Sesaat setelah Aris keluar dari kamar, Shina kemudian
*DEG.. (Seperti ada suatu perasaan yang mengaliri jantungnya sehingga memaksanya untuk bekerja dua kali lebih cepat dari biasa)
Shina yang tiba-tiba membuka matanya, kemudian menatap dinding langit-langit sambil berkata dalam hati
"Tadi itu Aris.. dia.. mengecup keningku.." pikir Shina senang sembari memegang kening yang tadi dikecup oleh Aris
"Apa dia merasa sebahagia itu karena tahu aku masih pulang kesini, di apartemennya.." Shina tersenyum
Dia terus tersenyum bahagia, hingga akhirnya beberapa saat kemudian
"Kyaaa..." histeris Shina gembira dengan suara pelan sambil menggerak-gerakkan kedua tangan dan kakinya diatas tempat tidur.
Kemudian
*Brughhh.. Prank (Suara benda terjatuh)
Tanpa sadar Shina menjatuhkan kotak aksesoris disamping tempat tidurnya hingga membuat suara gaduh. Menyadari hal itu, Shina kemudian memaki dalam hati. Dia terburu-buru membereskan semua benda yang terjatuh tadi, lalu memasukkannya kembali ke dalam kotak. Aris yang terkejut mendengar suara tersebut kemudian datang masuk ke dalam kamar, sehingga membuat Shina kembali pura-pura tertidur, meskipun itu dilantai. Kemudian..
"Shina.. shina.. benar-benar. Bahkan saat tidur seperti ini saja, kau masih bisa membuat kegaduhan.." ucap Aris sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Saat itu Shina merasa agak sedikit kesal mendengar ucapan Aris, tetapi dia tetap memilih untuk pura-pura tertidur. Hingga kemudian Aris mengangkatnya untuk menaikkannya kembali ke atas kasur.
Saat Aris menggendong Shina, Shina yang malu dan gugup, tiba-tiba ingin bersin.. tapi dia mencoba sekuat tenaga untuk menahan dan mengalihkannya. Hingga beberapa saat ketika Aris hendak menurunkan dia di kasur,
"Haaaaatchhii...!" suara Shina bersin
Shina yang malu kemudian berpura-pura seolah dirinya saat itu baru saja bangun sambil menguap dan membuka mulutnya lebar-lebar. Aris mengetahui kebohongan Shina, dia pun tersenyum sambil bilang
"Aku tahu kau tadi pura-pura tertidur.. sudah hentikan saja aktingmu itu Shina" ucap Aris yang saat itu masih menggendongnya ala-ala bride style
"Pura-pura tertidur apa? Aku benar-benar baru bangun kok.." balas Shina malu-malu
"Ohh.. Baru bangun.. Lalu, maksudmu kau ingin bilang bahwa kau tertidur sambil bersin begitu, hah?" ucap Aris sambil meledek
Shina terus malu dibuatnya, hingga akhirnya dia pun bilang
"Tadinya aku hendak tidur, hingga tiba-tiba ada seseorang yang tak diundang masuk ke dalam kamar, kemudian sambil mengacak-acak rambutku itu, dia berbicara meracau.." balas Shina
Aris yang mendengar jawaban dari Shina tiba-tiba merasa malu, dengan segera dia langsung menurunkan Shina ke kasur. Namun Shina tidak bisa berhenti untuk menggodanya.
"Hey Aris, tadi apa yang kau bicarakan itu, aku tidak mendengarnya dengan jelas.. Bisa tolong kau ulangi?" ledek Shina
Aris masih terdiam tidak memberikan respon.
"Aku juga tadi sempat merasa ada sesuatu yang menekan di keningku ini.. tadi itu apa ya" ucap Shina sambil memegang keningnya yang dikecup oleh Aris
"Kau benar-benar ingin tahu?" akhirnya Aris mulai bersuara
"Hmm.." Shina mengangguk menjawab
Kemudian Aris pun mendekatkan dirinya pada Shina dan..
*Tuuk.. (suara jentikan jari Aris ketika menyentil kening Shina)
"Aaaww.." ringis Shina
"Itu hukuman bagi orang yang suka berbohong.. pura-pura tertidur padahal dia bangun dan pura-pura tidak mendengar padahal dia mendengarnya.." jawab Aris
Kemudian Aris pun berlalu keluar kamar, sementara Shina.. dia terus tersenyum dan merasa bahagia saat itu.
