Chereads / My New Neighbour / Chapter 40 - Kesepakatan pun Akhirnya Terjadi!

Chapter 40 - Kesepakatan pun Akhirnya Terjadi!

Saat itu direstauran, ketika Jessy sedang menjelaskan hipotesisnya mengenai alasan Aris yang tidak mungkin untuk menikahi Shina karena dia mencintainya, dibuat terkejut oleh Shina yang tiba-tiba jalan melewatinya dan kemudian memberikan ciuman pada Aris. Sebenarnya, itu bukan benar-benar ciuman, hanya sebuah kecupan singkat. Namun, kecupan tersebut berhasil membuat Aris cukup syok dan terkejut. Bagaimana mungkin Shina bisa melakukan hal itu.. bahkan ditempat umum seperti ini, pikir Aris. Aris yang masih bingung memikirkan semua, dibuat tersadar oleh Shina ketika dia berkata sambil menyenggol tangan Aris

"Hei bodoh.. Kalau kau tidak bisa melakukannya, setidaknya bantu aku dengan berperan sebagai suami yang sangat mencintai istrinya disini.." bisik Shina pada Aris

"Aku tidak ingin wanita jalang ini, menjadi besar kepala dan bertindak lebih gila lagi padamu.." lanjut Shina kemudian

Shina kemudian kembali berbisik pada Aris

"Peluk aku atau lakukan apapun untuk membalas ciumanku tadi.. dasar payah kau ini.. masa hal seperti ini harus kuberitahu dulu.." Shina menggerutu

Tak lama setelah ucapan Shina, Aris kemudian berkata pada Jessy

"Mungkin kau tidak percaya, tapi selera seseorang dapat berubah Jessy.." Aris memaksakan tersenyum canggung

"Kau lihat tadi.. dia begitu sangat mencintaiku, jadi bagaimana mungkin aku tidak mencintai istriku ini.." Aris memegang tangan Shina dan kemudian mengecupnya

Meskipun Shina tahu saat itu Aris tidak sungguh-sungguh dalam mengucapkan perasaannya, tapi tetap saja jantungnya tidak mau mendengar apa yang ada dalam pikirannya saat itu. Mukanya berubah menjadi merah, terlebih saat Aris mengecup tangannya tadi.

Namun disisi lain, Jessy yang masih belum terima

"Apa kalian tahu.. terlihat sekali bahwa kalian sedang memainkan drama opera sabun atau semacamnya disini. Aris.. aktingmu itu sangat tidak natural. Kalau aku jadi sutradara, aku akan memecatmu saat ini juga" ledek Jessy sambil tersenyum

"Terserah kau mau percaya atau tidak.. Bahkan jika kami hanya memainkan drama sekalipun, aku juga masih tetap sebagai istrinya hingga detik ini. Wanita sepertimu harusnya tahu diri, tidak baik merebut barang milik orang lain, terlebih suamiku.. kecuali memang kau seorang pelakor" balas Shina sambil tersenyum sinis

"Ayo Sayang, kita pulang.. " ajak Shina pada Aris sambil menarik tangannya

Kemudian mereka berdua pun pergi meninggalkan Jessy direstauran itu. Namun saat itu Jessy,

"Lihat saja, aku akan merebut Aris darimu.. dulu memang aku pernah gagal sekali, tapi kali ini.. aku punya keyakinan akan berhasil. Lagipula, saingannya lebih mudah daripada Lena. Terlebih, Aris pun terlihat tidak mencintainya. Kasihan sekali dia.. " ucap Jessy dalam hati.

Sementara diperjalanan pulang, Aris dan Shina terlihat mereka duduk saling berjauhan. Shina yang duduk dekat dengan jendela sisi kanan, sedangkan Aris sisi kiri. Suasana di ojek mobil sangat hening, tidak ada dari mereka berdua yang mau memulai pembicaraan terlebih dahulu. Kalau Shina, mungkin dia terlihat malu mengingat semua tindakan bodoh dengan mencium Aris direstoran tadi. Dia masih terus berpikir, bagaimana dia menghadapi Aris sekarang. Untuk saat ini, rasanya dia tidak ingin tinggal ditempat yang sama dengan Aris. Dia benar-benar malu dan tidak kuat untuk menatap wajahnya, karena nanti akan mengingatkannya pada kejadian bodoh yang dia lakukan pada waktu itu. Sedangkan Aris, entah apa yang ada dipikirannya, Shina benar-benar tidak bisa menebak dan bahkan tidak mau ambil pusing memikirkannya. Beberapa saat kemudian, setelah keheningan itu, Shina terlihat menelpon seseorang

"Lena.. mengenai perjanjian kontrak yang kau buat, aku telah memikirkannya kembali. Dan aku rasa aku bisa menerima poin nomor satu yang sebelumnya kutolak.." ucap Shina yang berhasil membuat Aris menengok ke arahnya dan terheran

"Mulai besok atau malam ini.. aku rasa aku bisa melakukan pertukarannya dengan Ryan" ucap Shina kemudian

