Saat itu Ryan, dengan perasaan kesal dan jengkel, akhirnya memutuskan untuk mengangkat telpon. Saat dia mengetahui ternyata Heru yang muncul di panggilan telponnya tersebut, rasa jengkelnya pun memuncak.. hingga kemudian dia menjawab Heru dengan,
"Mas Heru..!! Apa kau tahu apa yang kau lakukan sekarang??! Kau ini.. benar-benar sangat mengganggu. Kalau kau sudah dapat semua datanya, tidak perlu kan harus menghubungiku berulang-ulang seperti ini. Kau bisa mengabariku melalui chat, serta mengirim semua datanya melalui email.." ucap Ryan dengan kesal
Aku yang mendengar Mas Ryan berteriak dan memarahi Heru ditelpon turut menegurnya.
"Mas.. jangan memarahinya. Kasihan dia.. Dia kan sudah membantumu mencari semua informasi itu" ucapku dengan suara pelan
Tapi ternyata, saat itu bukan Heru yang ada dipanggilan telpon
"Maaf.. Apa benar saya berbicara dengan Bapak Ryan?" tanya seorang pria
"Iya benar saya Ryan. Loh.. Bukannya ini hpnya Heru" ucap Ryan heran
"Saya dari Polantas ingin memberitahukan kalau saudara Heru mengalami kecelakaan saat berkendara. Saat ini korban dibawa ke Rumah Sakit Umum menggunakan ambulan. Saya menghubungi bapak karena nomor bapak ada diriwayat terakhir panggilan telponnya. Bisa Bapak ke Rumah Sakit sekarang? Saya ingin minta keterangan.."
"Baik Pak. Saya kesana sekarang." jawab Ryan dengan nada panik
Aku melihat Ryan bersikap panik setelah menutup telponnya merasa bingung. Kemudian, sebelum aku sempat menanyakan.. Ryan pun menjelaskan
"Heru mengalami kecelakaan.. saat ini dia sedang dibawa oleh ambulan ke Rumah Sakit Umum. Polisi tadi menelponku karena aku ada diriwayat panggilan terakhirnya. Aku akan ke rumah sakit sekarang.." ucap Ryan terburu-buru sambil masuk kamar dan mencari bajunya
"Mas, aku ikut.." ucapku sambil mengekor mengikutinya masuk kamar
"Tidak usah Sayang. Polisi nanti akan menginterogasiku lama.. Kau lebih baik tunggu disini saja." balas Ryan
Tak lama setelah menggunakan pakaiannya, Ryan kemudian bergegas pergi keluar menuju pintu, kemudian
"Mas, ini.. hp-mu ketinggalan" ucapku mengejarnya
"Oh, iya terima kasih Sayang." ucap Ryan sesaat sambil mengecup bibirku
Kemudian dia pun bergegas pergi menuju Rumah Sakit.
Ditempat lain, saat itu Papaku hendak menuju ke kantor. Dia dikejutkan oleh kehadiran Bu Tomo, besannya yang baru saja keluar dari sebuah restoran. Melihat besannya tersebut, kemudian Papa menyuruh supir menepikan mobilnya dan berhenti sesaat untuk menyapanya. Akan tetapi, ketika hendak membuka pintu mobil, langkahnya terhenti seketika. Dia terkejut karena tidak hanya melihat besannya saja disana tetapi juga Zuriawan. Papa tidak mengira bahwa dia akan bertemu dengan dua sosok tersebut, yang satu besannya dan yang satu lagi musuhnya. Papa mulai curiga, sebenarnya ada hubungan apa antara Zuriawan dengan besannya itu. Tanpa berpikir panjang, dia pun menyuruh supirnya Pak Asep untuk turun dan mematai-matai mereka.
