Chereads / Musim Gugur adalah Helga / Chapter 32 - Tiga Puluh Dua

Chapter 32 - Tiga Puluh Dua

Evan terbangun dan mendapati Reina masih terlelap dalam pelukannya. Ia menatap jam di bed post dan mendapati sudah pukul 11 pagi di Paris saat itu.

"Reina, bangun", Evan sedikit mengguncangkan tubuh Reina sehingga Reina terbangun. Reina yang terbangun mencium pipi Evan dan memeluk Evan semakin erat.

"Evan, aku masih capek semalam"

"Iya, aku juga sayang. Tapi, aku pikir kita harus pulang ke Indonesia hari ini"

Mendengar itu, Reina terkejut, terbangun dari pelukan Evan dan mempertegas duduknya di hadapan Evan.

"Sayang, apa-apaan sih! Kita belum seminggu disini, kita baru lewatin 3 malam berdua"

"Tapi, aku gak enak kalau terlalu tinggalin keluarga aku terlalu lama. Nanti mereka curiga"

"Kamu gak usah alasan. Aku tau yang kamu khawatirkan itu Helga kan?"

"Sayang, kok ngomong gitu?", Evan berusaha meraih tangab Reina namun langsung ditepis oleh Reina karena rasa kesalnya.

"Apa sih yang kamu khawatirkan tentang dia? Dia cuma perempuan yang gak bisa melayani suaminya sendiri!"

"Reina, ini bukan tentang Helga! Lagian dia gak tau tentang hubungan kita! Yang aku khawatirkan itu keluarga aku yang lainnya!"

"Terserah kamu! Aku maunya kita itu seminggu disini. Kalau kamu mau pulang, kamu pulang aja sendiri!"

Evan tanpa membantah perkataan Reina lagi dia langsung bangkit dari tempat tidur dan mengenakan piyamanya. Evan lalu berkemas, membuat Reina mengeluarkan ekspresi seakan dia menyesal sudah mengatakan hal itu.

"Evan, tunggu!", Reina menghentikan tangan Evan yang sibuk berkemas. Mereka berdua kemudian saling bertatap mata.

"Oke, aku kali ini ngalah sama kamu, Evan. Tapi kamu harus janji, ini bukan tentang Helga. Oke?"

"Iya sayang aku janji"

"Dan kamu harus janji, suatu saat nanti kamu akan tinggalkan dia untuk bersama aku", mendengar itu Evan hanya menghela nafas panjang dan menganggukkan kepalanya.

"Aku janji, secepatnya aku akan ceraikan dia", mereka berdua kemudian berpelukan.

Evan dan Reina harus melalui enam jam perjalanan untuk sampai ke tujuan pulang mereka. Sepanjang perjalanan, mereka terus berdekatan satu sama lain, saling bersandar dan hampir tak ada jarak di antara mereka. Saat tiba di bandara, mereka kemudian berpisah mengambil jalan pulang ke kediaman mereka masing-masing.

Evan tiba di rumah pukul satu malam saat itu. Evan langsung menuju kamarnya untuk istirahat karena perjalanan yang lama. Namun ia terkejut ketika melihat kamar itu seperti sudah dibereskan dan tidak bisa untuk ditempati. Evan kemudian memeriksa lemarinya, dan ternyata semua barang-barangnya sudah tidak ada. Hanya ada satu catatan kecil di meja.

'Aku kembalikan semuanya ke kamar kita. Helga'

Ya, benar. Ternyata itu adalah pekerjaan Helga. Evan kemudian menyeret kopernya menuju kamarnya bersama Helga. Tidak butuh waktu lama mengetuk pintu, ia sudah disambut oleh istrinya yang hanya mengenakan dress tidur yang sedang menguak.

"Evan? Kamu sudah pulang?"

"Helga, barang di kamar aku..."

"Hemm, kamu pasti sudah kesana kan? Aku pindahin semuanya kembali ke kamar ini"

"Tapi, Helga...", belum sempat Evan melanjutkan kalimatnya, Helga lalu memeluknya dan meletakkan jari telunjuknya pada bibir Evan sebagai isyarat bahwa Evan tidak diizinkan untuk memprotes apapun yang telah dilakukan oleh Helga.

"Sshhh. Sayang, mulai malam ini kita akan tidur sekamar lagi. Dan, kita akan melakukan semua hal yang seharusnya dilakukan oleh pasangan suami-istri"