Ponsel Helga berdering pagi itu, setelah menerima panggilan dari seseorang, dia keluar dari rumah seperti menemui seseorang.
"Hai, Helga!"
"Laura? Kok bisa disini? Ayo, masuk"
Laura kemudian mengikuti Helga masuk ke rumah Helga dan Evan. Laura lalu melihat-lihat sekitar rumah saat berjalan masuk ke ruang tamu.
"Rumah kalian bagus banget deh. Pasti kamu dan Evan bahagia banget yah"
"Eh, iya..", jawab Helga dengan lirih.
Laura melihat raut wajah Helga yang seperti memendam kesedihan.
"Helga, kamu gak apa-apa kan?"
Lama Helga tidak menjawab Laura, sampai akhirnya dia pikir dia bisa berbagi dengan Laura.
"Itu, sebenarnya, aku dan Evan udah gak serumah lagi"
"Hah? Maksud kamu?"
"Yah, aku akan segera bercerai dengan Evan"
"Apa? Cerai? Kalian kan nikah belum sampai tiga bulan loh!"
"Yah, aku tau, cuma..."
"Jawab aku, Ga. Apa alasan kalian harus cerai"
"Itu, dia, dia punya perempuan yang lain"
"Apa?! Evan selingkuh?! Errghh, tidak bisa dimaafkan laki-laki itu!"
Agak lama, mereka saling berdiam. Helga yang masih tertunduk lemas dan Laura dengan ekspresinya yang sudah menunjukkan bahwa jiwanya sedang berapi-api.
"Kamu tau siapa selingkuhannya?"
"Iya. Kamu tau kan Reina, fashion designer yang beberapa waktu lalu kasus sengketa dengan mantan suaminya diurus Evan?"
"Oh, jadi dia nenek sihirnya?! Janda pelakor bangsat! Helga, janji kamu gak akan tahan aku kalau nantinya aku ketemu sama mereka berdua. Gemes aku tuh pengen balas mereka!"
"Iya, iya. Kamu lakuin aja, terserah kamu. Jangan seperti aku, yang gak sanggup ngapa-ngapain"
Laura yang sedang menikmati berjalan-jalan di mall bersama suaminya dan anak lelakinya yang berumur tiga tahun yang kini dalam gendongan suaminya terus saja memaki kelakuan Evan.
"Kasihan banget yah teman kamu, sayang. Aku aja yang lelaki malah gak tega loh kalau sampai nyakitin istri kayak gitu"
"Aku ini cuma gak nyangka aja. Evan itu sahabat Helga semasa kuliah, dan setau aku mereka itu saling cinta kok sebelum nikah"
Tak lama, Laura melihat Evan dan Reina sedang berbahagian berjalan-jalan di mall itu juga.
"Oh, suamiku, akhirnya aku mendapati mereka. Ayo, kita datangi setan-setan itu!"
Laura bersama suami dan anaknya menghampiri Evan dan Reina, Laura berjalan sambil merekam video di ponselnya.
"Oh! Jadi ini si pasangan curang itu!", Evan dan Reina lantas terkejut dengan yang dilakukan Laura. Suara teriakan Laura sukses membuat pengunjung mall lainnya menyaksikan mereka. Evan kemudian menepis tangan Laura yang sedang merekam video.
"Laura! Jangan lancang kamu!"
"Hey, kamu! Jangan kasar sama istri saya! Dasar laki-laki tidak tau malu!"
"Hey kalian semua, lihat yah, pengacara Evan dan designer Reina, mereka ini peselingkuh! Mereka udah tinggal bersama tanpa ikatan sah!"
"Kamu jangan ngomong sembarangan!"
"Diam kamu nenek sihir! Kamu sudah berhasil merebut Evan dari Helga, istrinya!"
Terlihat, mereka sudah semakin ramai dikerumuni pengunjung lain, yang bahkan sebagian besar merekam kejadian itu.
"Kalian semua, viralkan pasangan peselingkuh ini ya! Biar seluruh publik tau kebusukan mereka!"
Laura lalu merebut minuman yang dipegang oleh suaminya tadi, dan menyiramkannya pada Evan dan Reina.
"Dasar kalian berdua hina!"
Laura lalu meninggalkan kerumunan itu sambil menggandeng suaminya yang sedang menggendong anaknya, meninggalkan Evan dan Reina yang tengah malu saat itu.