Chereads / My New Neighbour / Chapter 39 - Perundingan Gagal??!

Chapter 39 - Perundingan Gagal??!

Suasana di Cafe Frozen begitu tegang ketika Shina dan Aris masuk ke dalam. Disana, mereka telah melihat bahwa tetangga mereka telah duduk disalah satu meja cafe untuk menunggu mereka. Saat itu,

"Kalian berdua silahkan duduk.." ucapku pada mereka

"Apa kalian sudah makan malam? Kalau belum, kita pesan saja makanannya.." ajakku menawarkan

"Kita lewati saja basa-basinya.. Coba perlihatkan padaku perjanjian kontrak yang telah kau buat itu Lena" ucap Shina tiba-tiba

"Kalian tidak membawa Rani?" tanyaku heran

"Rani dia.." Aris mulai bersuara namun saat itu dihalangi oleh Shina yang memegangnya seolah menahannya untuk bicara

"Rani sedang tidak enak badan, jadi aku tidak membiarkan dia ikut kemari.." jawab Shina berbohong

"Ohh.. Sayang sekali. Jika dia ada disini mungkin kita bisa sekalian menjelaskan kondisi kita ini padanya. Apa sakitnya parah?" tanyaku melanjutkan

"Tidak.. Dia hanya demam biasa." jawab Shina singkat

Saat itu, Ryan terlihat mematung. Walaupun dia sempat mengkhawatirkan Rani karena mendengar dia sakit, namun saat ini dibenaknya yang lebih dia takuti adalah jika perjanjian ini berhasil dijalankan dan dia harus tinggal bersama Aris bahkan selama 3 tahun. Saat itu, entah kenapa Ryan sangat-sangat berharap agar Shina dapat menolak usulan dari istrinya itu, agar dia tidak jadi tinggal di apartemen Aris. Kemudian..

"Ini.. Kalian bacalah poin-poin yang sudah aku buat. Jika kalian merasa keberatan atau menolak, silahkan saja.. tapi aku ingin mendapat alasan yang pasti mengapa kalian keberatan atau menolaknya" aku menjelaskan

Shina dan Aris pun terlihat serius membaca tiap-tiap poin dalam perjanjian tersebut,  hingga kemudian..

"Aku keberatan masalah poin yang pertama.. " ucap Shina tiba-tiba

"Alasannya??" tanyaku penasaran

"Tentu saja ini tidak adil bagi Rani.. Bagaimana mungkin Ayah dan Ibu kandungnya tinggal terpisah. Bukan perjanjian kesepakatan seperti ini yang kumau.." ucap Shina

"Ryan.. Bukankah waktu itu aku sudah menjelaskan padamu bahwa aku ingin kita bertiga ini hidup satu atap.. Kenapa kau tidak memberitahukan pada istrimu ini.." lanjut Shina sambil melirik ke arahku

"Maaf ya Shina, tapi aku tidak bisa membiarkan suamiku ini untuk tinggal bersama satu atap denganmu.. Wanita gila mana yang akan rela membiarkan suaminya tinggal bersama mantan pacarnya dulu, meskipun kalian mempunyai masalah yang harus diselesaikan menganai anak kalian?" ucapku tidak senang

"Sekarang aku tanya padamu Shina, apa tujuanmu melakukan ini semua pada Mas Ryan? apa benar hanya masalah anak kalian?? Maksudku.. Kalau kau hanya ingin Rani lebih mengenal dekat sosok ayah kandungnya, tidak perlu kan kalian berdua harus sampai tinggal bersama segala?" tanyaku dengan sedikit emosi pada Shina

"Tidak perlu katamu?? Hey kau dengar ya Lena, jika dulu kesalahpahaman diantara kita berdua tidak terjadi, mungkin sekarang aku yang ada diposisimu itu.." ucap Shina emosi

"Aku hanya ingin Ryan merasakan apa yang dulu aku rasakan.. Bagaimana sulit dan menderitanya ketika tahu aku hamil tapi dia tidak bisa kuhubungi sama sekali bahkan dia memutus semua kontaknya itu.. Andai saja jika aku yang berbuat salah, mungkin aku masih bisa terima kenapa dia menghindar.. tapi kesalahpahaman ini benar-benar membuatku kesal.."

