Evan dan Reina akhirnya tiba di Paris. Saat berjalan meninggalkan bandara, mereka berdua tidak sadar, bahwa ada seseorang yang mengikuti mereka dan memotret mereka. Padahal, tujuan Reina mengajak Evan ke Paris agar mereka bisa berduaan lebih lama tanpa harus mengkhawatirkan apa saja yang bisa diperbuat Charlie.
Dari bandara mereka menuju apartemen Reina yang ada disana. Orang suruhan Charlie pun tetap mengikuti dan memotret mereka, yang kemudian untuk dikirimkan kepada Charlie.
Charlie yang sedang menikmati kopi pagi harinya menerima sebuah pesan yang berisikan foto-foto Evan dan Reina di Paris.
"Sialan! Wanita itu berani sekali ya. Dia benar-benar mencintai Evan. Yah, dia mencintai Evan, Helga juga mencintai Evan, semua orang mencintai Evan. Lalu siapa yang mencintaiku?"
"Kakak ipar, ini masih pagi, bergumam dengan ekspresi kesal itu bisa bikin kamu cepat tua", Helga yang baru saja turun dari kamarnya yang langsung ke meja makan untuk menuang segelas air untuk dirinya, langsung mendapati Charlie yang sedang bergumam.
"Helga. Kamu tau Evan pergi kemana?"
"Kakak ipar Charlie ini bertanya untuk hal yang udah pasti yah. Tentu saja bekerja di luar daerah"
"Dia ada di Paris"
"Apa?"
"Evan ada di Paris, berdasarkan laporan dari bawahanku yang masih mengintainya sampai sekarang ini"
"Jangan mempermainkan aku lagi! Itu gak lucu!"
"Kalau tidak percaya, silakan periksa di kamarnya. Apakah paspor dan visanya masih ada disana?"
"Evan gak mungkin bohong sama aku!"
"Yah, mana aku tau. Apa tujuan dia melakukan itu sama kamu"
Sementara itu di Paris, Evan dan Reina menikmati bulan madu mereka berdua di kamar apartemen itu. Bersama pemandangan kota Paris yang begitu romantis. Mereka berdua berniat menghabiskan malam berdua dengan semua hal-hal romantis yang bisa mereka lakukan. Bepelukan, berciuman, dan bercumbu dengan mesrah.
Saat ini, Evan tidak mengingat Helga lagi sedikit pun. Ia mulai berpikir bahwa ia sudah jatuh cinta dengan wanita yang saat ini tengah saling menghangatkan tubuh bersamanya.
Sementara itu, Helga sibuk menghubungi suaminya, nomor ponselnya tidak aktif, Helga juga tidak bisa menghubungi Evan lewat sosial media manapun.
"Sudah tau dimana sebenarnya suamimu?", Charlie langsung menegur Helga yang sibuk mondar-mandir di tepi kolam renang sambil berusaha menghubungi Evan.
"Urus saja urusanmu sendiri", Helga melangkah untuk pergi dari tempat itu, demi menghindari Charlie. Namun Charlie langsung menahannya dan menggenggam tangan Helga dengan erat.
"Charlie!"
"Helga, kamu harus dengerin aku. Kamu jangan percaya sama Evan!"
"Tolonglah! Ini masalah yang terjadi antara aku dan Evan!"
"Aku peduli sama kamu, Ga!"
"Oh, jangan lupa kalau masalah ini semuanya bersumber dari kelakuanmu"
"Helga aku mohon!"
"Charlie! Lepaskan dia!", suara kakek yang datang tiba-tiba ke rumah menggema saat itu, membuat Charlie melepaskan genggamannya pada Helga.
"Helga benar. Seandainya kamu tidak berulah, tidak akan ada masalah antara dia dan Evan!"
"Aku tau aku salah karena ini. Baiklah, aku akan beritahu kalian apa yang terjadi di hari itu"