Saat itu ketika Ryan bertanya pada Aris dan Shina, Shina kemudian berbisik kepada Aris
"Aku akan bawa Ryan pergi dari sini. Sementara kau urus dan temani calon mertuamu itu" bisik Shina
Namun ternyata, pendengaran Ryan cukup tajam sehingga dia pun kembali bertanya heran
"Calon mertua??.." ucap Ryan bingung
Shina yang panik seketika lalu berkata,
"Ka.. Kau salah dengar Ryan. Kapan aku bilang calon mertua.. Yang ku maksud itu calon tetua." ucap Shina sambil terbata-bata dan tersenyum. Kemudian dia melanjutkan
"Itu loh.. atasannya Aris dikantor yang akan direkrut menjadi calon pemimpin selanjutnya.. Benarkan Aris?"
Aris pun kemudian menjawabnya dengan anggukan dan tersenyum canggung ke arah Ryan. Ryan yang masih bingung kemudian kembali bertanya,
"Maksudmu Jessy yang sedang ada didalam sana?" tanya Ryan kembali, yang kali ini membuat Shina terkejut
"Jessy??" ucap Shina yang seketika mengubah ekspresinya menjadi tidak senang
"Iya Jessy. Dia kan cucu Pak Santoso pemilik dari Jaya Corp itu.. Aku dengar Pak Santoso akan mewariskan perusahaan itu padanya." Ryan menjelaskan
Shina terlihat terkejut mendengar penjelasan dari Ryan. Dia kemudian berpikir, pantas Aris bisa cepat naik jabatan dan pindah ke pusat.. Ini pasti karena ada campur tangan Jessy didalamnya. Seketika api cemburu muncul pada diri Shina, hingga tiba-tiba dia kembali tersadar saat Ryan berkata
"Kalau begitu aku akan masuk untuk menemuinya.. Kebetulan, ada hal yang ingin kudiskusikan juga dengannya." ucap Ryan sambil melangkah maju
Namun, tiba-tiba Shina menariknya dan berkata
"Bukan Jessy yang ada didalam sana.. tapi orang lain. Sudahlah Ryan, itu tidak penting.. Kau ikut aku sekarang. Ada hal yang lebih penting yang ingin kubicarakan berdua denganmu, ini soal Rani" ucap Shina sambil menarik Ryan pergi
Akhirnya Ryan dan Shina pun pergi meninggalkan Aris disana. Dan Aris kembali masuk ke kamar Papa.
"Tadi itu.. Apa kau merasa malu karena adikmu menceritakan semuanya padaku?" tanya Papa ke Aris
"Sebenarnya dia bukan adik melainkan istriku Pak. Hari ini kami sempat bertengkar tadi.. Tepat sebelum aku melihat bapak terjatuh saat itu" Aris terpaksa berbohong
"Mungkin bapak terkejut mendengar semua yang dia katakan. Aku minta maaf kalau istriku telah lancang dan berkata seperti itu mengenai hubunganku dan Lena" Aris melanjutkan
"Jadi, maksudmu semua yang dikatakannya itu bohong?" tanya Papa dengan ekspresi kecewa
"Sebenarnya tidak sepenuhnya bohong.. "jawab Aris
"Baiklah, aku akan menjelaskan semuanya pada Bapak agar Bapak tidak salah paham mengenai hubungan kami.."
"Memang benar, aku dan istriku, kami tinggal bertetangga dengan Lena. Tepatnya persis disebelah unitnya, tapi.. itu terjadi karena ketidaksengajaan."
"Mungkin bapak tahu Jaya Corp? Kebetulan aku bekerja disana sebagai manajer proyek, jadi karena tempat kerjaku dekat dengan apartemen itu, makanya aku memilih untuk tinggal disana.."
"Dan mengenai masalah aku yang menolong Lena saat itu.. Itu terjadi ketika kita berempat makan malam di sebuah club. Waktu itu Ryan yang mengundang kami sebagai tetangga barunya.." Aris yang belum menyelesaikan kata-katanya itu kemudian dipotong oleh Papa
"Klub malam?" tanya Papa terkejut
"Iya.." jawab Aris
"Maksudmu Ryan mengajak Lena pergi ke klub malam??" Papa menaikkan intonasi suaranya
"Sebenarnya bukan Ryan yang mengusulkan tapi istriku Shina.." Aris berusaha menjelaskan
"Tetap saja.. Aku tidak mengira bahwa dia akan mengajak Lena ke klub malam.. Tempat terkutuk itu.. Berani sekali dia.." ucap Papa tidak senang
"Tidak Pak, sebenarnya waktu itu Ryan juga tidak menyetujuinya, tapi karena Lena ingin pergi kesana.."
