"Tidak mungkin!", gumam Helga dalam hati.
Pantas saja, sekilas saat pertama kali Helga melihat Will ia merasa begitu tidak asing. William ini 90% mirip dengan Charlie.
"Mungkin ini pertama kali yah kita bertemu"
"Kamu..."
"Kenapa? Mirip kak Charlie kan?"
Kakek lalu berdiri di samping William yang sedang berhadapan dengan Helga.
"William ini memang mirip dengan Charlie. Mendiang ayah Charlie dan om Hans adalah saudara kembar. Apalagi, Charlie hanya lebih tua sebulan dari William", Helga hanya mengangguk saat memahami penjelasan kakek.
Tidak lama, seorang pria yang tidak salah lagi adalah pengacara Charlie menghampiri mereka bertiga.
"Ya sudah, kita pulang ke rumah utama. Helga, kamu juga ikut nak. Kamu harus tau apa yang diwasiatkan Charlie"
Mereka bertiga lalu tiba di rumah utama, dan disambut beberapa pengawal dan asisten rumah. Saat masuk, Helga mendapati beberapa anggota keluarga lainnya, yang tidak lain adalah om Hans, orang tua Evan, Evan dan juga ada Reina.
Baru saja Helga duduk dengan manis, ia harus mendengar Reina yang pura-pura berbisik pada Evan untuk menyinggung Helga.
"Sayang, kok dia ada disini lagi? Bukannya dia sudah jadi orang asing?"
"Reina, diamlah", balas Evan dengan sedikit berbisik.
Mendengar itu Helga hanya diam dan seolah-olah tidak mendengar apapun. Berbeda dengan mama Evan yang begitu kesal dengan perbuatan Reina.
"Evan, tolong jelaskan saja, kalau seorang mantan anggota keluarga jauh lebih penting dibanding seorang wanita simpanan!"
"Ma, sudahlah"
"Memang benar kan? Biar bagaimana pun, Helga juga anggota baru dalam PMG"
Reina sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan oleh mama Evan. Helga tergabung dalam PMG?
"Evan, apa maksud dari mama kamu?"
"Reina, begini. Perceraian kemarin, Helga tidak meminta tunjangan bulanan, tapi meminta separuh dari jumlah saham aku"
"Apa?! Jadi kalian punya saham yang sama besarnya?"
"I...Iya..."
Reina benar-benar sangat kesal mendengar hal itu. Dia menatap Helga yang penuh marah, sementara Helga hanya membalas tatapannya tanpa ekspresi apapun.
"Baik saya akan jelaskan. Tuan Charlie meninggalkan seluruh harta kekayaan miliknya kembali kepada Tuan Besar. Saham sebesar 15%, separuhnya ia kembalikan 2/3 kepada Tuan Besar dan sisanya diserahkan kepada ibu Helga"
Mendengar penjelasan dari tim firma hukum keluarga, seluruh orang yang ada di ruangan itu menjadi terkejut bersamaan.
"Kakek, izinkan aku membeli separuh dari sisa saham Charlie yang ada", mendengar itu Reina langsung tersenyum lebar dan berpikir bisa mengalahkan Helga setelah ini.
"Baiklah, kakek setuju. Dengan begitu, total sahammu menjadi 10%, kamu bisa menjadi calon presdir berikutnya..."
"Tunggu, ayahanda! Aku ingin menginterupsi", papa Evan memotong kalimat kakek, dan kemudian dipersilakan oleh kakek.
"Anakku Evan, tidak bisa serta-merta menjadi presdir berikutnya", Reina yang tadinya tersenyum lebar berubah menjadi begitu heran dengan apa yang dikatakan oleh papa Evan.
"Kenapa bisa begitu nak?"
"Kak Hans. Berapa persen saham yang kamu miliki sekarang ini?"
"Sahamku sekarang hanya 5%"
"Dimana sisanya kak?"
"Tentu saja aku berikan untuk anakku William. Memangnya kenapa?"
"Tepat! Ayahanda, inilah yang aku maksud. Jumlah saham kak Hans sebelumnya adalah 15%, dan sisanya telah dimiliki oleh William yang memiliki saham 10% sebelumnya"
"Yah, aku paham. Pak Rudi, tolong urutkan jumlah saham yang dimiliki oleh orang-orang disini", kakek menyuruh salah satu mengacara.
"Baik Tuan. Saya akan urutkan dari yang terkecil. Tuan ketiga 5%, Tuan kedua 5%, Tuan Besar 10%, Tuan Evan 10%, Nona Helga 10%, dan Tuan William 15%"
"Baiklah. Kita akan mengadakan rapat bersama dewan direksi dan para pemegang saham untuk menentukan siapa presiden direktur selanjutnya"
Helga menjadi sedikit legah, akhirnya urusan untuk hari itu telah selesai. Namun, perhatiannya kembali kepada William yang duduk di hadapannya dan sibuk menatap Helga sambil tersenyum.