Crishtan memandangi kotak kue yang ada di tangannya, senyuman tersungging di bibir tipisnya. Ganteng. Badan atletisnya yang pas dengan kemejanya benar-benar memancarkan karisma yang luar biasa.
" Gadis manis " gumam Crishtan mengedarkan pandangannya melihat Renia menghilang dari pandangannya.
Selang beberapa menit kemudian, Vyrlan menghampiri Crishtan yang tengah duduk menunggu kedatangannya.
" Sudah lama menungguku " tegur Vyrlan berdiri tepat di depan Crishtan. Crishtan mengamati laki-laki yang berdiri di depannya, lama ia tidak bertemu dengan sepupunya ini, hampir dua tahun. Tidak ada yang berubah dari Vyrlan kecuali tampilannya yang sedikit dewasa.
Crishtan berdiri, merapikan dirinya.
" Apakah pelukan dapat menghilangkan kerinduanmu padaku " ucap Crishtan menggoda dan langsung memeluk sepupunya itu dan disambut baik oleh Vyrlan.
" Senang bertemu lagi ".
" Really? " Crishtan tak percaya Vyrlan mengucapkan kalimat tersebut, karena selama ini ia dan Vyrlan selalu bersaing dalam berbagai hal. Apa pun itu, kecuali wanita. Mereka sangat menghindari persaingan yang satu itu. Karena bagi mereka wanita akan menghancurkan benteng persaudaraan antara mereka.
" Hai, bung. Sejak kapan kamu tidak mempercayai sepupumu ini " komentar Vyrlan tak terima ucapan nyeleneh Crishtan dan melepas pelukannya.
" Hahaha ... " tawa Crishtan pecah, " Kau masih Vyrlan yang aku kenal " ucap Crishtan menyesal telah memuji sepupunya itu, ia tidak berubah tetap Vyrlan si perusak suasana.
" Akh ... sudahlah, kita bicara dalam perjalanan nanti. Aku tidak menyukai suasana bandara, berisik " ucap Vyrlan melempar pandangannya ke sembarang arah.
" Baiklah, aku kemasi barang-barang ini dulu " ucap Crishtan sembari mengambil kotak kue pemberian Renia tadi yang terletak di kursi tunggu dan meraih kopernya tepat di sampingnya.
Vyrlan melirik tangan kanan Crishtan yang memegang kotak kue.
" Itu untukku " ucap Vyrlan meraih kotak tersebut dan membukanya. Eclair cake dengan 3 jenis topping strawberry, cheese dan coklat.
Vyrlan mengerutkan keningnya, " Ayolah, sepertinya kau lupa kalau aku tidak menyukai hal-hal yang berbau manis seperti ini " Vyrlan kecewa dengan kotak yang dipegangnya dan menyerahkan kembali pada Vyrlan, " Ini seleramu " lanjutnya kesal.
Crishtan memandangi kembali kotak kue tersebut, sebuah senyuman tersungging di ujung bibirnya.
" Sepertinya berjodoh " gumam Crishtan manis.
" Apanya yang berjodoh? " Vyrlan menangkap suara halus itu.
" Kue ini " ucap Crishtan berlalu meninggalkan Vyrlan yang kebingungan. Setela ini Crishtan akan mencari tahu tentang Renia gadis pemalu yang memberi kue ini dengan percuma.
♡♡♡♡
" Auntie Sovie ke mana ? " tanya Renia yang baru sampai di toko, hari ini perasaannya sedang tidak baik. Dikerjai pelanggan dan bertemu laki-laki yang membuatnya malu dan kehilangan kotak kuenya dengan percuma walau sebenarnya ia sendiri yang memberikan pada laki-laki itu.
" Ada di ruangannya, kebetulan tadi pesan kalau kamu sudah sampai, langsung ke ruangannya " jawab Devi, yang selalu setia dengan meja kasirnya.
Renia segera menuju ruangan Sovie, ia tak sabar menjelaskan kesialannya pada Sovie hari ini. Ia cukup terbuka dengan Sovie walau usia mereka terpaut 12 tahun ia lebih menganggap Sovie seperti kakaknya sama seperti Siska.
Tok ... tok ...
Renia mengetok pintu. Kemudian membuka pintu tersebut dan mendapati Nathan juga ada di sana. Renia sedikit canggung dan otaknya berpikir keras, kenapa ada Nathan di sini, apa hubungan mereka. Selama ini ia tidak pernah melihat Sovie membawa teman laki-laki ke toko dan lebih tidak pernah lagi melihat Nathan ke sini baik berkunjung atau pesan kue di sini.
" Hai " Nathan melambaikan tangannya memecah pikiran Renia.
" Kak Nathan " nada Renia seakan menanyakan kenapa ada Nathan di sini.
" Dia sepupu sekaligus sahabatku " ucap Nathan menjawab keraguan Renia.
Renia dibuat salah tingkah dengan ucapan Nathan saat ini, ia terlalu pikir macam-macam, apa yang akan dikatakan pada Siska nanti kalau ia telah salah sangka terhadap kekasihnya.
" Iya " hanya itu yang bisa di ucapkan oleh Renia saat ini.
