Saat itu Shina dan Aris,
"Shina.. kau tahu apa yang baru saja kau lakukan tadi?" ucap Aris mengulang pertanyaan dengan nada marah
"Kelakuanmu itu sangat tidak pantas untuk menjadi tontonan publik.. Terlebih lagi kalian melakukannya didepan kamera.. Bagaimana kalau sampai Rani melihatnya, hah??" ucap Aris dengan emosi
Dengan tersenyum sinis kemudian dia menjawab Aris,
"Kau tidak perlu khawatirkan masalah Rani. Aku sudah menanamkan padanya untuk tidak percaya dan mengikuti semua skandal dan gosip mengenai diriku.. Dia tidak akan percaya pada apapun yang media beritakan pada Maminya.." balas Shina dingin
"Bukan itu masalah yang ku maksud, tapi tindakanmu saat berciuman dengan Roy yang terekam kamera dan membuat semua orang heboh tadi.. Aku tidak ingin Rani melihat kelakuan Maminya yang seperti itu.." Aris menjelaskan masih dengan perasaan kesal
"Maksudmu kelakuan Maminya yang seperti jalang ini, hah??" ucap Shina dingin sambil menahan emosinya
"Maaf kalau membuatmu kecewa.. Tapi dengan menjadi jalang seperti tadi aku bisa bertahan hidup dan membiayai seluruh kehidupanku dan juga Rani disini.."
"Dan, ahh.. satu hal lagi.. Mungkin kau lupa, aku terpaksa melakukan ini demi meredam gosip atas tindakan bodoh yang kulakukan direstoran saat itu denganmu. Harusnya kau berterima kasih padaku Aris.. karena dengan aku yang menjadi jalang, nama baikmu itu tidak akan tercemar."
Saat itu, Aris hanya terdiam tidak memberikan respon. Dia tidak bermaksud untuk berbuat seperti itu. Bahkan menganggap Shina sebagai wanita murahan atau jalang seperti yang dia dengar barusan. Dia hanya merasa cemburu dan tidak suka ketika melihat Shina berciuman seperti itu dengan Roy. Apalagi tadi Shina yang mengambil inisiatif lebih dulu dengan mencium Roy. Dia sempat berpikir, berarti apa yang Shina katakan bahwa menganggap berciuman dengannya hanya biasa saja dan tidak berarti apa-apa itu benar. Dia merasa kesal.. hingga terus terdiam.
"Kalau tidak ada yang perlu dikatakan lagi maka aku akan pergi. Roy telah menungguku.. Aku akan pergi ke Club dengannya untuk bersenang-senang. Kau tidak keberatan kan, suami kontrakku Aris?" ucap Shina sambil menyindir
"Hey Shina.. " ucap Aris yang masih mencoba untuk menahan Shina agar jangan pergi
"Tenang saja, aku akan menyuruh Roy menghapus semua video tindakan jalangku tadi direstoran, agar jangan sampai Rani melihatnya" ucap Shina yang telah berlalu melewati Aris sambil mengangkat tangan dan melambaikannya ke arah Aris
"Shinaa..." Aris masih berusaha memanggil untuk menahannya
Sambil memutar tubuhnya ke arah belakang dimana Aris berada, Shina kemudian
"Baiklah.. Aku akan kembali ke apartemenmu nanti saat pulang, puass..?? Apa aku boleh pergi sekarang?" ucap Shina dengan ekspresi menahan rasa kesalnya itu
Tanpa menunggu respon dari Aris, kemudian Shina kembali membalikkan tubuhnya ke posisi semula dan berjalan pergi tanpa pernah menoleh lagi pada Aris.
Saat itu Aris sangat-sangat merasa kesal, frustasi, dan emosi. Sebenarnya dirinya ingin menahan Shina agar tidak pergi dengan Roy ke Club tapi dia hanya bisa menahannya dihati. Dia terus menahan perasaan kecewa dan kekesalannya saat itu, sehingga membuatnya tidak fokus kerja seharian.
