Hari itu di ruang baca, Helga, Charlie, dan Kakek duduk saling berhadapan, menatap Charlie yang hanya diam menunduk.
"Kamu tadi bilang mau cerita segalanya. Cepat ceritakan!" Kakek mendesak Charlie untuk membuka suara.
"Sebenarnya, malam itu, aku tidak menyentuh Helga"
"A... Apa kamu bilang?", Kakek yang bisa mendengarkan baik apa yang dikatakan Charlie mencoba memastikan hal tersebut.
"Aku tidak pernah melakukan apapun pada kesucian Helga"
"Hemm. Pertama, karena permainan kecil kamu, bisa buat kesalahpahaman antara aku dan Evan. Aku menjauhi Evan karena perbuatan kamu. Kedua, aku masih gak tau apa motif kamu melakukan semua ini"
"Aku... Aku hanya berharap kamu bisa kembali sama aku Helga"
"Apa? Aku kembali sama kamu?"
"Tidak Charlie. Jangan!"
"Kakek, jangan menghalangi aku untuk beritahu yang sebenarnya sama Helga"
"Cepat bilang! Apa maksud kamu?"
"Beberapa tahun yang lalu, waktu itu aku masih 12 tahun. Di hari pemakaman oranf tua aku, aku ke taman bermain dan bertemu dengan seorang gadis kecil bernama Helga, yang berjanji akan menikah denganku"
Seketika, seperti ada kilatan dalam ingatan Helga. Ia lalu terbawa suasana, seperti sedang berada di taman bermain itu. Melihat dua anak kecil, yang tidak lain adalah dirinya dan Charlie sedang duduk di salah satu bangku.
'Helga mau menikah dengan kakak'
Helga mendengar kalimat itu dari dirinya yang sedang berada di masa kecilnya. Saat Helga tersadar, Helga menangis dan terduduk saat itu.
"Charlie! Sudahlah! Jangan ada omong kosong lagi!", Kakek yang berharap bahwa Helga tidak mengingat hal itu.
"Tidak, kakek. Itu bukan omong kosong", Helga menjawab kakek dengan suara yang lirih. Helga lalu menatap Charlie dan kakek secara bergantian.
"Sekarang aku ingat. Aku pernah bilang itu di masa lalu. Kak Charlie, kamu bisa hukum aku apapun. Tapi tolong, jangan fitnah Evan berselingkuh. Aku percaya dia gak mungkin bisa"
Charlie kemudian meletakkan sebuah amplop besar yang berisikan foto-foto Evan bersama Reina di Paris. Helga lalu membuka isi amplop itu dan mengeluarkan ekspresi terkejutnya.
"Ini... Ini..."
"Itu Evan dan Reina, mereka berdua lagi di Paris saat ini"
"Evan! Kurang ajar anak itu! Aku kan suruh anak buahku di Italia untuk jemput paksa Evan dan bawa dia pulang", baru saja kakek akan mengeluarkan ponsel dari kantongnya, kemudian Charlie menahannya.
"Jangan, kek. Ini urusan Helga dan Evan"
"Kak Charlie benar kek, ini urusan aku dan Evan"
"Kakek, meskipun aku berharap Helga harus menghukum Evan, tapi semua keputusan ada pada Helga, dia yang akan menjalani masa depannya"
"Helga, apa kamu sudah putuskan sesuatu?"
"Aku... Aku akan berusaha memperbaiki hubungan aku dan Evan. Itu keputusan aku"