Chereads / Musim Gugur adalah Helga / Chapter 38 - Tiga Puluh Delapan

Chapter 38 - Tiga Puluh Delapan

Pikiran Evan seakan tersambar petir ketika Helga menekan nama Reina dalam ucapannya. Dalam puncak kegugupannya, kali ini seakan mematung tak berani manatap Helga, bahkan Charlie dan kakek.

"Evan, jelaskan pada kami", kakek semakin tidak bisa menahan diri atas berdiamnya Evan.

"Kakek, aku mencintai dia"

Ketiga orang itu tak menyangka, kalimat yang dikeluarkan oleh Evan sebagai jawaban pertanyaan mereka adalah itu.

"Evan, kamu tadi bilang apa?", Charlie yang mulai kesal bertanya kembali pada Evan untuk memastikan bahwa yang ia dengar tadi tidaklah keliru.

"Aku, cinta sama Reina", kali ini Evan berhasil mengumpulkan keberaniannya dan menyampaikannya, sambil menatap ketiga orang yang duduk di hadapannya.

Helga yang sejak tadi mulai terdiam kini bangkit dari duduknya. Namun saat hendak ia melangkah beberapa langkah untuk menjauh, kakinya terasa begitu sangat bergetar, membuatnya terjatuh.

"Helga..", spontan Evan mendatangi Helga hendak membantunya bangkit, namun Helga dengan tegas menepis tangan Evan.

Charlie lalu menghampiri mereka, menarik bahu Evan dan memukul wajah Evan sekali hingga Evan terjatuh di atas sofa. Charlie kemudian menarik tubuh Evan dengan kasar, menggenggam erat baju Evan hingga mereka kini berhadapan.

"Kamu udah aku anggap seperti adik kandungku, bahkan seluruh keluarga banggakan kamu! Tapi Evan, kamu usah menyakiti kita semua!"

Evan hanya terdiam tidak membalas apa yang dikatakan Charlie.

"Kalian berdua, hentikan", kakek lalu melerai Charlie dan Evan.

"Charlie, tolong tahan amarahmu. Evan, kakek tidak menyangka, kamu benar-benar melakukan hal sehina itu!"

Helga lalu bangkit, berlari naik ke tangga menuju kamarnya. Tidak lama, ia turun membawa koper dan bag berisi barang-barang miliknya, yang sudah ia siapkan semalam jika Evan benar-benar akan lebih memilih Reina.

"Helga, ada apa nak?"

"Sudah jelas kan? Evan lebih memilih bersamanya, lalu untuk apa aku disini? Lebih baik aku pergi dan bersiap untuk ke pengadilan mengajukan cerai, segera"

"Tidak Helga, tunggu!", Evan menahan langkah Helga yang hendak pergi.

"Aku yang menyebabkan semua ini, maka jika harus ada yang keluar dari rumah ini di antara kita berdua, itu adalah aku"

Malam hari setelah kejadian itu, Helga benar-benar merasa sangat tidak semangat. Evan benar-benar pergi dari rumah. Helga lalu menatap langit dari arah jendela. Langit yang cerah, dengan bintang-bintang dan bulan sabit di sisinya. Namun, kekaguman Helga terganggu oleh langkah kaki dari arah bawah, tepatnya di tepi kolam renang. Ya, itu adalah langkah kaki Charlie.

Charlie dan kakek, setelah kejadian itu memutuskan untuk tinggal menemani Helga agar tidak kesepian, dan berharap mereka dapat menghibur dan mendukung Helga.

Helga kemudian menutup jendela, keluar dari kamar, dan berjalan menuju ke aras kolam renang. Kakek yang hendak masuk ke kamarnya, melihat Helga, dan diam-diam mengikutinya.

"Sendiri aja disini?", suara Helga berhasil membuat Charlie yang sedang melamun menatap kolam di depannya, berbalik ke arahnya. Helga berjalan mendekat dan kini berdiri di samping Charlie.

"Aku kira, kamu udah tidur, Ga"

"Mana mungkin juga, perempuan yang udah ditinggal pergi sama suaminya, bisa tidur dengan gampangnya di malam hari"

"Maaf yah, Ga"

"Maaf? Untuk apa?"

"Untuk semua yang pernah aku lakukan ke kamu"

"Sudahlah kak, aku mengerti kok. Malah aku mau terima kasih ke kak Charlie, yang sudah pukul dia tadi, soalnya aku gak bisa"

Helga dan Charlie kemudian tertawa bersama dan saling tersenyum satu sama lain. Kakek yang memperhatikan mereka dari belakang pun ikut tersenyum.

"Jadi, apa rencana kamu selanjutnya?"

"Secepatnya, aku akan ke pengadilan, ajukan perceraian kami"