna.
Renia teringat dengan laki-laki yang di gandeng bosnya tadi.
" Sudah Oma, tapi kami belum sempat berkenalan " ucap Renia dan menggandeng Oma Ratna untuk segera membawanya ke ruang privat atau enggak laki-laki di sampingnya ini terus menggodanya dengan senyum liciknya itu.
" Renia bisa lepas pegangannya dulu, sepertinya ponsel Oma berdering " ucap Oma Ratna halus dan penuh sarat.
Renia melepas pegangannya dan melihat Oma Ratna mengambil handphonenya dan berjalan melangkah terlebih dahulu, membuat Renia dan Vyrlan berjalan bersama. Renia mempercepat langkahnya namun Vyrlan mampu mengimbangi langkahnya.
" Ayolah Darling, kalau aku tahu kamu begitu akrab dengan Omaku, ini malah mempermudah hubungan kita " ucap Vyrlan dan berhasil menghentikan langkah Renia.
" Aku bukan kekasihmu jadi berhentilah menggangguku " ucap Renia pelan namun penuh tekanan. Ia harus menjaga wibawanya. Kafenya cukup ramai hari ini, ia tidak mau mempermalukan dirinya karena lelaki ini.
" Kamu cantik, kalau marah " ucap Vyrlan berlalu, menimbulkan warna merah padam pada wajah Renia.
Sial. Aku harus menghindar dari dia, kalau tidak jantung dan hatiku akan berada di ruang operasi karena tak lagi normal, batin Renia yang sedari tadi menyadari kalau jantungnya tak lagi normal. Setiap tatapan dan senyum licik yang ditampakkan Vyrlan berhasil mengaduk-aduk emosinya.
Vyrlan melangkah penuh kemenangan, melihat perlakuan Oma pada Renia memudahkannya untuk membawa Renia pada keluarganya, yang jadi tugas beratnya saat ini adalah membuat wanitanya jatuh cinta padanya.
Ya, jatuh cinta hanya pada Vyrlan Harry Sanjaya.
◇◇◇◇◇◇◇◇