Chereads / My New Neighbour / Chapter 62 - Permohonan Papa

Chapter 62 - Permohonan Papa

Dalam perjalanan menuju Rumah Sakit, saat itu di mobil, sambil menyetir Aris

"Shina.. Cepat kau hubungi Ryan. Nomornya ada didaftar panggilan masuk yang terakhir.." ucap Aris sambil menyerahkan hpnya kepada Shina

Saat itu, dari kursi belakang, Papa tiba-tiba memegang tangan Aris. Dia mencengkram erat lengannya, seolah berkata, "Jangan kau telpon dia.."

"Tapi Pak, biar bagaimanapun kita harus memberitahukan kondisi Bapak pada Ryan dan juga Lena. Aku tidak punya nomornya Lena makanya aku menghubungi Ryan." Aris menjawab

Sambil memegang dadanya menahan rasa sakit, Papa menggeleng-gelengkan kepalanya seolah memberi tanda untuk tidak memberitahukan kepada Ryan dan juga Lena tentang kondisinya ini. Namun saat itu, Aris salah mengartikan maksud Papa. Dia mengira rasa sakit teramat sangat dijantungnya itu yang menyebabkan Papa menggeleng-gelengkan kepalanya. Hingga kemudian dia kembali berkata,

"Pak, tahan ya.. Sebentar lagi kita akan sampai di Rumah Sakit." ucap Aris berusaha menenangkan

Namun, Shina yang mengerti maksud reaksi gelengan dari kepala Papa kemudian berkata,

"Hey Aris.. Sepertinya dia tidak ingin kau memberitahu mengenai kejadian ini pada Ryan dan juga Lena."

"Benar begitu kan Pak?" Shina menanyakan pada Papa dan dijawab anggukan oleh Papa

Tak lama setelah itu, tibalah mereka di Rumah Sakit. Ternyata Rumah Sakit tersebut juga merupakan Rumah Sakit tempat Heru mendapatkan perawatan. Akan tetapi, ketika Papa, Aris, dan juga Shina tiba disana, mereka tidak bertemu Ryan diruangan IGD.

Ditempat lain, Pak Asep, supir Papa.. dia dikejutkan oleh Papa dan mobilnya yang tiba-tiba menghilang. Saat itu, dia terlihat panik. Dia ingin menghubungi Papa, tapi ternyata dia ingat hpnya masih tertinggal didalam mobil. Pak Asep kemudian berjalan memasuki restauran satu persatu untuk mencari majikannya tersebut. Setelah terus mencari disekitar namun tidak kunjung menemukannya, Pak Asep kemudian memutuskan untuk pergi ke kantor. Dia mengira mungkin saat itu Pak Han meninggalkannya karena ada urusan mendadak di kantor. Beruntung saat itu dirinya ada dompet atau kalau tidak dia akan lebih susah lagi untuk menyusul majikannya itu pikirnya.

Dirumah Sakit, setelah Papa mendapatkan perawatan, kemudian dokter tersebut bertanya pada Aris dan juga Shina

"Apa ada diantara kalian yang merupakan keluarga dari pasien ini?"

"Kondisinya saat ini, dia memerlukan stent jantung atau pemasangan ring untuk mengatasi masalah penyumbatan dipembuluh darahnya.." dokter tersebut kembali menjelaskan

"Aku butuh persetujuan dari pihak keluarga untuk melaksanakan tindakan ini.. " lanjut dokter tadi

Kemudian, tanpa basa-basi Shina terus berkata sambil menunjuk ke arah Aris

"Dia.." ucap Shina

"Dia menantunya bapak tadi.." lanjut Shina menjelaskan

"Anaknya bapak tadi, Lena menikah dengannya, namun saat ini Lena itu sedang berada diluar kota.. Jadi, hanya dia saja keluarganya saat ini yang ada disini." lanjut Shina kembali berbohong yang dibalas oleh tatapan mata tidak senang dan tidak setuju dari Aris

Kemudian dokter tersebut mengajak Aris untuk mengurus prosedurnya. Namun, sesaat sebelum Aris pergi meninggalkan ruangan itu, Shina kembali berkata

"Kan Bapak tadi tidak ingin Ryan dan Lena tahu akan hal ini, jadi.. untuk saat ini kau saja yang berpura-pura menjadi menantunya." bisik Shina

Kemudian dia melanjutkan

"Siapa tahukan.. Gara-gara ini kau bisa merubah statusmu itu menjadi menantu sungguhannya.." bisik Shina kembali meledek

Saat itu, sebenarnya Aris tidak mau melakukannya. Kalau bukan karena kondisi yang benar-benar mengharuskan Pak Han mendapatkan perawatan saat ini juga, dia tidak akan mau untuk menyetujui rencana Shina ini.