Ditempat lain, Ryan yang telah pulang dari kantor kemudian pergi berkunjung ke rumah Papaku, yang merupakan Ayah mertuanya. Kemudian, sesampainya Ryan disana
"Pa.. " sapa Ryan sambil memberikan oleh-oleh berupa buah-buahan dan multivitamin
"Hai Ryan.. Bagaimana kabarmu?? Sebenarnya kau tak usah repot-repot memberikan ini semua padaku.. Bagaimana kabar Lena dan juga Oka? Kalian sudah lama tidak berkunjung kesini." sambil Papa mempersilahkan Ryan untuk duduk
"Alhamdulillah kami bertiga baik. Maaf kalau selama ini kami jarang berkunjung kemari Pa.. Nanti aku akan mengajak Lena dan Oka untuk main kesini." balas Ryan
"Ryan.. Papamu masih diluar ya. Sebenarnya ada yang Papa ingin tanyakan dan minta tolong padanya.."
Saat itu di benak Ryan, "Syukurlah.. ternyata bukan tentang gosip kehamilan Lena. Tadinya aku pikir, Papa ingin menanyaiku mengenai hal itu. Aku sempat khawatir bagaimana aku harus meminta maaf dan membuat alasan padanya.."
Kemudian Ryan menjawab pertanyaan Papa
"Iya Pa, Papa masih ada di State sama Mama. Rencananya bulan depan baru pulang.. Papa ada masalah apa, mungkin bisa Ryan bantu?"
"Bisa Papa minta data-data karyawan yang bekerja di Pratomo Grup saat ini? Khususnya mereka yang berada dikantor pusat di Pratomo Tower. Papa ingin mencari tahu tentang seseorang.."
"Dia siapa Pa? Kenalan Papa?? Mungkin Ryan bisa bantu. Ryan ada kenalan teman intel di polisi. Papa sebutkan saja nama dan data terakhir mengenai orang itu, nanti temanku yang bernama Dody yang akan menyelediki semua hal tentangnya." Ryan menawarkan
"Oh benarkah Ryan.. Apa Papa bisa mengandalkanmu kali ini?" tanya Papa senang
"Tentu saja.. Percayakan saja pada Menantu Papa ini. Semua masalah pasti akan beres.." ucap Ryan dengan penuh percaya diri sambil tersenyum
"Baiklah, kalau begitu. Papa akan mengirimkan datanya padamu nanti ya Ryan." balas Papa senang
"Siap Pa.. Nanti Ryan minta Dody untuk secepatnya dapetin data tentang orang yang Papa cari itu."
"Hahahaa.. Memang tidak salah aku memilihmu sebagai menantuku. Kau bisa diandalkan untuk hal-hal seperti ini." ucap Papa sambil tertawa senang sembari menepuk-nepuk punggung menantunya itu
Dan tak lama setelah mengobrol tadi, Papa mengajak Ryan untuk makan malam bersama. Setelah itu, mereka pun bermain catur 2 ronde, sebelum akhirnya Ryan pamit pulang.
Ditempat lain, sekembalinya Aris dari kantor, Aris terlihat gelisah. Waktu itu, dia terus memandangi jam yang ada diruangannya sambil menunggu Shina kembali. Bosan menunggu berjam-jam didalam unitnya tapi Shina masih belum kembali, akhirnya dia memutuskan untuk menunggu diluar. Dia terlihat berjalan mondar-mandir disekitar lobby, hingga kemudian Ryan datang dan melihatnya. Saat itu, tanpa basa-basi kemudian dia pergi menghampiri Ryan dan bertanya padanya
"Hey Ryan.. Apa kau mengenal artis yang bernama Roy Saputra? Ada hubungan apa antara dia dengan Shina?? Apa mereka berdua di masa lalu sempat menjalin kasih???" tanya Aris menggebu-gebu
"Roy.." ucap Ryan mengulang sambil mengernyitkan keningnya
Beberapa saat kemudian,
"Ohh.. Aku ingat dia" raspon Ryan tiba-tiba
"Pria brengsek itu.. lebih baik jangan sampai istrimu terlibat masalah apapun dengannya.." jawab Ryan
"Brengsek..? Waktu itu Shina juga menyebutnya seperti itu. Memang ada apa dengannya? Apa dia pernah melakukan hal buruk pada Shina?" Aris semakin penasaran
