Chereads / Kapadokya / Chapter 51 - Alkatira

Chapter 51 - Alkatira

Cinta itu pisau paling tajam di dunia

Membelah hati dan rasa

Bahkan asa dan harapan semua musnah

Jika hati terbelah dan jantung terpanah sirna

'Alkatira…. ' sapa seorang wanita bergaun hitam mendekati Alkatira yang sedang menyendiri memandang kolam air di hadapannya.

Alkatira menoleh dan memandang wanita tersebut, lalu dilihatnya dan disapanya. 'Alma…'

'Ada apa Alkatira ?' Alma mendekati suaminya yang sejak tadi termenung memandang riak-riak air yang membentuk gelombang - gelombang bulat saat terlempar oleh batu.

'Alma, mari duduklah disini. Lihatlah bagaimana riak air itu membawa semuanya ke pinggir. Coba lempar batu itu dan lihat betapa satu gaya di tengah lingkaran akan membuatnya beriak- riak sampai ke tepi.' Alkatira menarik tangan Alma dan membuatnya duduk di sebelahnya.

'Kakanda, apa yang membuatmu termenung memandang riak air di kolam ini, bukankah kanda sedang menunggu sepuluh perwira datang untuk mematangkan rencana kita.' Alma mengingatkan suaminya akan rencana mereka masuk ke kota besar Roma.

'Alma …..' Alkatira mengusap tangannya lalu mengajak Alma masuk ke ruangan di dalam rumah itu karena hujan sudah mulai rintik turun.

'Alma, tolong mintalah adikmu untuk menemui mereka dahulu. Dan jangan singkapkan tirai ruangan ini. Tunggu aku nanti aku akan menemui mereka pada waktunya.' Alkatira menyuruh Alma pergi menemui para perwira yang akan membantu mereka bergerak dua malam lagi.

Alkatira membiarkan lampu tidak dinyalakan di ruangan yang gelap setelah matahari sempurna lenyap dari tahtanya di angkasa raya.

'Alma, bagaimana lagi aku bisa membunuh nyawa bersamaku. Aku hanya ingin melepas rindu seperti burung merpati yang terbang ke angkasa tatkala berpisah dengan kekasih hatinya. Semua harus dialokasikan ke gedung yang kosong dan tanpa orang. Yang mau mati biarlah mereka mati.' Alkatira mendesis di dalam hatinya. Tak sanggup dia meneruskan teriakan perjuangan mereka dan ingin rasanya pergi dari kubah kota itu untuk menemukan seseorang yang sangat dirindukannya.

'Ishmir, kota itu bukan lagi milikku. Dia sudah menikah dua bulan yang lalu.' Alkatira yang selama dua bulan ini selalu menghindar untuk melakukan penyerangan ke pusat kota mendadak menjadi patah hati dan ingin mati saja. Berita Diana yang menikahi David membuat panas seluruh jiwa dan raganya. Lanjutnya 'Andai saja waktu itu bukan hanya hipnotis yang dilakukan mungkin Cartagena tidak akan lama menikahimu, Ishmir. Tapi saat Cartagena menemukan seluruh pesisir yang tidak pernah dijamah tangan manusia, maka kekayaan alammu menjadi pemikatnya seumur hidup.'

'Pangeran…..' sebuah suara terdengar dalam gelapnya ruangan. 'Panglima mengapa kemari, bukankah aku sudah meminta istriku untuk kalian semua menunggu di ruangan pertemuan kita.'

'Pangeran, pintu kanan ruangan sudah terbuka, sebuah mobil menunggu disana untuk kepergian Pangeran, ini tiket dan semua keperluan Pangeran sudah disiapkan disana. Putri kembali jatuh sakit dan dirawat di Rumah Sakit utama Kapadokya. Pangeran, Putri sepertinya mulai mengingat dan sembuh dari amnesianya. Datanglah Pangeran, dia mulai kembali membisikan namamu dalam tidurnya. Hapuslah kembali semua ingatan akan dirimu di hatinya. Atau kita semua akan diketahui keberadaannya.' Panglima tertinggi pasukan Al Qaeda dibawah Alkatira menyerahkan semua dokumen, tiket perjalanan dan kebutuhan yang diperlukan untuk Alkatira menyelinap keluar ruangan dan langsung menuju Rumah Sakit utama Kapadokya malam itu.

Dan hanya mereka berdua yang tahu.

Alkatira selain ahli di bidang ilusi juga ahli dibidang penyamaran, tidak akan ada yang mengenalinya dimanapun dia berada.