"Sudah kau tidak usah membelanya.. Aku tahu anakku, dia tidak mungkin mau pergi kesana.. dia tidak suka suasananya, terlebih lagi musik yang keras, minuman beralkohol.."
Saat itu Aris memilih diam untuk mendengarkan semua perkataan Papa.. karena dia tahu, semakin dia berusaha menjelaskan dan meluruskan masalahnya, Papa tetap akan menyangkalnya. Hingga kemudian setelah Papa selesai meluapkan kekecewaannya pada Ryan, Aris memberanikan diri untuk membuka suara dan bertanya,
"Pak.. Maaf sebelumnya kalau saya lancang. Saya ingin bertanya. Saat tadi Bapak bilang, kalau seandainya Lena dan Ryan bercerai, Bapak menanyakan pada saya apakah saya bersedia untuk kembali pada Lena.. Apa maksud Bapak bertkata seperti itu? Apa Bapak menginginkam agar Lena dan Ryan bercerai?" tanya Aris
"Aku tidak menyukai keluarga mereka. Keluarga mereka itu licik. Aku rasa mereka telah mengatur ini semua dari awal agar aku mau menjodohkan putriku Lena dengan putranya Ryan." jawab Papa
"Darimana Bapak bisa menyimpulkan semua itu?" tanya Aris penasaran
"Dulu 17 tahun yang lalu, kau tahu alasan utamaku menjodohkan Lena dengan keluarga Ryan? Saat itu, bisnis kami berjalan dengan baik dan lancar hingga suatu hari aku mengetahui bahwa ada seseorang yang sangat aku percaya mengkhianatiku.. Zuriawan, jabatannya sebagai CFO diperusahaan yang dengan licik melakukan penggelapan dana yang membuat perusahaanku mengalami kerugian cukup besar."
"Saat itu perusahaan kami benar-benar berada diujung tanduk, jika aku tidak menemukan investor baru maka perusahaan kami bangkrut.." ucap Papa
Saat itu, mendadak Aris mengingat ketika dirinya harus terpaksa melepaskan Lena dan merelakannya untuk menikah dengan orang lain. Dia juga mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan Papa. Alasan Lena memilih untuk menuruti keinginan Papanya itu karena dia tidak ingin perusahaan Papanya bangkrut dan Papanya kembali sakit. Kalau tidak salah, Papanya dulu sempat mengalami kejadian yang sama seperti yang dialaminya sekarang yaitu penyakit jantungnya kumat, setelah tahu orang yang dipercayainya berkhianat padanya.
"Aku terpaksa menyetujui rencana yang diajukan temanku waktu itu untuk meminta dana investasi kepada keluarga Pratomo dengan melakukan pernikahan bisnis, karena aku dengar saat itu beliau membutuhkan calon menantu untuk dinikahkan pada anaknya.." Papa kembali bercerita
"Lalu apa hubungannya semua ini Pak?" tanya Aris kembali
"Apa Bapak mencurigai bahwa kebangkrutan perusahaan Papa ini sudah dari awal direncanakan oleh keluarga Pratomo?" Aris memprediksi
"Ya.. Sepertinya dari awal mereka sudah merencanakan semua ini. Karena bagaimana mungkin Zuriawan si bajingan itu bisa ada diperusahaan mereka.." Papa menjelaskan
"Maksud Bapak, Pak Zuriawan bekerja diperusahaan Pak Pratomo??" tanyanya kembali
"Iya. Baru-baru ini aku melihatnya ketika aku membuntutinya, dia masuk ke Pratomo Tower. Lalu, tadi pagi.. Aku bahkan melihat dirinya keluar dari restoran bersama dengan Bu Tomo. Mereka terlihat akrab sekali saat mengobrol sehingga aku menyuruh supirku tadi untuk memata-matainya.."
Saat mengatakan itu semua, Papa kemudian teringat bahwa dia menyuruh Asep untuk memata-matai Bu Tomo dan Zuriawan. Dia kemudian mangambil handphonenya dan menghubungi Asep. Akan tetapi, saat itu Asep tidak menjawab panggilannya karena handphonenya tertinggal di mobil. Aris yang mengetahui hal itu kemudian berkata,
"Sepertinya handphone supir bapak itu tertinggal di mobil tadi.." Aris menjelaskan
"Jadi saat ini dia tidak bisa menghubungi atau menjawab panggilan bapak." ucap Aris kembali
"Nak Aris.. Bisa kau bawa Asep kesini sekarang. Mungkin saat ini dia berada dikantorku. Aku ingin tahu bagaimana hasil penyidikan yang dia lakukan. Aku penasaran ingin tahu ada hubungan apa antara Zuriawan dengan keluarga Pratomo."