Beberapa saat setelah Aris menandatangani surat dari rumah sakit dan mengurus semua prosedurnya, dia masuk ke kamar inap dimana Pak Han telah dipindahkan.

"Bapak.." sapanya ketika dia masuk ke ruangan

"Bagaimana kondisi Bapak saat ini? Apa bapak masih merasakan tidak enak atau sakit dibagian dada?" tanya Aris khawatir

"Kau.. Siapa namamu Nak?" tanya Papa pada Aris

"Aris Pak. Namaku Aris.." Aris menjawab

"Terima kasih karena telah menolongku tadi.. dan juga telah membantuku merahasiakan ini dari Lena dan juga Ryan." ucap Papa

"Maaf.. waktu dulu aku telah berbuat kasar padamu dengan mengusirmu dari rumah.. Aku tidak tahu kalau kau ternyata orang baik.." ucap Papa tiba-tiba yang membuat Aris terkejut

"Bapak ingat siapa saya?" tanya Aris takjub

"Tentu saja.. Kau kekasihnya Lena kan, yang waktu dulu datang kerumahku dan memintaku untuk mempertemukanmu dengan Lena.." jawab Papa

"Mungkin seharusnya aku menerima lamaranmu pada saat itu.. Aku minta maaf.. Aku benar-benar menyesal Nak.." ucap Papa sambil menitikan air matanya mengingat kejadian 17 tahun yang lalu

"Sudahlah Pak. Itu semua sudah berlalu.. Lena juga sudah terlihat bahagia dengan keluarganya yang sekarang." ucap Aris

"Tidak.. Kau tidak mengerti.." ucap Papa tiba-tiba  memotong

"Sepertinya aku telah mengambil keputusan yang salah dengan menjodohkan Lena anakku dengan Ryan keluarga Pak Tomo.." Papa melanjutkan bercerita dan membuat Aris yang mendengarnya terkejut

Kemudian,

"Berjanjilah Nak Aris.. Jika sesuatu nanti terjadi padaku, kau akan menjaga Lena selalu.."

"Lena.. Dia satu-satunya putri kesayanganku. Harta berharga yang ditinggalkan oleh Widya (Almarhumah istri beliau/Mama Lena) untukku.."

Aris mendengar ucapan Pak Han saat itu menjadi benar-benar bingung dan tidak mengerti. Kenapa harus dia yang menjaga Lena, bukankah ada Ryan suaminya disisinya. Untuk apa menyuruh orang lain menjaga anaknya, tapi bukan menantunya.. pikir Aris bingung.

"Keluarga mereka itu.. sepertinya telah merencanakan ini semua dari awal.." Papa masih bercerita

"Dan aku benar-benar menyesal telah masuk kedalam skenario mereka yang menjijikan ini.." ucap Papa yang masih membuat Aris bingung dan bertanya-tanya akan maksud dari perkataannya

"Seandainya dulu aku tidak tergoda dengan tawarannya.. Aku benar-benar bodoh sehingga membuat Lena harus terjebak dalam situasi ini.." Papa yang belum sempat melanjutkan perkataannya tiba-tiba meringis kesakitan sambil kembali memegang dadanya

"Sudah Pak.. Sudah.. Tidak usah pikirkan masalah di masa lalu. Bapak tidak boleh banyak pikiran karena bapak akan menjalani tindakan stent jantung nanti.." ucap Aris

"Aku akan keluar sebentar memanggil dokter.." ucap Aris kembali sambil berdiri dan hendak keluar

Namun saat itu, tiba-tiba tangan Papa menahannya.

"Tidak usah memanggil dokter.. Aku tidak apa-apa Nak." ucap Papa pada Aris

"Kau.. berjanjilah untuk tidak menceritakan ini termasuk kondisiku pada siapapun, baik itu Lena, Ryan, terlebih lagi keluarga Pratomo.."

"Dan satu lagi.. Aku titip Lena ya." ucap Papa yang dibalas anggukan oleh Aris

Saat itu, suasana sangat hening.. hingga tiba-tiba

"Ngomong-ngomong Nak, kau sudah berkeluarga?" tanya Papa pada Aris

"Sudah Pak. Aku sudah menikah dan mempunyai seorang putri yang sudah berumur 16 tahun." jawab Aris

"Perempuan yang tadi itu, dia adalah.." Aris yang belum menyelesaikan kata-katanya dikejutkan oleh kehadiran Shina yang sedari tadi ada berdiri dipojok ruangan itu, yang kehadirannya tidak disadari oleh Aris

Dengan tiba-tiba Shina pun berkata

"Aku belum sempat memperkenalkan diri ke Bapak, namaku Shina dan aku adalah adik angkatnya" ucap Shina yang membuat Aris terkejut

Tidak sampai disitu, Shina kembali berkata

"Bapak tenang saja.. Serahkan saja semua tanggung jawab mengenai putri Bapak Lena pada Aris ini. Aku yakin Aris akan melindungi Lena dengan baik. Dia bahkan sampe saat ini pun masih memendam perasaan pada putri bapak itu.."