Diapartemenku dan Ryan,
Beberapa saat ketika Ryan baru saja kembali tadi
"Sayang.." ucap Ryan yang baru kembali ke apartemen sambil mancariku
"Mas.." balasku menyambut dan memeluknya
"Tadi gimana, Mas sudah ketemu Papa?? Papa gimana keadaannya sekarang.. Sehat??"
"Alhamdulillah Papa baik-baik aja.. Bahkan kita sempat main catur bersama tadi.. Papa juga titip salam buatmu dan Oka" ucap
Ryan sambil sesaat mengecup bibirku
"Terus Mas.. Apa yang Papa bicarakan ke kamu. Mas sudah bilang kan kalau aku gak hamil.."
"Kamu tenang saja Sayang, ternyata Papa memanggilku bukan karena masalah itu.." balas Ryan
"Dia ingin aku mencari tahu dan menyelidiki tentang seseorang.." lanjut Ryan
"Siapa??" tanyaku penasaran
"Aku juga masih belum tahu, karena Papa masih belum meyerahkan data-datanya padaku.." jawab Ryan
"Papa itu.. Aku khawatir kesehatannya nanti bisa terganggu karena masalah ini.." ucapku khawatir
"Kamu tidak usah khawatir Sayang.. Aku gak bakalan biarin hal itu terjadi, karena aku gak mau melihat istriku yang cantik ini sedih nanti.." balas Ryan sambil mengusap-usap lembut pipiku
"Mas.." ucapku tiba-tiba
"Nanti.. apapun hasil penyidikannya, aku mau agar Mas berusaha tidak membuat Papa terkejut atau shock dengan semua data yang Mas temukan nanti.. Papa punya riwayat penyakit jantung, aku takut hal tersebut akan memicu kembali penyakitnya. Jadi aku mohon.. Mas bisa mempertimbangkannya sebelum menyerahkan hasil penyelidikan mengenai orang tersebut ke Papa.." lanjutku menjelaskan
"Iya Sayang.. Aku akan mengingat semuanya dan berusaha melakukan yang terbaik sebelum menyerahkan hasil penyelidikanku itu ke Papa." Ryan menenangkan
"Makasih ya Mas" ucapku sambil sesaat mengecup pipinya
Ryan tiba-tiba menggendongku ala bride style sambil berkata
"Ayo, sekarang waktunya kita menyelesaikan solusi dari masalah yang kita buat.."
"Maksud Mas, membuat aku hamil?"
Tanpa menjawab pertanyaanku, dia kemudian membawaku ke dalam kamar dan melakukan rencananya itu.
Keesokan Paginya
Kring.. Kriingg.. Kriiiingg.. (Hp Shina berdering)
Tanpa melihat siapa yang menelpon, Shina yang masih setengah terbangun itu kemudian mengangkatnya
"Morning My Queen.. Apa aku mengganggu tidurmu pagi ini?" sapa Roy
"Roy..??" jawab Shina sambil mengumpulkan semua kesadarannya
"Ya.. ini aku Roy Saputra, tunanganmu.. Kau tidak lupa kan, Baby?"
"Kau segeralah bersiap-siap.. 15 menit lagi aku jemput kau diapartemen. Hari ini ada banyak hal yang harus kita selesaikan" ucap Roy kemudian
Shina yang saat itu masih mengantuk dan malas meladeni Roy memilih menutup telponnya. Kemudian Roy menelponnya kembali.
"Hallo.." sapa Shina yang masih mengantuk
"Aku tidak main-main dengan perkataanku tadi. Saat ini aku ada di lobby apartemenmu Baby.." ucap Roy
"Kau mau aku menunggumu disini atau aku yang naik ke atas untuk menjemputmu" Roy masih berusaha membujuk Shina
Tanpa menggubrisnya, Shina kembali menutup telpon dan mencoba untuk tidur kembali. Beberapa saat kemudian,
Ting Tong.. Ting Tong.. (suara bel apartemen Aris dan Shina)
Aris yang sudah bangun, kemudian datang membuka pintu. Dia terkejut saat melihat ada sosok pria dibalik pintu tersebut dengan menutupi wajahnya menggunakan buket bunga yang dibawanya. Sesaat setelah pria tersebut menyadari bahwa pintu apartemen didepannya sudah terbuka dan ada seseorang disana, barulah dia menurunkan buket bunga tersebut dan memperlihatkan wajahnya.
"Kau.. " ekspresi Aris tidak senang dan terkejut saat melihat Roy
"Ohh.. Aku tidak tahu kalau kau juga tinggal disini calon Kakak ipar.. Bisa tolong panggilkan aku My Queen Baby Shica. Katakan Roy Saputra tunangannya sudah datang kesini" ucap Roy sambil tersenyum pada Aris