Chereads / Pilihan ( I Love You) / Chapter 8 - ■■ CURHAT

Chapter 8 - ■■ CURHAT

Dalam perjalanan.

" Jadi apa rencanamu di sini ? " tanya Vyrlan memandang sepupunya sembari fokus pada kemudinya.

" Mencari istri, mungkin " ucap Crishtan memandang ke luar, pandangannya jauh melayang pada Renia. Gadis yang selama ini menghantui pikirannya.

Gadis manis yang sedari awal menarik perhatiannya. Gadis polos yang begitu ingin dimilikinya. Pertemuan di bandara tadi semakin membuatnya yakin kalau Renia adalah jodohnya. Bertahun-tahun ia tidak pernah bertemu dengannya, hanya informasi dari detektif swasta yang ia sewa yang dapat mengurangi rasa penasarannya pada kehidupan Renia, tapi Crishtan tidak mau si bilang penguntit. Kalau Renia sudah punya pasangan pun ia akan berhenti seketika tapi kenyataannya Renia masih sendiri sampai saat ini dan itu menambah keyakinannya untuk mengejar Renia dan ini menguatkannya untuk balik ke Indonesia. Untung saja sepupunya Nathan tidak menolak perjodohan keluarga kalau tidak mungkin ia akan menjadi korban keluarganya sendiri.

" Istri? Are you sure? Kita masih muda, apa kamu begitu tertarik untuk berkeluarga? " tanya Vyrlan tidak menyangka kalau sepupunya ini akan berkeluarga secepat ini, walau dari segi usia memang seharusnya dia sudah berkeluarga.

" Kenapa tidak, usiaku cukup matang untuk itu " jawabnya memandang Vyrlan serius.

" Lalu calonnya? ".

" Sudah ketemu tadi " jawab Crishtan singkat. Sebenarnya tidak benar-benar bertemu dan bercakap, hanya pertemuan yang tidak di sengaja.

" Aku penasaran, gadis seperti apa yang bisa menarik perhatianmu ".

" Dia hanya gadis biasa, dari keluarga yang biasa ". Ya, hanya itu yang ia tahu tentang latar keluarga Renia.

" Kapan kau berencana memperkenalkannya padaku? " tanya Vyrlan penasaran.

" Simpan rasa penasaranmu " jawab Crishtan sembari menutup matanya, rasa lelah menghampirinya, jet lag ini membuatnya ingin tidur sebentar.

Vyrlan melirik sepupunya itu, tidak menyangka kalau Crishtan ingin membina rumah tangga dengan orang yang dicintainya. Sedangkan ia sendiri tidak tahu harus seperti apa memulai hubungan dengan seorang wanita. Dan satu-satunya yang terlintas dalam pikirannya saat ini adalah Renia, gadis tanpa nama yang menarik.

Vyrlan tersenyum mengingat kejadian di malam itu, bagaimana ia mencuri ciuman pertama gadis itu dan siluet badannya yang menggairahkan malamnya.

" Aku harus bertemu kembali, tidak peduli hambatannya, kali ini aku harus memperjuangkan keinginanku sendiri " batin Vyrlan yakin, meyakinkan dirinya sendiri.

♡♡♡♡

" Hai, manis " sapa Nathan dan duduk di depan Renia yang sedang istirahat di taman belakang caffe yang sengaja di desain senyaman mungkin buat pelanggan VVIP yang butuh privasi. Dan satu-satunya pelanggan yang punya akses ke belakang hanya Renia. ( Alasannya pasti tahu lah ya ~Author).

" Kak Nathan " ucap Renia sembari menyodorkan sepotong cake yang sedang ia nikmati pada Nathan.

Tanpa basa-basi Nathan mengambilnya dan memotong kue itu dan memasukkan dalam mulutnya, " Manis " ucapnya suka.

" Aku kira kakak sudah pulang? ".

Nathan tersenyum, tidak menyangka kalau Renia masih ada hubungan dengannya, walau sebenarnya tidak benar-benar ada hubungan darah.

" Ingin mengobrol denganmu dulu ".

" ngobrolin tentang Siska? " tebak Renia asal, karena tidak ada topik yang bisa ia obrolin dengan Nathan saat ini.

" Tidak, Semua tentang Siska sudah aku ketahui " jawab Nathan bangga.

" Lalu ... " ucap Renia bingung sekaligus tidak menyangka kalau Siska, kakaknya itu sangat terbuka pada Nathan, membuat Nathan tidak bertanya padanya yang notabene teman sekaligus adik bagi Siska, yang seharusnya situasi ini membuat mereka bisa berbagi rahasia.

