Beberapa saat sebelum Ryan sampai dirumah Karin
Saat itu, Ryan baru menyadari bahwa dia belum mempersiapkan makanan apapun untuk diantarkan. Seketika itu, matanya lalu mengarah ke sekumpulan para pedagang makanan yang sedang mangkal di tepi jalan. Ryanpun menyuruh supir ojek tersebut untuk menepikan kendaraannya.
"Pak, bisa pinggir sebentar.. Ada yang mau saya beli didepan sana"
Kemudian Ryan berpikir, makanan apa saja yang kira-kira disukai oleh Lena istrinya itu. Dia pun mulai memilih dan membeli semua makanan yang ada disana, mulai dari gorengan seperti pisang, risol, dan tahu, kemudian mie ayam, siomay, jus mangga, es kelapa, hingga susu rasa vanilla kesukaan Lena. Namun, saat membeli semua makanan tersebut, ada satu hal yang membuat orang-orang terus memandang ke arahnya. Saat itu, dia mengenakan jaket ojekfood dan turun dari mobil dengan penampilan yang tidak biasa. Mulai dari tampangnya yang kece, penampilannya yang rapi, serta pakaian yang dia gunakan, semuanya merupakan merk ternama. Hingga seseorang berkata,
"Mas ngojek juga?" tanya orang tersebut heran padanya
Tanpa menjawab dia hanya tersenyum melihat orang yang menanyainya tadi. Orang lain disebelahnya berkata,
"Biasa mangkal dimana Mas? Baru ya..Kok gak bawa motor??"
Ryan terus berjalan tanpa menjawab pertanyaan tadi sambil tersenyum. Sementara beberapa wanita yang ada disekitar tempat pedagang-pedagang itu turut membicarakannya.
"Itu tukang ojek boleh juga, bening, rapi, wangi, tampangnya juga oke.."
"Sono tanyain abangnya biasa mangkal dimana, kali aja bisa jadi ojek pribadi, heheee.."
"Iya ya cakep abangnya. Cocok jadi Artis"
"Eh, itu coba lw liat sepatunya, limited edition tuh.. Barangnya baru keluar beberapa minggu lalu"
"Yakin lw? Masa iya Abang ojek make begituan.. KW kali"
"Tapi, kalau dia yang make kayak asli ya, hahahaa..."
"Memang tampang sama penampilan itu yang utama.. Masalah KW atau nggak dinilainya belakangan"
Lalu tiba-tiba,
"Loh, Pak Ryan. Bapak disini.." tanya seorang wanita heran dengan melihat penampilannya.
"Oh Bu Dewi.. Apa kabar?" jawab Ryan
Dewi adalah salah satu pegawai di bagian pemasaran. Saat itu, dirinya sedang cuti pasca melahirkan.
"Baik Pak. Bapak.. Ngojek???" Dewi heran dan seolah tidak percaya
"Ohh ini.. Hahahaa.." Ryan hanya tertawa. Sebenarnya dia malu untuk menjelaskan situasinya pada karyawannya itu.
"Istri bapak ya?" Dewi menebak
Ryan hanya membalasnya tersenyum. Sesaat kemudian, Ryan pamit pada Dewi hingga seseorang memanggilnya,
"Mas, rujaknya gak sekalian.. Biasanya kalau orang hamil kan ngidam yang asem-asem gitu" panggil tukang rujak yang menawarkan dagangannya
Disini Ryan mengaku kepada para pedagang-pedagang tersebut bahwa istrinya saat ini sedang hamil dan ngidam beberapa makanan yang harus segera dibawanya. Sebenernya, itu hanya alasan yang Ryan buat karena dirinya tidak mau repot-repot mengantri dan ingin mendapat prioritas. Namun kemudian,
"Wah, Bu Lena hamil lagi ya Pak? Selamat ya! Oka pasti senang karena bakal punya adik" ucap Dewi pada Ryan
Karena terlanjur ada dalam situasi ini, maka Ryan pun terpaksa berbohong mengikuti alur skenario yang dibuatnya itu. Iya mengangguk dan mengucapkan terima kasih pada Dewi.
"Tapi Pak, Bu Lena harus dijaga agar tetap hati-hati dan selalu waspada, karena usia seperti Bu Lena itu akan sangat berisiko tinggi saat melahirkan nanti" Dewi memberikan masukan
"Iya pasti. Doakan ya Dewi. Semoga istriku selalu diberikan kesehatan yang terbaik dan juga keselamatan" ucap Ryan
"Aamiiin.. Iya Pak. Saya doakan istri bapak sehat terus dan pada saat persalinan nanti dimudahkan dan selamat, baik ibu maupun calon bayinya.
"Kalau gitu, aku duluan" Ryan pamit
"Iya Pak Ryan. Sampai Jumpa. Salam buat Bu Lena ya Pak."
