Hari itu merupakan hari yang panjang dan melelahkan bagi Shina. Dalam hidupnya, ini merupakan kali pertama dia memutuskan berinisiatif lebih dulu mencium seorang pria. Selain Ryan, Shina tidak pernah mengizinkan siapapun untuk melakukan kontak fisik secara intim dengannya. Bahkan, di beberapa drama atau film layar lebar, jika ada adegan ciuman, dia pasti menolak karena dia tahu Ryan itu sangat posesif dan tidak menyukainya. Dalam berhubungan dengan Ryan juga, selalu Ryan yang berinisiatif untuk menyentuh dirinya terlebih dahulu. Oleh karena itu, dia tidak habis pikir bagaimana bisa dia melakukannya, terlebih terhadap lelaki bodoh yang bernama Aris. Dalam batin Shina,
"Aku pasti sudah gila.. Bagaimana mungkin aku melakukan itu ke Aris? Sesuatu pasti sedang merasukiku saat itu.." keluh Shina yang saat itu sedang memejamkan mata dan berpura-pura tertidur disebelah Aris.
Saat itu, di samping perasaan menyesalnya, Shina juga merasakan sedikit kecewa. Saat dia memutuskan untuk mencium Aris tadi, sebenarnya dia berharap agar Aris juga bisa meresponnya, entah dengan membalas menciumnya, atau hal romantis lain yang umumnya dilakukan oleh pasangan kekasih, tapi apa.. ternyata Aris hanya memberi sebuah kecupan ditangan, pikir Shina. Belum lagi ketika dia harus mengingat saat dirinya memohon pada Aris untuk memeluknya atau melakukan apapun.. Apa aku benar-benar terlihat seputus asa itu. Shina terus menyesalkan dalam hati hingga air matanya pun jatuh. Hingga beberapa saat kemudian, akhirnya mobil yang mengantar mereka pun memasuki kawasan apartemen.
Saat itu, daripada memilih Aris yang membangunkan dirinya yang sebenarnya pura-pura tertidur, Shina memilih bangkit dan bergegas turun dari mobil meninggalkan Aris. Dia berjalan dengan cepat meninggalkan Aris, hingga ketika dia keluar dari lift tempat unitnya berada, dia melihat Ryan berdiri di pintu apartemen mereka. Shina kemudian menghampiri Ryan
"Apa kau sedang menungguku Ryan?" ucap Shina sambil tersenyum
"Iya.. ada yang ingin kubicarakan denganmu" jawab Ryan dingin
"Kalau begitu kita bicara dibawah saja.." ajak Shina
Dan Ryan pun menyetujuinya. Namun, ketika hendak turun kebawah menggunakan lift, mereka berpapasan dengan Aris yang ketika itu sedang naik ke lantai unit mereka. Tanpa bicara atau menyapa Aris, Shina pun mempersilahkan Ryan masuk kedalam lift tersebut. Kemudian,
"Kalian mau kemana Shina?" tanya Aris
"Ada yang mau dibicarakan denganku, aku akan kebawah sebentar" balas Shina singkat
"Masalah apa?" tanya Aris penasaran dengan ekspresi tidak senang
Saat itu, Shina mengira bahwa Aris cemburu melihatnya bersama dengan Ryan, akan tetapi..
"Hey Ryan, kau sudah minta izin pada Lena untuk berbicara berdua dengannya?" tanya Aris
Shina yang salah mengartikan maksud Aris yang menanyainya tadi menjadi kesal dan menjawab
"BUKAN URUSANMU.. " ucap Shina ketus dan emosi, sambil kemudian menarik Ryan ke dalam lift dan segera menutup pintunya
Ryan yang melihat semua itu pun merasa aneh. Ada apa dengan Shina.. Mengapa dia bersikap seperti itu menjawab pertanyaan Aris tadi.
"Hey Shina, kau kenapa?" tanya Ryan pada Shina penasaran
"Tidak apa.. Aku hanya sedang kesal." jawab Shina. Kemudian dia melanjutkan
"Oh iya, hal penting apa yang ingin kau bicarakan denganku?" tanya Shina
"Masalah kontrak kesepakatan yang dibuat oleh Lena. Kenapa kau tiba-tiba menyetujuinya? Bukankah sebelumnya kau menolak keras semua hal itu.."
"Kau datang hanya untuk menanyakan ini padaku?" tanya Shina kecewa
"Iya, memang kenapa?" jawab Ryan
"Aku pikir kau akan menanyakan tentang Rani atau membahas mengenai hubungan kita.." jawab Shina
Tanpa merespon Shina, Ryan kemudian kembali berkata
"Shina.. mengenai perjanjian kesepakatan itu, bisakah kau membujuk Lena untuk merubahnya. Dibandingkan harus tinggal terpisah dalam unit apartemen disini, apa tidak sebaiknya kita tinggal bersama saja didalam sebuah rumah atau lainnya?" Ryan menyarankan
"Kenapa? Kau tidak mau berpisah dengan istrimu itu Ryan? ucap Shina menyindir
"Maafkan aku.. tapi aku lebih suka melihatmu menderita karena harus terpisah dari Lena.." Shina tersenyum dingin
"Lagipula ide pertukaran ini juga cukup lumayan menurutku.. Kau kan bisa dekat juga dengan Aris, mantan dari istrimu itu.." Shina masih meledek Ryan
"Apa yang kau ingin aku lakukan Shina, agar kau mau mambantuku untuk menggagalkan kesepakatan ini?" tanya Ryan yang terlihat frustasi karena Shina menolak untuk bekerjasama
"Ceraikan istrimu dan kembalilah padaku.." jawab Shina dengan lantang.