" Auntie, aku permisi dulu, nanti saja aku kembali. Maaf telah mengganggu waktunya " ucap Renia ingin mengakhiri kebodohannya di depan Sovie dan Nathan.
" Auntie " ucap Nathan terkikik mendengar panggilan Renia pada Sovie, walau usia mereka terpaut cukup jauh, Sovie belum atau tidak terlihat seperti tante-tante, dia terlihat muda dan elegan.
Sovie melirik tajam ke arah Nathan tak terima dengan ejekan Nathan. Hawa dingin langsung menyerang Nathan, sebentar lagi wanita ini akan mengamuk padanya.
" Keluarlah dulu Renia, nanti aku bicara pada kamu " ucap Sovie ketus sembari menatap tajam Nathan.
" Baiklah, aku permisi dulu, sampai jumpa lagi kak Nathan " ucap Renia mengundurkan diri.
" Bye, manis " ucap Nathan sembari melempar senyum manisnya.
Pintu tertutup rapat.
" Kenapa Renia memanggilmu Auntie? Usiamu enggak terlalu jauh dari dia ... kalau dihitung-hitung hanya terpaut 7 tahun ".
" Aku berbohong padanya, yang dia tahu umurku 34 tahun " jawab Sovie santai.
" Kenapa? " kening Nathan berkerut seketika, tidak percaya.
" Sebenarnya, Renia itu memang keponakanku " ucap Sovie menarik napas berat.
" Apa? " rasa tidak percaya Nathan berkali-kali lipat saat ini, cerita macam apa ini. Kenapa hubungan mereka saling bertautan, seolah-olah ada benang merah yang menghubungkan mereka.
Sovie berpikir sejenak, alangkah baiknya Nathan tahu rahasia ini, agar ia tidak terlalu terbebani dengan masalah ini. Oma Ratna yang mengatur perjodohan ini membuatnya harus ikut campur juga demi masa depan ponakannya walau saat ini ia mesti menutupi segalanya dari Renia.
" Singkat ceritanya, ayah Renia adalah kakakku, ia kabur dengan ibu Renia mereka kawin lari. Karena kakakku menolak untuk dijodohkan dengan keluarga Nasution. Kakakku hidup sederhana di sebuah kota, ayahku yang mendapatkan kabar itu murka dan membuat jantungnya lemah dan di rawat intensif di rumah sakit. Ayahku tidak kunjung sembuh, ia berharap untuk terakhir kalinya bisa bertemu dengan kakakku dan mau menerima keluarga kecilnya, tapi sayang ketika saat itu kami dapat kabar kakakku mengalami kecelakaan, dia meninggal dan istrinya telah mengandung. Ketika kami berusaha mencari keberadaan istrinya, ia hilang bagai di telan bumi. Dan entah bagaimana ceritanya Oma Ratna berhasil menemukan Renia kecil dan menitipkannya pada ibu angkatnya saat ini ".
Sovie melempar pandangannya ke sembarang arah.
" Dan aku baru tahu cerita ini dua tahun yang lalu, ketika Oma Ratna membawa Renia untuk bekerja di tokoku. Dia persis seperti kakakku, manis dan polos " ucap Sovie sedih mengingat kakaknya yang begitu sayang padanya.
Nathan terdiam, sedikit banyak ia bisa menarik kesimpulan dari masalah ini.
" Karena itu kamu berbohong mengenai usiamu agar ia memanggilmu seperti yang seharusnya " tebak Nathan.
Sovie menganggukkan kepalanya.
" Dan kenapa Oma Ratna menjodohkan mereka, agar hubungan yang terputus dulu bisa terjalin kembali " tebaknya lagi.
" Kau memang pintar " puji Sovie.
" Jangan meremehkanku, kalau tidak mana mungkin aku bisa bertahan sampai detik ini dengan posisi yang sekarang ini " ucap Nathan bangga.
" Tapi kau bodoh dalam urusan cinta. Hahaha " ucap Sovie menusuk, tawanya pecah melihat ekspresi Nathan yang berubah seketika.
" Aish, kenapa di bahas lagi. Kamu tunggu saja. Aku akan buat perhitungan pada keluargaku, aku tidak akan menyerah meyakinkan keluargaku. Cerita mengenai kakakmu menjadi pelajaran buatku " ucap Nathan yakin, kalau ia tidak akan berakhir tragis seperti yang di alami keluarga Renia.
" Lalu sekarang apa rencana kita ".
" Aku lebih suka Crishtan yang mendekati Renia, walau aku sendiri juga tertarik dengan Vyrlan. Tapi entah kenapa perasaanku berkata kalau Crishtan mampu menarik perhatian Renia atau sebaliknya Renia yang akan jatuh cinta pada Crishtan. Jadi rencanaku adalah mendekatkan dua orang ini, mengenai Vyrlan Oma Ratna akan mencari solusinya ".
Nathan menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Ia pun tidak sungkan untuk membantu Sovie dalam misi ini. Dengan begitu ia juga leluasa berhubungan dengan Siska di depan Renia nantinya sekaligus meyakinkan perempuannya itu, kalau ia benar-benar serius dengan hubungan ini.
◇◇◇◇◇