"Benarkah apa yang kudengar ini Shina??" ucapku takjub dan tidak percaya

"Oke kalau begitu, aku akan memberitahukan hal ini pada Mas Ryan.. Terima Kasih sebelumnya." ucapku tersenyum bahagia

Namun, sebelum menutup telepon akupun berkata

"Shinaa.. aku telah memikirkannya. Aku rasa, untuk terlihat sebagai pasangan keluarga yang sempurna bagi Rani, kita harus sering melakukan interaksi dan kegiatan bersama sesering mungkin. Jadi aku berpikir, bagaimana kalau setiap hari kita adakan makan bersama saja, entah diapartemen kami atau diapartemen kalian.. yang penting kita semua dapat berkumpul. Agar terlihat seolah kita ini memang tinggal bersama disini, bagaimana?" tanyaku

Sebenarnya, saat itu Shina tidak begitu mendengarkan apa yang aku bicarakan.. pikirannya sangat kacau akibat kejadian sebelumnya dengan Aris dan Jessy, hingga membuat dia menjawab pertanyaanku itu dengan,

"Terserah.. terserah kau saja Lena. Aku yakin apa yang menurutmu baik pasti baik untuk kita lakukan juga.." jawab Shina datar

"Kalau begitu terima kasih ya Shina" ucapku sambil tersenyum ditelpon

"Iya sama-sama.." dan Shina pun mengakhiri panggilannya.

Aris yang terheran sedari tadi mendengar semua yang Shina ucapkan kemudian bertanya

"Apa kau yakin akan menerima semua syarat perjanjian kontraknya itu?" tanya Aris tak percaya

"Iya.. " jawab Shina datar yang masih memalingkan wajahnya

"Kau serius Shina??" Aris masih bertanya

"Iya.. " Shina masih menjawab datar

"Apa yang membuatmu berubah pikiran, kalau boleh aku tahu?" Aris penasaran

"Tidak ada.. hanya karena aku ingin saja" jawab Shina dengan tenang dan singkat, sambil masih memalingkan wajahnya dari Aris.

"Shina.. Shina.. Kau tidak apa-apa kan? Kau terlihat aneh saat ini. Biasanya kau akan marah atau memaki dan mengatai aku bodoh.." ucap Aris

"Apa ini ada hubungannya dengan masalah Jessy tadi?" tanya Aris yang masih penasaran

"Tidak.. Aku hanya lelah. Aku ingin istirahat.. Bangunkan aku ketika kita sudah sampai di apartemen" ucap Shina lemah

Dan Aris pun terdiam menatap Shina. Sebenarnya saat itu Shina menangis.. dia berusaha menutupinya dengan pura-pura tertidur dan memalingkan wajahnya itu dari Aris. Penyesalan yang membuatnya terluka adalah kenyataan bahwa dia telah jatuh cinta pada Aris, pria bodoh yang kini menjadi suami kontraknya itu, yang dia tahu bahwa tidak mungkin baginya untuk membalas perasaannya karena dia masih belum bisa melupakan mantannya hingga saat ini.. Dia berpikir, seandainya saja dia dapat mengulang waktu, dia tidak ingin jatuh cinta pada Aris..

Sementara di apartemen Ryan dan Lena

"Mas, tadi Shina menelponku dan dia bilang dia setuju dengan perjanjian kontrak yang aku buat?" ucapku sambil tersenyum bahagia pada suamiku itu

Namun, Ryan saat itu terlihat tidak senang mendengarnya. Mukanya terlihat sedih.

"Dia bilang kita bisa menjalankan kontraknya mulai malam ini atau besok. Bagaimana menurut Mas?" lanjutku meminta persetujuan Ryan

"Sekarang atau besok??" ucap Ryan syok dan terkejut

"Apa itu tidak terlalu cepat Sayang? Maksudku.. apa Shina sudah gila?? Kenapa dia bisa tiba-tiba mengubahnya" ucap Ryan tidak senang dan gusar

"Bukannya itu bagus.. Lebih baik segera saja kita lakukan semua itu Mas. Siapa yang tahu besok dia akan merubah pikirannya kembali" ucapku menyarankan

"Tapi Sayang.. " Ryan masih terlihat tidak setuju dan berusaha menolak

"Ayolah Mas.. Kita lakukan saja semuanya sekarang ya? Ini semua demi Rani putrimu.. dan juga agar dikemudian hari tidak ada lagi alasan bagi Shina untuk merebutmu dariku. Ku mohon ya.. Mas" bujukku pada Ryan

Ryan masih terlihat keberatan untuk menjawab semuanya, tidak.. bahkan dia ingin langsung sesegera mungkin menolaknya jika saja bukan istrinya itu yang meminta.

"Mas.. " ucapku sambil mencubit pipi suamiku yang masih cemberut dan tidak senang

Dengan mengambil nafas yang berat dan panjang akhirnya Ryan berkata,

"Iya.. Baiklah. Aku akan melakukannya." ucap Ryan tidak semangat

"Yeayy.." ucapku senang sambil memeluk dan mencium pipi suamiku itu.

"Makasih Ya Mas.."