"Mungkin bapak tidak tahu, tapi dia bahkan sampai rela membeli apartemen persis disamping unit Lena.. hanya untuk memantau dan melihat kondisi Lena lebih dekat.."

Saat itu, Aris terkejut mendengar Shina berbicara seperti itu, kemudian dia pun merespon

"Shina..!!" ucap Aris memberi peringatan

Tanpa menghiraukan Aris, Shina kembali bicara

"Ahh.. ada satu lagi. Apa bapak tahu bahwa Aris baru-baru ini pernah hampir kehilangan nyawanya demi melindungi putri bapak dari serangan pria mabuk.."

"Hey Aris.. Kenapa kau tidak menceritakan masalah itu padanya." lanjut Shina berkata

"Apa benar seperti itu Nak?" tanya Papa pada Aris

"Iya.. Ususnya bahkan sempat robek karena terkena luka tusukan benda tajam.." Shina menjawab Papa

Mendengar hal itu Papa merasa bahagia. Karena kini dia yakin bahwa Aris memang masih punya perasaan pada putrinya Lena. Kemudian Papa kembali berkata,

"Seandainya saja kau ini lajang.." ucap Papa tiba-tiba

"Bapak tenang saja.. Saat ini dia sedang proses gugatan cerai dengan istrinya itu.." ucap Shina yang membuat Aris kali ini shock dan terkejut

"Dia menikah dengan istrinya karena sebuah kesalahan. Jadi, istrinya sengaja menjebaknya untuk bertanggung jawab, padahal dia tidak melakukan apapun terhadap istrinya itu.. Sebelum menikah dengannya, bahkan istrinya itu tengah hamil duluan dan menjadikannya sebagai ayah pengganti dari anak yang dikandungnya tersebut.."

Emosi Aris kembali memuncak mendengar perkataan Shina barusan, hingga kemudian

"Shina..!!!" ucap Aris keras dengan nada tidak biasa

"Kalau seperti itu, seandainya nanti Lena bercerai dengan Ryan.. Apakah kau mau kembali bersama dengannya?" tanya Papa ke Aris

"Tentu saja.. Tidak usah dikatakan pun dia pasti dengan senang hati akan menerima Lena kembali. Sekarang yang menjadi masalahnya itu adalah apakah Lena mau menerima.." Shina yang belum selesai mengatakan kata-katanya itu kemudian ditarik keluar ruangan oleh Aris

Saat Aris membawa Shina keluar ruangan, kemudian

"Hey Shina, apa-apaan kau ini?" tanya Aris benar-benar marah

"Apa maksudmu tadi dengan mengatakan semua itu dihadapan Papanya Lena, hah?" lanjut Aris yang emosi

"Bukannya ini bagus.. Saat ini aku sedang membantumu Aris untuk menggapai kebahagiaanmu."

Shina kemudian melanjutkan,

"Kau lihat.. sepertinya Papanya Lena kini akhirnya telah memberikan lampu hijau padamu. Bahkan, kelihatannya.. dia juga berniat untuk memisahkan hubungan Lena dan juga Ryan karena alasan tertentu.."

Aris yang tidak senang mendengar ucapan tersebut kembali menegurnya dengan keras

"Shina..!!!" teriak Aris

"Kau tenang saja.. Ini sebagai balasanku karena selama ini aku telah banyak berhutang budi padamu Aris.." balas Shina

"Terima Kasih karena sampai saat ini kau masih mau bertahan disisiku dan menjaga Rani.." ucap Shina sambil menahan kesedihannya itu dengan mata yang sudah berkaca-kaca

Kemudian Shina berdehem sekali dan mengontrol emosinya.. dia manahan air matanya yang saat itu akan turun sambil berkata

"Aku akan menyiapkan dokumen gugatan perceraian kita nanti, kau hanya perlu menandatanganinya saja.." ucap Shina kembali yang telah berhasil mengontrol perasaannya untuk tidak sedih dan menangis dihadapan Aris

"Kalau begitu.." sebelum Shina sempat mengatakan kata-kata perpisahannya pada Aris, tiba-tiba terdengar suara pria yang sangat akrab memanggil mereka dari kejauhan.. Ya itu adalah suaranya Ryan.

"Shina.. Aris.." sapa Ryan yang akhirnya mendekat ke arah mereka

Mereka berdua terkejut seketika melihat kehadiran Ryan saat itu yang tiba-tiba muncul. Mereka pun panik karena saat itu posisi mereka berdua tepat berdiri di depan ruang kamar tempat Pak Han, Papa Lena berada. Kemudian,

"Apa yang kalian berdua lakukan disini?" tanya Ryan kembali