"Apa ???.. Apa kau sudah gila ?? Aku tidak mungkin melakukannya. Apalagi harus kembali lagi padamu, itu tidak mungkin.." Ryan menolak tegas
"Ya kalau begitu kita jalankan saja kontrak kesepakatan ini.. " ucap Shina sambil kemudian berlalu meninggalkan Ryan.
Namun tak lama dari itu, Shina kembali menghampiri Ryan
"Aku hanya ingin memastikan satu hal.." ucap Shina
Kemudian Shina mengambil tangan Ryan dan menggenggamnya, lalu setelah itu dia menaruh di atas dadanya, dan kemudian dipipinya.. Dan saat itu Ryan
"Hey, apa yang kau lakukan Shina?!!" ekspresi Ryan terkejut sambil menarik kembali tangannya dari Shina
Lalu Shina,
"Brengsek.." ucap Shina kemudian
Lalu diapun pergi meninggalkan Ryan yang kebingungan saat itu. Tak lama berselang, dia kembali lagi menghampiri Ryan, kemudian
"Maaf Ryan.. " Shina memegang kedua pipi Ryan kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Ryan, tapi tidak sampai menciumnya..
Lalu, sesaat kemudian dia menjauhkannya dan kembali memaki
"Sial.."
Dan kali ini Shina benar-benar pergi meninggalkan Ryan. Sementara Ryan,
"Shina itu kenapa? Apa dia sudah menjadi gila dan tidak waras??" ucap Ryan terheran sambil menggeleng-gelengkan kepalanya
"Mulai sekarang aku harus hati-hati jika bertemu dengannya.. Bisa gawat kalau sampai Lena melihat hal yang barusan tadi" ucap Ryan sambil melihat kesekelilingnya
Dan Ryan pun pergi kembali ke unitnya. Namun, saat dia hendak memasuki lift, dia berpapasan dengan Jessy. Kemudian
"Satu masalah lagi datang.." ucap Ryan dalam hati
"Hai.. " sapa Jessy tersenyum pada Ryan
"Hai.." balas Ryan
"Kau suami Lena kan?" tanya Jessy
"Iya.. " jawab Ryan singkat
"Apa kau masih ingat aku? Aku Jessyca teman kuliah Lena dan Aris di Sidney University."
"Oh, iya. Waktu itu Lena sudah cerita padaku. Kau senior Aris dijurusan Arsitek kan?"
"Iya benar.." jawab Jessy
Kemudian Jessy kembali bertanya,
"Maaf kalau aku bertanya seperti ini, apa kau tahu bahwa Lena dan Aris dulu adalah sepasang kekasih? Mereka berdua dulu cukup terkenal dikampus kami." Jessy menjelaskan
Sebenarnya saat itu, Ryan tidak tertarik sama sekali untuk membahas masa lalu Aris dan Lena, namun Jessy tetap melanjutkannya
"Jujur aku tidak habis pikir, mereka bisa berpisah dan berakhir seperti ini.. Padahal waktu itu, mereka berdua begitu saling mencintai. Aris bahkan sudah melamar Lena dan Lena menerimanya.." ucap Jessy
"Mungkin Aris melakukan sesuatu pada Lena sehingga membuat Lena kecewa dan pergi meninggalkannya.." jawab Ryan pada Jessy
"Itu tidak mungkin. Aku tahu Aris itu orang yang seperti apa.. Tidak mungkin dia melakukan sesuatu yang buruk, terlebih pada Lena, orang yang sangat dicintainya itu.. Aku sangat yakin pasti alasan mereka berpisah itu karena Lena." jelas Jessy
Kemudian Jessy kembali bertanya,
"Kalau boleh tahu, bagaimana kalian bertemu dulu dan berhubungan?" tanya Jessy penasaran
"Kami dijodohkan oleh orang tua kami masing-masing." Ryan menjelaskan
"Oh, pantas.. Aku bisa mengerti alasan kenapa mereka berpisah. Kasihan Aris.. Mungkin dia memilih mundur agar Lena bisa menerima perjodohannya"
"Kenapa kau bisa yakin seperti itu? Maksudku, bisa saja kan alasan mereka putus karena sebab lain.." Ryan masih berusaha menolak pernyataan Jessy
Jessy kemudian tersenyum, lalu
"Kalau kau tidak percaya silahkan tanya istrimu itu atau Aris.. tapi aku rasa, mereka berdua tidak akan mau menceritakan mengenai masalah itu padamu" jawab Jessy yang semakin membuat Ryan gusar dan penasaran
Sebelum keluar dari lift, Jessy kembali berkata,
"Kalau bukan karena istrimu, mungkin sudah dari lama aku bisa bersama dengan Aris.. Aku menyesal memilih mundur"
"Jessyca.. " panggil Ryan sesaat setelah Jessy keluar lift
"Sebagai tanda terima kasih karena telah memberi tahuku informasi mengenai mereka, aku akan memberitahumu unit tempat tinggal Aris di apartemen ini, 702" ucap Ryan melanjutkan
"Terima kasih informasinya.. aku sangat menghargainya. Lain kali, kalau ada hal yang ingin kau tahu mengenai masa lalu mereka, kau tanyakan saja langsung padaku. Kau tahu kan unit tempatku tinggal.." ucap jessy kemudian sebelum pintu lift tertutup
Sementara Ryan,
"Rasakan kau Aris.. Aku ingin lihat bagaimana kau menghadapi Jessyca kali ini?" ucap Ryan dalam hati sambil tersenyum sinis