Chereads / Pilihan ( I Love You) / Chapter 4 - ♡♡ Ciuman Pertama

Chapter 4 - ♡♡ Ciuman Pertama

Tiba-tiba petir menggelegar, cukup keras terdengar oleh Renia. Spontan tubuhnya berhamburan masuk ke dalam pelukan Vyrlan, Vyrlan terkesiap kaget. Beberpa detik kemudian, tangannya memeluk erat Renia. Renia tak bisa berpikir jernih badannya menggigil seketika, ia takut hujan dan petir.

" Aku takut hujan dan petir " ucapnya lirih dibalik pelukan Vyrlan.

" Tidak apa, hujan dan badai itu biasa terjadi kalau kamu berada di pulau seperti ini " ucap Vyrlan menenangkan, entah kenapa Vyrlan begitu ingin melindungi Renia saat ini. Perasaan kesalnya berubah menjadi simpati, tapi bukan Vyrlan namanya kalau berterus terang dengan perubahan perasaannya, ia ingin selidiki dulu Renia, ingin tahu seperti apa gadis di depannya ini.

Petir semakin menjadi-jadi di luaran sana, Renia semakin mempererat pelukannya, ia membuang rasa gengsinya, sekarang ini yang dibutuhkannya adalah sebuah perlindungan.

" Kalau pelukanmu erat seperti ini, habislah badanku " goda Vyrlan.

Renia terdiam, kemudian melonggarkan pelukannya. Ia lupa laki-laki di depannya ini bukan Siska dan ia juga baru bertemu kemarin dengan situasi yang tidak menyenangkan.

Vyrlan kembali mendekap Renia, saat ini gadis ini butuh bantuannya.

" Kau boleh memelukku sesukamu, hari ini aku sedang berbaik hati " ucap Vyrlan angkuh.

" Bersabarlah Renia, situasi ini akan berakhir sebentar lagi kamu butuh perlindungannya " batin Renia kesal dengan sikap angkuh Vyrlan.

Vyrlan bergerak dan membetulkan pelukan Renia. Ia melonggarkan pelukan Renia dan membuat Renia mendongak melihatnya tanda tidak mengerti. Vyrlan hanya tersenyum. Ia kembali duduk dan sekarang memeluk Renia dari belakang.

" Seperti ini lebih nyaman " ucapnya sembari melingkarkan selimut kepada dirinya dan Renia. Renia seketika merasa nyaman dan terlindungi oleh Vyrlan.

Laki-laki ini baik dan hangat tapi kenapa sikapnya itu bikin aku kesal, apakah aku berlebihan kepadanya kemarin makanya dia bersikap seperti itu padaku, batin Renia mengingat pertemuan mereka kemarin. Akh, kemarin itu dia juga salah, dia pantas mendapatkannya , gerutu Renia.

" Sial, gadis ini tak bisa tenangkah kalau seperti ini jangan salahkan aku melakukan hal yang ingin aku lakukan " umpat Vyrlan membuatnya ingin mencumbu Renia.

Kali ini Vyrlan yang memeluk erat Renia, membuat Renia terkejut, ia bisa mendengar detak jantung Vyrlan yang berpacu keras, membuat Renia tersipu malu, apakah Vyrlan tertarik padanya atau apakah laki-laki ini akan berbuat sesuatu padanya nanti, pikiran-pikiran buruk menghantui Renia. Badannya semakin tidak tenang.

" Bisakah kau tenang nona, ini akan membuat kerugian diantara kita berdua " ucap Vyrlan datar.

" Maaf, aku terlalu takut ".

" Takut karena aku atau suara petir di luaran sana? ".

" Dua-duanya " spontan Renia. " Oops, maafkan aku " ucap Renia lirih menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

" Kalau kau tidak tenang lagi, mungkin aku akan melakukan hal-hal yang ada di dalam pikiranmu itu, aku ini laki-laki " ucap Vyrlan sambil mengusap halus kepala Renia.

" Karena dia laki-laki makanya aku mesti waspada " umpat Renia.

" Jangan mengumpatku " tebak Vyrlan menusuk Renia.

" Kenapa kamu bi ... " Renia terdiam, tiba-tiba sebuah kecupan mendarat di bibirnya, seketika Renia mendorong Vyrlan kuat.

" Kamu ... " teriak Renia tidak terima karena ciuman pertamanya telah direbut oleh laki-laki yang tidak di kenalnya.

" Bukankah sudah aku katakan, jangan bergerak karena itu membuatku menjalankan apa yang ada di dalam pikiranmu, nona " ucap Vyrlan merasa tak bersalah. Tapi ia bisa menebaknya dengan reaksi Renia seperti tadi, ini pasti ciuman pertama gadis itu. Vyrlan tersenyum senang.

