"Sayang, setelah makan siang kamu ada kerjaan lagi gak?"
"Udah gak ada lagi"
"Kalau gitu kita langsung pulang aja. Atau, kita pergi nge date yuk"
"Hemm, yah, kamu pulang duluan aja. Aku masih mau tinggal untuk kerja beberapa pekerjaan lebih awal"
"Aku gak mau pulang, aku mau temani kamu sekalian"
"Helga, kamu pulang duluan aja"
"Sayang, tadi kamu bilang udah gak ada kerjaan, terus bilang lagi mau ngerjain kerjaan dan suruh aku pulang duluan. Kamu tuh plin plan nya kayak suami lagi selingkuh aja"
Mendengar itu, Evan kembali tersedak dengan makan siangnya. Helga lalu mengambilkan segelas air untuk Evan, seperti kejadian saat sarapan pagi tadi.
"Ya sudah, kamu tetap disini aja sama aku"
Untuk menghindari kecurigaan Helga, terpaksa Evan menerima tawaran Helga. Evan tidak bisa melakukan apapun, termasuk menghubungi Reina, sebab ponselnya selalu digunakan oleh Helga. Ia pun tidak bisa mengirim pesan lewat PC, karena Helga selalu mendatanginya di meja kerjanya.
Evan hanya pasrah, karena sudah terlalu pusing, ia menunduk dan bersandar di atas meja kerjanya. Helga lalu menhampirinya dan memijat bahu Evan.
"Helga, ada apa?"
"Sayang, kok kamu belakangan ini sering panggil aku dengan namaku? Gak pernah panggil sayang lagi", Evan menghela nafas sedikit berat.
"Iya, sayang"
Mendengar Evan memanggilnya 'sayang', Helga yang sedang senang dengan girangnya langsung mengambil posisi manja di atas pangkuan Evan dan memeluk Evan dengan erat. Evan tidak dapat bergeming, bagaimana pun terhadap kelakuan Helga.
Sementara itu, Reina yang sudah gelisah karena Evan tak kunjung mendatanginya bahkan tidka menghubunginya, tiba di kantor Evan. Dengan langkah yang cepat, dia menuju ke ruang kerja Evan, dan kemudian ditahan oleh asisten Evan saat hendak membuka pintu.
"Maaf bu. Ibu tidak boleh langsung masuk begitu saja"
"Hei! Kamu itu cuma asisten. Saya ini orangnya Evan, dan saya bisa langsung masuk saja tanpa izin kamu dulu!"
Reina terus menorobos walau sudah ditahan oleh asisten Evan. Namun, Reina berhasil membuka pintu ruang kerja Evan. Yang benar saja, dia lalu menyaksikan sebuah kemesraan di depan matanya, dengan Helga yang kini berada di pangkuan Evan dan memeluk Evan.
"Maaf pak, saya sudah menahan ibu Reina untuk tidak langsung masuk"
"Ah, Helga, sayang, kamu bangun dulu", Helga kemudian bangun dari posisinya.
"Maaf aku langsung masuk. Aku gak tau kalau Helga disini. Aku kebetulan lewat dan mau mampir, tapi pak Evan sedang sibuk, saya akan pamit sekarang"
"Maaf juga Reina, karena gak menyambut kamu dengan baik"
Mendengar kalimat Evan, Reina lalu tersenyum dan membalikkan badan untuk pergi. Dalam langkahnya, Reina berusaha menahan air mata dan kekesalannya karena kejadian yang baru saja ia saksikan, yang membuat hatinya begitu sakit.
Sementara itu, Helga tersenyum dengan puas melihat kepergian Reina. Dalam hati ia berkata:
'Menyenangkan'