Sementara itu, tidak jauh dari tempat Papa berhenti, ternyata ada Aris dan juga Shina yang saat itu juga baru selesai makan sate. Kemudian,
"Berhubung aku sudah terlanjur bolos kantor, aku akan menemanimu seharian. Apa ada tempat yang ingin kau kunjungi saat ini Shina?" tanya Aris
Shina saat itu merasa senang mendapat tawaran tersebut. Rasanya seperti mendapat ajakan kencan langsung dari Aris. Namun, karena dia tidak mau dianggap sebagai wanita gampangan, yang bisa diajak keluar kemanapun dengan mudah, dia memilih menjawab
"Sebenarnya kau tidak perlu sampai bolos kantor segala.. Kau pikir aku tidak bisa menangani masalahku ini sendiri. Aku tidak mau ya.. nanti kalau gara-gara masalah ini, jadi menyusahkan urusanmu dikantor"
"Lagipula, bukannya kau juga sedang menangani proyek pembangunan apartemen di kawasan Tangerang. Apa bisa seorang ketua tim bertindak seenaknya seperti ini?" jawab Shina berakting untuk menutupi rasa gembiranya
Aris merasa tidak senang mendengar jawaban dari Shina. Kemudian dia pun merespon
"Kau benar.. aku harus kembali ke kantor sekarang. Kasihan Jessy kalau harus menghandle itu semua sendirian.. nanti dia akan kewalahan disana menggantikan aku." ucap Aris
"Kau bisa pulang sendiri kan Shina..? Kalau begitu aku pergi.." lanjut Aris sambil berlalu
Shina yang saat itu tidak suka melihat Aris mengungkit Jessy
"Aris tunggu.." ucap Shina tiba-tiba, tapi tidak dihiraukan oleh Aris
Saat itu, Shina merasa menyesal menjawab ajakan Aris seperti tadi. Sekarang dia kebingungan sendiri membuat alasan agar Aris tidak jadi ke kantor dan mau pergi dengannya. Hingga kemudian
"Ariisss.." Shina masih berusaha menghentikan
"Bagaimana kau bisa ke kantor dengan menggunakan kaos seperti itu. Kemejamu ini kan sedang kupakai.." lanjut Shina sambil berjalan mengejar Aris
"Aku ada baju cadangan dikantor, lagipula kalau seandainya tidak ada pun, aku kan bisa kembali ke apartemen dan mengambil baju lain. Kantor ke apartemenku jaraknya tidak terlalu jauh." jawab Aris
"Tapi aku.." Shina bingung memikirkan alasan untuk menahan Aris
"Ahh.. Maksudku, aku tidak membawa uang serta handphone-ku. Bagaimana aku bisa pulang sendirian." ucap Shina canggung
Kemudian Aris berhenti sejenak dan membuka handphonenya. Dia berniat untuk memesan ojek online. Melihat itu, dengan cepat Shina mengambil handphone Aris tadi..
"Hey Shina.. apa yang kau lakukan?" tanya Aris terkejut saat Shina mengambil handphonenya
"Tidak ada. Hanya mengubah tujuannya menjadi ke Mall. Kita mampir ke Mall dulu sebelum kembali ke apartemen, ada yang ingin kubeli." balas Shina sambil mengubah tujuan di aplikasi pemesanan ojeknya
Aris terlihat menahan senyum melihat tingkah laku Shina saat itu. Dia tidak mengira, bahwa dengan menggungkit Jessy akan membuat Shina menjadi seperti itu.
"Sebenarnya.. sudah lama aku tidak menonton film kebioskop." ucap Shina tiba-tiba
"Mumpung aku sedang menyamar.. Bagaimana kalau kita pergi nonton kesana sekarang." ajak Shina
"Bagaimana ya.. Seseorang tadi menasehatiku agar aku tidak lari dari tanggung jawab sebagai ketua tim.." Aris menyindir
"Kalau kau memang tidak mau yasudah. Aku juga bisa pergi menonton sendiri kok.." balas Shina
"Hahahaa.." respon Aris tertawa lepas
"Kau ini benar-benar aneh Shina.. Tadi ketika aku menawarkan padamu untuk mengajakmu pergi.. kau malah menyuruhku untuk kembali ke kantor, tapi sekarang.. ketika aku akan kembali ke kantor, kau mengajakku untuk pergi nonton ke bioskop.."
"Sebenarnya apa maumu itu, hah? Kau menyuruhku pergi atau memintaku untuk menemanimu pergi?" tanya Aris yang seketika membuat Shina malu dan salah tingkah
Tanpa menjawab pertanyaan Aris tadi, Shina berusaha mengalihkan pembicaraan dengan berkata
"Aku ingin sekali menonton Chucky.."
"Chucky?? Itu film apa? Horor??" tanya Aris
"Boneka Chucky.. Kau tidak tahu?.. Itu film terkenal dulu. Boneka yang suka membunuh untuk bisa membalaskan dendamnya. Sebenarnya dia bukan boneka, tapi ada jiwa manusia penjahat didalamnya yang terjebak masuk kedalam boneka itu, melalui ritual vodoo." Shina menjelaskan dengan antusias
"Aku tidak tahu kalau kau menyukai genre film thriller seperti itu. Bukannya, umumnya wanita jarang menyukai genre itu. Mereka biasanya kan lebih menyukai film romantis, action, atau comedy.." ucap Aris
"Aku tidak tahu bagaimana pendapat-pendapat wanita lain yang menyukai genre-genre fim tersebut. Karena menurutku itu adalah suatu hal yang bodoh dan konyol." jawab Shina
"Seperti contohnya film romantis. Banyak wanita tidak sadar bahwa dengan film-film tersebut membuat meraka mudah dibodohi oleh pria-pria brengsek, penipu, dan hidung belang diluar sana. Dengan bermodalkan hal-hal romantis atau gombalan, mereka kemudian luluh dan jatuh ke dalam perangkapnya.. kan konyol.."
"Apalagi film-film action dan comedy sekarang.. Kebanyakan adegan-adegannya itu tidak masuk akal.. bahkan diluar nalar. Lebih baik menonton horor atau thriller. Setidaknya dengan menonton film bergenre itu, kalian bisa sadar bahwa kehidupan yang sedang kalian jalani ini tidaklah seindah dan semulus yang kalian bayangkan.. atau istilah sekarangnya jadi supaya kita gak kebanyakan halu.."