" Kamu ... " tanpa pikir panjang Renia berlari keluar dari tenda, pikirannya kacau ia marah dengan sikap Vyrlan yang seenaknya begitu, lebih baik mati ketakutan di luaran sana daripada harus melakukan sesuatu yang diinginkan oleh Vyrlan. Vyrlan terdiam tak melakukan untuk menyusul Renia, ia merasa tak bersalah, gadis itu saja yang terlalu bawa perasaan.

AKHHH ... Suara teriakan Renia, membuat Vyrlan tak tenang. " Sial " umpatnya segera berlari keluar.

Vyrlan mendapati Renia berjongkok sembari menutup telinganya, hujan belum reda dan petir sesekali menggelegar. Vyrlan menghampiri Renia yang terlihat pucat dan menuntunnya kembali ke tenda.

" Sekarang sudah aman, maafkan aku, aku tidak bermaksud jahat padamu " ucap Vyrlan menenangkan Renia sembari mengelus punggung gadis itu.

Tapi masalah terbesar mereka saat ini adalah pakaian mereka berdua basah kuyup dan lebih sialnya Vyrlan hanya punya satu setelan yang kering, ia tak berpikir hal seperti ini akan terjadi.

Dilihatnya Renia menggigil dan pucat.

" Nona, apakah kau percaya padaku, apa yang aku lakukan kau akan percaya padaku " ucap Vyrlan lembut meyakinkan, membuat Renia menangguk yakin.

" Apa pun yang aku lakukan setelah ini, tolong percayalah padaku dan satu hal lagi jangan melakukan hal yang bodoh lagi " ucap Vyrlan tegas.

Renia tidak bisa berkata, tubuhnya sangat kedinginan. Dilihatnya Vyrlan membuka baju di depannya membuat Renia spontan membalikkan badannya.

" Aku sudah selesai, karena pakaianku ada satu, jadi kamu pakai selimut ini saja untuk menghangatkan tubuhmu, selimutnya tebal cukup untuk membalut tubuhmu " ucap Vyrlan sembari memberikan selimut pada Renia.

" Buka bajumu " ucap Vyrlan datar.

" Kenapa? " tanya Renia tak percaya, beberapa saat yang lalu ucapan laki-laki itu begitu membuatnya tenang.

" Apakah kau akan menyelimuti baju yang basah itu " ucap Vyrlan kesal.

" Baiklah, tapi kamu harus berbalik, aku tidak mungkin membuka baju di depanmu " ucap Renia pasrah, badannya tak lagi bisa berkompromi dengan rasa dingin ini.

Vyrlan mengikuti ucapan Renia, dia sekarang sudah berbalik.

" Jangan balikkan badanmu sebelum aku berkata selesai " ucap Renia waspada.

" Tidak akan, buruan ganti pakaianmu aku mau istirahat, hari ini membuatku sangat lelah " ucap Vyrlan menahan kesabarannya.

" Iya ". Renia sesegera mungkin membuka pakaiannya dan membalutnya dengan selimut erat-erat.

♡♡♡♡

Keesokan harinya, Vyrlan meminta paman Danny untuk menjemputnya sesegera mungkin, Renia demam dan tak sadarkan diri. Ia harus secepatnya dilarikan ke rumah sakit. Semalaman Vyrlan tidak tidur dia menjaga Renia agar Suhu tubuhnya tidak tinggi.

" Paman, kita langsung balik ke Jakarta, gadis ini butuh dokter sesegera mungkin " ucap Vyrlan menggendong Renia menaiki ferry pribadinya.

Paman Danny terlihat sedikit panik melihat Renia yang tak sadarkan diri.

" Ada apa dengan nona ini, tuan muda " tanya paman Danny khawatir.

" Panjang ceritanya paman, nanti aku ceritakan " ucap Vyrlan membaringkan Renia di atas tempat tidur.

Vyrlan menatap lembut ke arah Renia, gadis yang manis pikir Vyrlan. Seketika Vyrlan membayangkan kejadian semalam, wajahnya merona membayangkan siluet cantik ketika Renia membuka pakaiannya. Tubuh yang mungil dan ramping, membuatnya bergairah. Malam itu membuat Vyrlan frustasi.

" Nona, siapakah dirimu. Kenapa membuatku langsung bertekuk lutut padamu " ucap Vyrlan lirih. Ingin rasanya Vyrlan mengecup bibir itu sekali lagi tapi tidak mungkin paman Danny ada di dekatnya kalau tahu dia berhubungan lagi dengan seorang wanita, itu akan membuat wanita ini kesulitan, paman Danny pasti akan berusaha menghalanginya sekali lagi untuk berhubungan dengan seorang wanita.

" Sudah di cek siapa gadis ini paman, setelah sampai rumah sakit, hubungi keluarganya " ucap Vyrlan menatap hangat Renia.

◇◇◇◇