Aris sebenarnya ingin menolak.. Dia tidak ingin Papaku kembali stress dan shock apabila ternyata kecurigaannya selama ini benar. Dia bingung bagaimana harus menolak Papaku. Hingga akhirnya dia memberanikan diri untuk berkata,
"Setelah Bapak melakukan Stent Jantung.. Aku akan membawa Pak Asep kesini. Bapak harus tenang dulu dan menjalani perawatan Bapak dengan baik.. Jika semuanya berjalan dengan lancar, aku berjanji akan membawa Pak Asep kemari.." ucap Aris
"Apa aku bisa mempercayai ucapanmu ini?" tanya Papa meyakinkan
"Iya, Bapak bisa percaya padaku. Aku bukan orang yang suka mengingkari janji" jawab Aris dengan sungguh-sungguh
"Baik. Kelihatannya aku memang harus percaya padamu Nak." ucap Papa sambil tersenyum pada Aris
Kemudian Aris kembali bicara pada Papa,
"Pak, maaf kalau sekali lagi aku berbicara ini lancang pada Bapak.."
"Meskipun keluarga Pak Pratomo melakukan itu semua, tapi biar bagaimanapun sekarang kehidupan Lena dan Ryan terlihat sangat bahagia dan harmonis. Aku takut, Bapak mengambil keputusan yang salah dengan menyuruh mereka berpisah. Mereka berdua saling mencintai Pak. Ryan juga memperlakukan Lena dengan baik. Dan Lena.. dia juga sepertinya sangat mencintai Ryan.." ucap Aris berusaha membujuk
"Tetap saja aku tidak suka keluargaku berhubungan dekat dengan musuhku. Kita tidak tahu nanti dimasa depan rencana busuk apalagi yang akan dilakukannya.. Aku hanya berusaha melindungi anakku." jawab Papa
"Tapi aku yakin Ryan tidak akan pernah membiarkan itu terjadi, terlebih lagi jika sesuatu yang buruk terjadi pada Lena.." Aris menjawab
"Kau tidak mengerti. Ryan itu anak yang sangat patuh pada ibunya. Biarpun usianya kini tidak lagi muda dan sudah menikah tapi tetap saja.. dia akan menuruti semua keinginan ibunya. Bahkan, dulu aku sempat mendengar kalau demi ibunya dia rela meninggalkan kekasihnya yang merupakan seorang artis saat itu.. Menurutmu, kalau ibunya menyuruhnya untuk berpisah dengan Lena, apakah dia akan menolak?" ucap Papa
"Tidak mungkin ibunya mengambil tindakan seperti itu dengan menyuruhnya menceraikan Lena. Sampai saat ini, buktinya rumah tangga mereka baik-baik saja.. Bahkan, tadi pagi Bu Tomo pergi berkunjung ke apartemennya." Aris masih berupaya membujuk Papa
"Bu Tomo datang ke apartemen mereka? Ada masalah apa?? Bukankah saat ini dia sedang menemani suaminya dinas di Amerika." tanya Papa terkejut
Aris sebenarnya tahu alasan kenapa Bu Tomo datang karena kebohongan yang dibuat oleh Ryan kalau Lena, istrinya itu tengah hamil. Tapi dia berusaha menutupinya dari Papa. Dia tidak mau Papa kecewa lagi dengan ulah Ryan itu.
"Aku tidak tahu Pak.." jawab Aris
"Pasti terjadi sesuatu pada mereka. Kau tolonglah selidiki masalah ini ya Nak Aris. Bantu aku untuk menjaga dan melindungi Lena dari jauh.." ucap Papa memohon
"Iya Bapak tenang saja. Aku akan membantu Bapak menjaga Lena. Bapak sekarang tenang dan tidak usah memikirkan apa-apa lagi. Ingat bapak nanti akan menjalani tindakan stent jantung.. Bapak harus dalam kondisi rileks dan tenang, tanpa memikirkan apapun."