" Mana tahu, kamu ingin curhat padaku, tentang pria ... " ucap Nathan serius sekaligus ingin tahu isi hati Renia, ia ingin mendekatkan diri pada Renia agar bisa memudahkan misi perjodohan ini.

Sebenarnya pria mana pun yang jadi pilihan Renia tidak masalah yang terpenting, Renia dan pria itu saling suka. Tidak peduli Vyrlan, Crishtan atau pria yang lainnya.

" Entahlah kak, sebenarnya ... " Renia menghembuskan napas dengan kasar sembari menopang dagu.

" Sebenarnya apa? " Nathan mulai penasaran dengan kalimat Renia.

" Apa aku bisa berbagi rahasia denganmu? " Renia berusaha mencari celah untuk mempercayai Nathan. Jujur, selama ini ia tidak benar-benar jujur pada Siska maupun Sovie tentang perasaannya. Yah, dia termasuk tipe yang tertutup.

Tapi entah kenapa, dengan laki-laki di depannya ini ia seperti bisa membagikan rahasia hatinya.

" Percayalah padaku " ucap Nathan meyakinkan Renia dan ini yang di harapkannya menjadi kepercayaan gadis manis ini dan bagaimana pun, Renia masih bagian dari keluarganya.

Renia menatap dalam ke arah Nathan, meyakinkan dirinya juga, kalau pria di depannya ini layak untuk di percaya.

" Beberapa hari ini, aku mengalami hal yang di luar kendaliku " ucap Renia akhirnya menceritakan masalahnya.

Nathan terdiam menunggu lanjutan cerita Renia.

" Beberapa waktu lalu aku bertemu dengan laki-laki resek yang mengusik liburanku " ucap Renia membayangkan kejadian bersama Vyrlan di pulau waktu itu.

" Terus apa yang mengusikmu? " ucap Nathan tertarik dan mulai penasaran karena Vyrlan berhasil mengusik pikiran Renia.

" Terus masih ada satu lagi ... Laki-laki di Bandara yang tidak sengaja aku temui hari ini, di begitu ... " Renia menghentikan ucapannya, ia tidak tahu bagaimana mengekspresikan perasaannya pada pria itu.

Nathan terenyak, tidak menyangka Crishtan juga berhasil mengusik hati gadis manis ini. Jadi sebenarnya seperti apa perasaan Renia. Apa ia jatuh cinta pada keduanya.

" Aku tidak jatuh cinta pada keduanya " ucap Renia menjawab isi pikiran Nathan. Nathan seperti maling yang tertangkap basah telah mencuri sesuatu karena jawaban Renia yang tepat menangkap isi hatinya.

" Lalu yang mengusikmu apa? " ucap Nathan penasaran dan geregetan dengan ucapan Renia yang menggantung penasarannya.

" Antahlah kak, tapi firasatku tidak enak pada keduanya seakan-akan takdir mempermainkan kami " ucap Renia begitu saja, walau ia sendiri tidak tahu kenapa bisa berpikir seperti itu.

Bagai disambar petir, Nathan tidak menyangka perasaan gadis ini begitu sensitif, tapi ia harus memecah pikiran Renia agar gadis ini tidak menyadari kalau pertemuan mereka bertiga memang disengaja.

" Mungkin perasaanmu saja, mana ada perasaan yang seperti itu, makanya jangan kebanyakan menonton drama. Ini pasti ulah Sovie yang meracunimu menonton drama-drama itu " ucap Nathan mengkambing hitamkan Sovie, walau sahabatnya itu memang penggemar berat drama, terutama bergenre romantik.

" Sepertinya begitu, auntie Sovie sering mengajakku menonton drama, oppa-oppanya ganteng-ganteng dan mereka romantis " ucap Renia bersemangat membuatnya berdiri seketika.

Nathan terperanjat, tidak menyangka respons Renia seperti ini. Bertambah lagi korban drama, batinnya sembari menepuk jidatnya.

" Jam istirahatku habis, lain kali kita bicara lagi ya kak , bye " ucap Renia pamit dan berlalu meninggalkan Nathan yang masih terdiam dengan kekonyolan di dalam hatinya.

" Jadi curhatnya apa? " Nathan sulit mengekspresikan perasaannya saat ini, ia benar-benar dibuat frustasi oleh Renia, wanita itu memang susah untuk ditebak. Pantas Sovie mengatakan kalau ia bodoh mengenai cinta, karena ia tidak bisa memahami perasaan wanita yang susah ditebak arahnya.

" Aish, bisakah aku lebih sensitif lagi terhadap wanita dan anak kecil ini benar-benar mempermainkanku " Nathan mengacak-acak rambutnya frustasi dan melihat Renia yang kesenangan karena keisengannya.

◇◇◇◇