Shina yang saat itu begitu emosi dan meluap-luap, kemudian ditenangkan oleh Aris yang memegang tangannya, seolah berkata agar dia dapat mengontrol emosinya itu.

"Seandainya waktu itu, aku tidak bertemu Aris.. Aku tidak tahu Rani akan menjadi anak seperti apa tanpa kasih sayang dari seorang Ayah.." lanjut Shina

"Maaf.. Aku tidak tahu kalau dulu kau sampai mengalami semua hal itu karena Mas Ryan, Shina" ucapku prihatin dengan kondisi Shina saat itu

"Tapi tetap saja Shina, menurutku kau tidak seharusnya melampiaskan semua kekesalanmu itu pada suamiku. Aku tahu dia memang salah dan kesalahannya mungkin cukup fatal, tapi.. sekarang kau juga telah bersama dengan Aris dan bahkan Rani juga telah mengakui dia sebagai Ayahnya. Jadi, untuk apalagi mempersalahkan semua hal yang terjadi pada waktu itu?"

"Tidak bisakah kita menerima semua keadaan kita yang sekarang??" ucapku menambahkan

Mendengar hal tersebut, sontak Aris merasa tersindir dengan kata-kata tersebut. Dia kemudian mengingat semua tindakan bodohnya yang memilih untuk tinggal di apartemen ini, agar bisa lebih dekat dengan Lena. Saat itu dia tersadar, seandainya saja dia tidak memilih untuk tinggal disini, mungkin semua hal ini tidak akan terjadi.

Disisi lain, Shina yang masih belum bisa terima dengan semua kenyataan yang ada, termasuk perjanjian kesepakatan yang dibuat oleh Lena itu, kemudian melanjutkan berbicara

"Permintaan maafmu aku terima, tapi maaf.. aku tetap tidak bisa menerima poin nomor satu yang ada disini Lena. Aku mau.. Shina yang belum menyelesaikan kata-katanya itu dibuatnya terkejut dengan kedatangan Jessy

"Wah, aku tidak mengira akan bertemu dengan kalian disini." ucap Jessy saat menghampiri meja kami

"May I join.. Kebetulan aku juga belum makan malam" Jessy lalu memilih duduk disamping Aris

Shina yang melihat hal tersebut pun dibuatnya kesal. Kemudian Jessy,

"Ini apa..?" ucap Jessy saat melihat kontrak perjanjian yang ada di meja

Karena tidak ingin agar Jessy mengetahui tentang perjanjian tersebut dan masalah rumah tangga kami berempat, Aris memutuskan untuk bangkit dan mengajak Jessy makan malam ditempat lain

"Jessy,  bisa kau ikut aku sebentar.. ada hal yang ingin ku bicarakan denganmu sekarang" ucap Aris sambil menarik tangan Jessy untuk pergi meninggalkan meja kami

Namun sebelum Aris pergi meninggalkan kami bertiga dimeja, dia kembali berkata

"Shina,  aku serahkan semua masalah itu padamu.. Apapun keputusan yang kau buat, anggap saja aku turut menyetujuinya"

Namun saat itu, ekspresi muka Shina tidak senang.. terlebih melihat Aris menarik tangan jessy tadi. Sesaat itu, diapun bergegas pergi menyusul mereka

"Maaf, untuk sementara pertemuan kita sampai disini dulu.." ucap Shina terburu-buru sebelum meninggalkan meja kami.

Dalam batinnya, Shina memaki

" Dasar wanita jalang, berani sekali dia muncul disini.. membuat moodku makin buruk.."