"Papa harus berjuang untuk tetap hidup demi Lena.." Aris memberikan motivasi
"Baiklah.. Terima kasih ya Nak.. Kau benar-benar orang baik. Seandainya saja kau yang menjadi menantuku." ucap Papa masih merasa bersalah
Ditempat lain Ryan dan Shina
"Ryan, aku ada satu permintaan padamu.." ucap Shina yang membuat Ryan sedikit khawatir saat mendengarnya
Dia tahu, Shina ini sering kali mengganggu hubungan rumah tangganya dengan Lena. Dia mulai berpikir, kali ini rencana gila apa lagi yang akan dilakukannya untuk memisahkan dirinya dari Lena. Akan tetapi, semua kecurigaannya lenyap seketika ketika Shina tiba-tiba berkata
"Aku dalam waktu dekat ini ada rencana untuk tinggal dan menetap diluar negeri. Aku akan melebarkan sayap karirku disana, tapi mungkin masih disekitar Asia.. entah malaysia, brunei, atau thailand juga kelihatannya bagus.." Shina berhenti sejenak sambil mengontrol emosinya
"Aku ingin kau lebih sering mengawasi Rani, karena bagaimanapun dia akan tetap tinggal disamping unit kalian bersama dengan Aris.."
"Aku tahu, kau sudah tidak mencintaiku lagi dan hubungan kita yang sekarang juga tidak cukup baik, bahkan kau juga membenciku yang selalu berusaha mengganggu hubunganmu dan juga istrimu tapi.."
"Tolong jangan kau lampiaskan kebencian dan kemarahanmu padaku itu ke Rani. Rani dia.. dia sudah cukup menderita dengan memiliki seorang ibu sepertiku. Jadi aku tidak ingin kau membuatnya kembali kecewa.."
"Meskipun dia saat ini sangat menyukai Aris dan hanya menganggap Aris sebagai Ayahnya seorang.. Aku ingin kau tetap menjaga dan melindunginya dari jauh. Setidaknya, lakukanlah tugasmu itu sebagai seorang ayah kandung..
"Untuk masalah kontrak kesepakatan kita.. Kau bisa menganggap itu semua batal atau tidak pernah terjadi, jika nanti aku telah pergi dari sini.." ucap Shina dengan ekspresi menahan kesedihannya
Ryan yang mendengar semua ucapan Shina dibuat terheran. Kenapa Shina bisa tiba-tiba berubah menjadi seperti ini, pikir Ryan saat itu. Kemudian karena rasa penasarannya dia pun kembali bertanya
"Shina.. Apa kau sedang bertengkar dengan Aris? Kenapa kau mendadak berubah seperti ini?" tanya Ryan tiba-tiba yang membuat Shina terkejut
"Jangan bilang.. kau cemburu pada Jessy karena kau telah benar-benar jatuh cinta pada Aris?" tanya Ryan kembali
"Aku.. Jatuh cinta pada si bodoh itu?? Tentu saja itu tidak mungkin Ryan. Kau tahu aku itu orang seperti apa, aku tidak mungkin jatuh cinta padanya.." jawab Shina berusah membantah
"Tapi, dari jawabanmu barusan seolah membuktikan kalau kau benar-benar merasa kesal dan sedang cemburu. Aku yakin kau telah jatuh cinta padanya.." balas Ryan
"Cihh.. Yang benar saja.. Dia itu bukan tipeku. Tipeku itu adalah pria sepertimu" jawab Shina berusaha menyangkal
Kemudian Ryan dengan PD-nya,
"Tentu saja.. Aku bahkan seribu kali lebih baik dibandingkan dengan Aris. Bahkan Shina saja berkata seperti itu" pikir Ryan dalam hati bangga
"Sudahlah.. Pokoknya kau ingat kata-kataku tadi. Jangan beritahukan rencanaku ini pada siapapun termasuk Aris. Kalau kau melanggarnya, maka aku akan membuatmu berpisah dari Lena atau membuat Lena membencimu dan pergi jauh meninggalkanmu.." dan Shina pun pergi meninggalkan Ryan
Kemudian Shina kembali masuk keruang perawatan Papa, namun saat itu Papa sedang tidak ada disana. Hanya terlihat Aris yang sedang tertidur dalam kondisi duduk dengan kepala dan tangan yang melipat diatas kasur tempat Papa tadi berbaring. Kemudian Shina mendekat sambil memandang dalam wajah orang yang selalu membuat hatinya berdegup kencang itu.. dia berkata,
"Hari ini kau pasti sangat kelelahan dengan semua masalah yang terjadi.. Maaf kalau aku membuatmu semakin menderita dengan kehadiranku dihidupmu.." ucap Shina
Kemudian sambil menghalau rambut yang menutupi kening dan matanya Aris, Shina kembali berkata
"Meskipun hari ini kita tidak jadi menonton Chucky bersama, ijinkan aku untuk bersikap egois dengan melakukan ini sebagai salam perpisahan kita, suamiku yang tampan dan bukan tipeku.." dan Shina pun mengecup lembut kening Aris