"Banyak orang-orang jahat.. bahkan, teman, sahabat, atau keluarga dekat kita sekalipun yang berniat jahat pada kita. Hal tersebut berguna agar kita bisa bersikap selalu waspada pada siapapun. Di film-film tersebut, kita juga bisa mempelajari bagaimana trik dan cara menghadapi orang-orang tersebut, terutama yang munafik dan bermuka dua yang ada disekeliling kita ini.." ucap Shina menjelaskan dengan serius
"Filsofi hidupmu benar-benar luar biasa.. Kau bahkan bisa mempelajari itu semua dengan hanya menonton sebuah film.." ucap Aris takjub
"Tapi Shina.. Kau juga harus tahu, tidak semua hal yang ada disana itu juga nyata. Maksudku, seperti katamu tadi.. mengenai teman, sahabat, atau keluarga dekat disekitarmu yang perlu kau waspadai itu. Tidak semua dari mereka yang melakukan hal jahat memang berniat jahat padamu. Terkadang ada orang yang karna sanking sayangnya terhadap seseorang sehingga berbuat jahat atau bahkan membuat orang yang disayanginya itu menderita.."
"Aku hanya memberikan gambaran padamu, agar kau tidak menjudge mereka seperti penjahat yang memang benar-benar berniat ingin mencelakaimu. Mungkin ada sebagian yang bersikap seperti itu, tapi tidak semua.." Aris melanjutkan
"Kau tenang saja.. Aku bisa kok membedakan mereka. Aku bisa membedakan mana orang yang benar-benar tulus, mana yang tidak.." balas Shina
"Benarkah?" ucap Aris tersenyum
"Kalau begitu, apabila aku mengatakan padamu bahwa aku sebenarnya selalu merasa khawatir dan peduli padamu.. apa kau akan percaya?.."
"Menurutmu, ucapanku yang barusan itu sungguh-sungguh atau tidak?" tanya Aris sambil mendekat dan menatap dalam mata Shina
Shina yang malu mendengar pertanyaan itu, menjadi salah tingkah. Dia terus terdiam dan sesekali terlihat memalingkan wajahnya dari Aris, hingga tiba-tiba Aris melihat didepannya.. ada seorang bapak tua yang terjatuh ketika sesaat baru keluar dari mobilnya. Dia pun segera berlari ke arahnya untuk melihat.
"Bapak.. Bapak tidak apa-apa?" tanya Aris khawatir dan panik, sambil berusaha memapah dan membantunya berdiri
Betapa terkejutnya Aris ketika mengetahui bahwa orang yang saat ini dibantunya itu merupakan Handoko Wiguna, ayah dari Lena mantannya dulu.
Shina yang saat itu ditinggal pergi Aris tiba-tiba kemudian pergi menghampiri Aris dan juga Bapak itu. Kemudian,
"Aris, dia siapa? Kau kenal dia??" tanya Shina
"Iya, dia Pak Handoko Wiguna, Papanya Lena.." ucap Aris yang membuat Shina terkejut
"Shina.. Ayo bantu aku. Aku akan mengangkatnya masuk kedalam mobil.. Kau tolong bukakan pintu mobil.." ucap Aris tiba-tiba yang menyadarkan Shina dari lamunan
Setelah berhasil mengangkatnya masuk kedalam mobil, kemudian Aris pun bertanya. Bapak sama siapa kesini.." ucap Aris sambil melihat ke sekeliling.
Saat itu, Papaku terlihat kesakitan sambil memegang dadanya (tidak menjawab pertanyaan Aris). Aris yang melihatnya pun kemudian merespon
"Shina cepat kau naik ke mobil, kita akan membawanya sekarang kerumah sakit." ajak Aris
"Tapi Aris.. Bagaimana kalau nanti supir atau keluarga lainnya datang. Mungkin mereka ada disekitar sini untuk membeli makanan.. Apa tidak sebaiknya kita tunggu saja mereka.." balas Shina
"Tidak usah.. Aku takut hal buruk akan terjadi jika kita terlambat membawanya ke rumah sakit. Papanya Lena punya riwayat penyakit jantung.." balas Aris
Saat itu, sebenarnya Shina merasa cemburu. Dia cemburu saat mengetahui Aris ternyata masih mengingat semua hal yang berkaitan dengan Lena mantannya itu. Bahkan, sampai masalah bapaknya yang mempunyai riwayat penyakit jantung pun.. Dia mulai berpikir, kira-kira sejauh apa dulu hubungan Lena dan Aris sampai Aris begitu sangat mengenal Papanya Lena. Namun, seketika lamunan Shina kembali terhenti mendengar Aris berteriak dan menyuruhnya segera masuk ke dalam mobil. Akhirnya, Shina pun masuk kedalam mobil dan mereka bertiga pergi ke rumah sakit mengendarai mobil Papa.