Baru tinggal beberapa hari di rumah orang tuanya, Helga kembali mengemasi barang-barangnya. Ia sibuk mengemasi semua perlengkapan kerjanya, hingga ia menemukan sebuah buku sketsa dan sertifikat dalam satu folder. Yah, itu adalah sertifikat saat ia juara dalam lomba desain perhiasan saat kuliah dulu. Helga lalu tersenyum mengingat saat-saat membanggakan itu.
"Helga, kamu sudah siap nak?", mama Helga datang ke kamar Helga untuk menanyakan kesiapan Helga.
"Iya ma"
"Kamu beneran, memutuskan untuk tinggal sendirian?"
"Aku udah tetap ma. Lagian juga, aku beli apartemen yang dekat dengan kantor nanti"
"Ya sudah, sebentar lagi bibi datang bantu kamu angkat barang"
Helga terus sibuk menghubungi jasa angkut barang yang sudah dipesannya semalam, namun tak ada jawaban.
"Aduh, ini mereka dimana sih?!"
"Sabar nak, mungkin sebentar lagi datang"
Tiba-tiba, sebuah mobil sport hitam berhenti tepat depan rumahnya.
"Hai Helga", sapa pengemudi mobil itu, yang tidak lain adalah William.
"Kak William? Ngapain kesini?"
"Mau bantu kamu pindahan"
"Gak usah kak, aku bisa sendiri. Aku bawa mobil kok"
"Barangnya kan gak muat"
"Nak, sudah gak apa-apa. Kamu bisa dibantuin sama nak William"
"Betul tante. Tuh, dengarin kata mama kamu"
"Ya udah deh. Yuk, kita berangkat sekarang"
Setiba di basement gedung apartemen baru Helga, William lalu mengambil trolley besar dan meletakkan barang-barang helga di atasnya.
Hingga mereka tiba di dalam apartemen Helga, mereka berdua sibuk mengatur barang-barang bawaan tadi.
"Furniturnya udah lengkap?"
"Iya, aku suruh pengurus apartemennya yang isi. Biar gak ribet lagi kan?"
"Tempat kamu bagus ya Ga. Touring dong"
"Hemm, oke. Ini ruang tamu sekaligus ruang nonton, yang disana dapur dan meja makan, disana toilet, terus yang ini kamar pertama dan kamar kedua"
Tidak lama ponsel William berdering, ada panggilan dari kakek, yang menyuruh William untuk segera ke rumah utama.
"Helga, maaf yah. Kayaknya aku gak bisa bantu kamu lebih dari ini. Aku dipanggil kakek"
"Ya udah, kak William harus segera ke kakek!"
"Oh iya Helga, kapan kamu mulai masuk kerja?"
"Hari rabu nanti"
"Oh iya, jangan lupa ke rapat besok yah"
Malam itu, Helga memasak kari ayam untuk makan malamnya sendiri. Tiba-tiba, bel rumahnya berbunyi. Helga meninggalkan masakannya yang sementara ia masak saat itu.
Namun, Helga terkejut saat mendapati Evan yang sedang berdiri depan pintu.
"Evan?"
"Boleh aku masuk?"
"Oh iya silakan", Evan lalu masuk mengkuti Helga dan duduk di sofa ruang tamu.
"Maaf Ga, aku kesini mau kasi ini. Ini album pernikahan kita yang tertinggal di rumah. Aku temuin ini pas beres-beres"
Helga lalu mengambil album foto itu, dn berusaha agar tangannya tidak bergetar.
"Tunggu disini yah. Aku mau matikan kompor dulu"
Helga lalu meninggalkan Evan menuju ke dapur. Ia lalu mematikan kompor dan membuka penutup panci kari yang dimasaknya. Evan yang mengenal aroma masakan itu tiba-tiba mengikuti Helga ke dapur.
"Evan? Kok ke dapur?"
"Kamu masak kari ayam yah?"
"Iya"
"Aroma enaknya gak berubah yah. Aku ingat dulu kamu selalu masakin ini setiap hari minggu"
"Hemm, gitu yah"
"Oh iya. Bisa numpang makan malam disini gak?"
Helga lalu menatap Evan dengan ekspresi terkejutnya. Apa yang baru saja Evan katakan? Makan malam di rumah Helga?