Malam itu, di kamar Evan dan Helga. Helga sibuk membereskan barang-barang yang dibawa kembali Evam dari luar daerah. Saat Helga sibuk memasukkan pakaian-pakaian Evan dalam lemari, tiba-tiba Evan memeluknya dari belakang dan menciumi bahu istrinya itu. Helga yang belum terbiasa disentuh oleh suaminya merasakan sensasi yang masih aneh baginya.
"Aku rindu kamu"
"Aku juga sayang", Helga kemudian melepaskan pelukan Evan dan segera menyiapkan ranjang untuk tidur.
Evan kemudian mematikan beberapa lamou kamar sehingga suasananya menjadi remang. Ia kemudian mendekati Helga yang sedang berbaring di atas ranjang, memeluk istrinya, dan secara perlahan menciumi beberapa bagian tubuh Helga.
"Evan...."
"Aku mau kamu, sayang"
"Tapi Van, aku gak bisa...", Helga belum siap jika Evan sampai tau kalau dirinya tidak suci lagi. Ia tidak tau apa yang akan dikatakan jika sampai Evan tau.
"Kenapa lagi sayang?"
"Aku... Aku lagi agak pusing. Maaf yah sayang"
"Hemm oke deh, kamu sakit jadi kamu harus cepat tidur dan istirahat"
Malam itu, Helga menghindari ajakan Evan untuk berhubungan. Dan hal itu berlanjut selama beberapa malam berikutnya. Hingga suatu malam, Evan menjadi gerah karena penolakan yang terus diterimanya dari istrinya sendiri.
"Sebenarnya ada masalah apa sih Helga?"
"Aku... Aku..."
"Kita kan udah nikah! Emang aku gak boleh minta hak aku?"
"Gak gitu Van, aku cuma...."
"Kenapa? Keliatannya kamu udah gak cinta yah sama aku"
"Gak Evan! Aku cinta banget sama kamu!"
"Terus kenapa?"
"Aku... Aku masih belum siap", mendengar pernyataan Helga barusan, Evan hanya mengangguk beberapa kali.
"Ok. Mulai malam ini aku bakalan tidur di kamar lain"
Evan kemudian membuka kembali kopernya dan mengambil semua pakaiannya yang ada di dalam lemari kamar mereka.
"Evan, tolong, kamu jangan gini"
"Aku gak bisa Ga, aku akan tersiksa kalau tinggal di kamar ini"
Evan kemudian membawa koper itu keluar dari kamar. Helga hanya bisa mengikuti suaminya itu, hingga saat mereka keluar dari kamar, Helga mencoba memanggil nama Evan, namun Evan tidak berbalik sekalipun dan terus memasuki sebuah kamar kosong di rumah itu.
Tanpa mereka sadari, Charlie dari pintu kamarnya menyaksikan drama yang telah terjadi malam itu. Dia menyunggingkan senyuman di wajahnya, ternyata dengan sekali pergerakannya, dia mampu membuat hubungan antara Helga dan Evan semakin menjauh.
Saat Evan selesai meletakkan seluruh pakaian yang dibawanya ke dalam lemari kamar barunya, dia duduk termenung di pinggir ranjang. Dalam hatinya ia hanya memikirkan arah pernikahannya di masa depan. Tiba-tiba ponselnya berdering, ada pesan masuk dari Reina, klien yang baru saja dia ajak kerja sama di luar daerah. Pesan yang berisikan undangan makan siang untuk merayakan keberhasilan mereka memenangkan kasus kemarin.