Renia gadis manis berumur 22 tahun. Anak yatim piatu, yang dirawat dari kecil oleh Bunda Indun orang tua angkatnya. Bekerja sebagai pelayan di Sovie Cake's.
" Renia, cepat bawakan pesanan Oma Ratna, beliau sudah menunggu lima menit yang lalu " kata tante Sovia menyadarkan lamunan Renia yang entah apa yang di pikirkan gadis itu.
" Baik, auntie " balasnya sembari mengambil nampan berisi pesanan Oma Ratna, pelanggan setia Sovie cake's yang setiap Sabtu sore selalu datang ke toko itu.
Renia menghampiri meja Oma Ratna yang sedang asyik membaca novel klasiknya. Tanpa mengusik ketenangan Oma, Renia meletakkan pesanan dan duduk di hadapannya.
" Oma nikmati dulu pesanannya mumpung masih hangat " ucap Renia akhirnya karena melihat Oma tidak meresponsnya setelah tiga menit duduk di hadapan wanita paruh baya tersebut.
Oma Ratna langsung menutup buku dan merapikannya kemudian memasukkan novel tersebut ke dalam tasnya. Ia melirik Renia dan tersenyum hangat, tangannya meraih cangkir teh yang tepat di hadapannya, menyeruputnya perlahan dan kembali meletakkannya.
" Terima kasih, sayang " ucapnya lembut.
Renia membalas dengan senyuman tulus.
Oma Ratna masih kerabatnya keluarga Tante Sovie, Renia teringat pertama kali bertemu Oma di kafe ini. Beliau tersenyum kepadanya dan mengajak Renia untuk menemaninya sekedar mengobrol ringan, katanya untuk mengurangi rasa rindunya kepada cucu-cucunya yang tinggal di luar negeri. Renia selalu siap sedia untuk beliau dan tante Sovie memberi Renia waktu free untuk menemani Oma Ratna selama 30 menit. Walau terkadang Renia tidak enak hati dengan karyawan yang lain. Karena mendapat hak istimewa dari Sovie, namun entah kenapa sampai saat ini tidak ada satu pun karyawan yang iri atau sekedar mengumpatnya dan itu memberikan kelegaan di hati Renia.
Oma Ratna menyodorkan amplop putih ke hadapan Renia menyadarkannya dari lamunan, Renia tertegun sesaat melihat amplop tersebut, ragu-ragu untuk meraihnya.
" Ambillah, ini hadiah dariku " ucap Oma Ratna meyakinkan.
Renia akhirnya mengambil amplop tersebut dan membukanya. Tiket perjalanan. Pulau Pelangi, kep. Seribu.
" Oma apakah ini sungguhan " ucap Renia tidak percaya, impian untuk berlibur di sebuah pulau bakalan terwujud lewat tiket ini.
Oma Ratna tersenyum hangat memandangi Renia dan mengangguk.
" Berangkatlah besok dan jangan khawatir masalah cutimu, aku sudah minta izin sama Sovie " ucap Oma meyakinkan.
Renia masih menimbang pemberian Oma Ratna antara senang dan ragu, karena itu berarti ia harus libur dan enggak enak hati dengan karyawan lain, mengingat akhir-akhir ini suasana kafe lagi ramai-ramainya.
" Ambillah " ulang Oma meyakinkan.
" Baiklah, terima kasih Oma " ungkap Renia senang dan beranjak dari tempat duduknya, menghampiri Oma Ratna dan memeluknya.
" Sayangku yang manis " balas Oma Ratna sambil mengusap lembut punggung Renia.
โกโกโกโก
Disisi lain.
" Tuan muda, sekarang apa rencana Anda, langsung pulang ke rumah? " tanya seorang pria paruh baya kepada majikan muda di depannya.
" Paman, aku ingin berlibur sebentar dulu, sebelum menemui keluargaku. Hidup dikontrol itu tidak enak. Sesekali memberontak tidak masalahkan " ucapnya sombong, " Dan jangan beritahu keluarga rencana kita kemarin " perintahnya.
" Baik tuan muda " ucap laki-laki paruh baya itu tenang.
Flash back.
" Jadi dia berencana berlibur dulu, dasar anak nakal itu, ke mana rencananya pergi? " ucap suara di seberang telepon sana. Suara wanita paruh baya yang bijaksana. Ya, dia adalah Oma Ratna, nenek dari laki-laki muda yang bernama Vyrlan Harry Sanjaya. Cucu termuda dari keluarga Ratna Nasution.
" Pulau Pelangi, nyonya " jawab Danny, pelayan kepercayaan Ratna pengganti CCTV untuk mengawasi setiap gerak-gerik cucunya itu apalagi godaan-godaan dari wanita yang ingin mendekati cucunya.
" Baiklah awasi dia terus, aku punya rencana baru. Nanti aku hubungi lagi " sambungan terputus.
Flash On.
Shift Renia telah berakhir, ia mengganti pakaiannya dan berpamitan kepada rekan-rekannya. Ketika hendak keluar ia melihat Oma Ratna masih duduk di meja tadi, Renia langsung menghampiri Oma Ratna.
" Kenapa belum pulang Oma? ".
Oma Ratna tersenyum manis memandangi Renia penuh kasih.
" Tidak apa, kamu pulanglah dulu, Oma masih ada keperluan, ada janji bertemu teman di sini. Jangan lupa untuk bersiap-siap liburan yang menyenangkan besok " ucap Oma Ratna tersenyum puas.
" Baiklah Oma, aku pulang dulu " ucap Renia sembari memberikan pelukan hangat buat Oma Ratna.
Renia meninggalkan Sovia Cake's
" Apa tidak masalah Oma, mempertemukan mereka di sana? " tanya Sovie ragu sembari mengambil posisi duduk di hadapan Oma setelah melihat Renia meninggalkan kafe.
" Jangan khawatir Sovie, aku tahu sifat Vyrlan dan aku juga tahu persis seperti apa Renia, mereka akan baik-baik saja " ucap Oma Ratna optimis.
Oma Ratna tidak tahu di antara kedua cucunya, mana yang akan membuat Renia menjadi miliknya, tapi satu hal yang pasti selagi ada kesempatan untuk mempertemukan salah satunya, Oma Ratna akan berusaha untuk membuat rencana agar salah satu cucunya jatuh cinta kepada Renia.
โโโโโโโโโโโโ