"Bukan hanya buruk bahkan lebih parah dari itu. Kau tahu kan istilah penjahat kelamin. Itu sebutan bagi Roy diindustri entertainment ini. Dia kerap kali melakukan pelecehan terhadap wanita yang merupakan lawan mainnya. Tidak hanya sampai disitu, bahkan dia juga sengeja merekam aksinya itu untuk memeras wanita tersebut. Shina pernah dulu hampir sempat menjadi korbannya, tapi dia berhasil kabur sebelum Roy sempat melakukan apapun padanya. Aku dengar kalau Shina sempat menendang burungnya si Roy itu.." Ryan menjelaskan
"Saat aku masih berhubungan dengan Shina, Roy sempat masuk daftar nomor satu artis-artis yang aku blacklist dan tidak aku ijinkan untuk berinteraksi dengan Shina.." lanjut Ryan bercerita
"Apapun yang terjadi.. Pokoknya jangan biarkan istrimu itu untuk dekat-dekat dengannya. Karena sekuat-kuatnya Shina, dia tetaplah seorang wanita.. tidak bisa mengalahkan seorang pria, apalagi saat pria tersebut sudah dikendalikan oleh nafsunya.." ucap Ryan sambil menepuk-nepuk pundak Aris
Tak lama setelah perkataan itu, Ryan pun pergi berlalu masuk ke dalam lift.. meninggalkan Aris yang saat itu masih terdiam memikirkam semua nasehat dan perkataannya.
Setelah Aris mengumpulkan kembali pikiran dan kesadarannya, dia pun segera berlari keluar dan mencari Shina. Sambil menelpon, dia mulai mencari ke bar-bar dan cafe disekitar tempat apartemennya, tetapi tidak ketemu. Bahkan, Shina juga tidak mengangkat panggilannya itu. Tidak putus asa, dia terus mencari ke klub dan tempat-tempat hiburan malam yang tidak jauh dari Mall, tetapi masih belum menemukan mereka. Hingga akhirnya.. dia memutuskan untuk pergi ke Blue Ocean, tempat pertama kali dia bertemu dengan Shina.
Sesaat ketika Aris baru saja masuk ke dalam Blue Ocean, tiba-tiba Shina menjawab panggilan telponnya itu,
"Kau dimana???.." nada Aris teriak kesal
"Perjalanan pulang menuju apartemen.." jawab Shina jutek
"Ada apa kau terus-terus menghubungiku.. mengganggu saja.." keluh Shina
"Mengganggu?? Apa kau tahu jam berapa sekarang.. Apa pantas seorang wanita berkeliaran seperti ini tengah malam, hah??" nada Aris masih emosi
"Aku kan Jalang.. memangnya ada yang salah dengan itu? Lagipula apa hakmu mengatur-ngatur aku untuk pulang jam berapa?" balas Shina dingin
"Shina Kau.." Aris belum sempat menyelesaikan perkataannya tiba-tiba dipotong oleh Shina
"Ahh.. Masalah aku menumpang di apartemenmu.. baiklah, kalau kau merasa terganggu dengan kelakuan jalangku ini, aku akan pindah sekarang."
"Shina..." teriak Aris ditelpon
Dan Shina pun kemudian mematikan telponnya.
Sementara Aris, dia bergegas kembali ke apartemen dan setibanya dia di unitnya itu, dia melihat Shina sudah tertidur di samping Rani. Aris kemudian mendekatkan dirinya ke samping tempat tidur Shina, sambil mengelus lembut rambutnya dia berkata
"Kau tidak tahu bagaimana susahnya aku melalui hari ini karna ulahmu itu.. Aku tidak pernah menganggapmu wanita murahan atau jalang, jadi jangan pernah mengatakan hal itu lagi didepanku.."
"Aku juga tidak suka kau berhubungan dekat dengan Roy, apalagi saat kau menciumnya tadi.. Seandainya aku bisa mengatakan itu semua padamu, maukah kau memutuskan hubungan dengannya.."
Dia berhenti sesaat, kemudian sambil menatap dalam wajah Shina yang sedang tertidur itu dia berkata
"Setidaknya kau masih mau kembali ke apartemen ini.. Aku sangat senang.." dan Aris pun mengecup lembut kening Shina sebelum akhirnya dia pergi keluar dari kamar.