"Dan juga si Aris bodoh itu.. untuk apa dia merelakan dirinya dengan membawa Jessy pergi dari sini. Apa dia mau jadi pahlawan kesiangan disini.."

"Dasar brengsek.. " Shina terus mengutuk dan memaki didalam hatinya

Tanpa sadar diapun mengikuti Aris dan Jessy hingga tiba disebuah mall di salah satu restoran.

"Hal penting apa yang ingin kau bicarakan?"  tanya Jessy penasaran pada Aris

Saat itu ketika masuk kedalam restoran, Shina tidak bisa mendengar semua percakapan mereka karena jarak tempat duduk mereka sangat jauh. Namun, ketika meja persis dibelakang Aris dan Jessy kosong dia pun langsung pindah duduk disana, dengan posisi dia dan Aris saling membelakangi punggung masing-masing. Kemudian,

"Sekarang berhenti membicarakan tentang semua masalahku, bagaimana denganmu? Aku tidak menyangka kau akan memilih menikahi wanita bar-bar seperti itu? Maksudku dari Lena ke dia.. Yang benar saja. Ayolah Aris, aku tahu kau itu orang yang seperti apa. Seandainya dulu bukan karena kau yang sangat mencintainya, mungkin aku akan tetap berjuang untuk mendapatkan dirimu ini" ucap Jessy pada Aris

Shina yang mendengar hal itu pun dibuatnya emosi. Walaupun sebenarnya dia ingin segera melabrak Jessy, tapi dia dapat menahannya. Dia ingin mendengar langsung jawaban dari Aris mengenai alasan Aris yang memilih untuk menikahinya. Namun  sayang saat sebelum Aris menjawab alasannya itu, seseorang pun menghampirinya

"Wah.. ini dulu yang artis sinetron itu kan. Mba, boleh minta foto bareng?" ucap seseorang pada Shina yang saat itu sedang menguping pembicaraan Aris

Shina yang saat itu panik, kemudian menyuruh orang tersebut untuk diam dan duduk bersama dengannya di meja itu. Namun saat itu, Aris dan Jessy akhirnya mengetahui dirinya ada disana hingga

"Lihat.. sepertinya istrimu itu begitu peduli padamu. Aku tidak mengira dia akan mengikuti kita sampai kesini Aris. Bahkan memilih untuk duduk didekat meja kita ini." ucap Jessy sembari melihat ke arah Shina

Shina yang saat itu panik kemudian berakting,

"Siapa.. Siapa yang bilang aku mengikuti kalian kesini??  Aku kesini untuk bertemu dengannya, dia salah satu fansku?" ucap Shina canggung sambil menunjuk orang yang ada dihadapannya itu

Jessy yang masih penasaran dengan bagaimana perasaan Aris dan kenapa dia lebih memilih menikah dengan istrinya itu kemudian membuat suatu tantangan pada mereka.

"Aris, kalau memang alasanmu memilih menikah dengan istrimu karena kau mencintai dia.. aku ingin kau membuktikannya sekarang" tantang Jessy pada Aris

"Coba kau cium dia sekarang?" ucap Jessy

Aris yang mendengar perkataan Jessy pun terkejut. Karena bagaimana mungkin dia akan mencium Shina, apalagi di sebuah restoran.

"Jessy.. " ucap Aris yang sebenarnya ingin menolak, namun tiba-tiba Jessy memotong pembicaraannya

"Kenapa?? Kalian kan sudah berumah tangga cukup lama, aku kira satu ciuman tidak jadi masalah buat kalian untuk melakukannya ditempat umum.." Jessy melanjutkan

"Atau.. Mungkin tebakanku benar. Kau menikahinya karena suatu alasan kan.. Sebab tidak mungkin kau..  Jessy yang belum melanjutkan kata-katanya itu dibuatnya terkejut oleh Shina yang tiba-tiba datang dan melakukan sesuatu diluar dugaan.