Dan Ryan pun pergi berlalu. Sementara, para wanita yang tadi menggosipkannya mendekat dan menanyai Dewi
"Yang tadi itu siapa Bu? Ibu kenal??"
"Dia atasan saya, CEO PT. BCI (Bold Construction Indonesia)
"Maksud Ibu, BCI yang sering bangun-bangun itu, yang sering kita lihat-lihat dijalan"
"Iya Mba" jawab Dewi
"Kalau gak salah.. yang punya itu anak dari Pratomo Grup itu kan"
"Iya. Dia anak tunggalnya Pak Pratomo namanya Ryan Adji Pratomo" Dewi menjelaskan
Mendengar hal itu, sontak mereka pun kaget. Kemudian salah seorang dari mereka kembali bertanya,
"Lah, terus ngapain dia disini pakai jaket Ojek gitu beli-beli makanan. Ibu bercanda pasti.."
"Nggak Mba, bener kok itu dia. Istrinya kebetulan lagi ngidam.. mungkin karena itu, dia berpakaian seperti abang gojek" Dewi menjawab
"Wah romantis banget ya dia.. Mau punya suami kayak gitu juga"
"Pasangan muda emang bener-bener beda ya.. "
"Muda?? Umur Pak Ryan itu sudah 38 tahun Mba. Anaknya saja sudah SMA sekarang.." jawab Dewi
"Hah! Tampang kayak gitu umurnya 38, serius.. ? Aku pikir dia masih 30, 31an.."
"Istrinya pasti bangga punya suami kayak gitu, awet muda, cakep, tajir, baik, dan perhatian lagi.. Bener-bener suami idaman ya"
Merekapun mengiyakannya dan merasa iri pada istri Ryan.
Sementara itu, ketika Ryan sampai dirumah Karin, sebelum dia turun dari mobil, dia memperhatikan penampilannya. Saat itu, dia bingung menimbang, apakah kemeja yang tadi dia pake perlu diganti. Akhirnya dia pun mengganti kemejanya itu. Dia melepaskan jaket ojek dan dengan cepat mengganti pakaiannya tadi dengan pakaian baru yang dia bawa ditasnya. Supir ojek yang melihat hal itu pun merasa heran padanya, dia terus memperhatikan Ryan yang sibuk menata penampilan dirinya, melalui kaca depan mobil. Ryan yang tersadar dirinya diperhatikan kemudian berbicara
"Maaf ya Pak. Tapi saya harus menggantinya disini.. Saya tidak suka memakai pakaian yang lembab" ucap Ryan sambil tersenyum
Setelah berganti pakaian Ryanpun melihat penampilannya di kaca mobil, dia kemudian merapikan rambutnya. Lalu, setelah itu dia menelpon Karin. Selesai menelpon, Ryan membayar supir ojeknya itu,
"Pak, ini.. " ucap Ryan sambil memberikan uang seratus ribu pada supir tersebut
"Lah kan sudah dibayar pakai aplikasi Pak.. Lagian ini kebanyakan, ongkosnya aja gak sampe segini" jawab supir ojek
"Gak apa-apa Pak. Ini tips buat bapak, karena tadi udah nungguin saya lama beli beberapa makanan"
"Kalau gitu, Makasih ya Pak. Semoga sukses sama istrinya.. "
Ryan tersenyum dan mengangguk menjawab supir ojeknya tersebut. Namun, saat itu dia kembali menarik nafas panjang ketika harus menggunakan jaket dan helm ojekfoodnya lagi. Sesaat setelah Ryan turun mobil,
"Pak, saya ada payung. Kalau bapak mau pake silahkan.. atau payungnya buat bapak saja karena diluar kan masih gerimis" supir tersebut menawarkan
"Tidak apa-apa Pak, begini saja. Lagipula saya juga sudah pake helm dan jaket ini, hehee.."
"Makasih ya Pak" ucap Ryan
Setalah 3 menit Ryan menunggu dipekarangan depan rumah Karin, akhirnya Aku pun keluar menghampiri suamiku itu. Saat itu Ryan yang terlihat senang, kemudian
"Sayan... " (Ryan tidak jadi berkata mengingat dirinya saat itu menyamar jadi tukang ojekfood)
Ryan berdehem dan terbatuk, sesaat kemudian dia mengubah suranya menjadi sedikit agak berat agar aku tidak curiga.
"Saya dari ojekfood Mba. Ini pesanannya.. " ucap Ryan sambil memberikan beberapa kantung plastik dari makanan yang tadi dibeli.
Sambil tersenyum menahan tawaku saat itu, aku menerima semua makanan yang diberikannya. Kemudian, Ryanpun kembali berkata
"Mba, sebenarnya saya kesini.." Ryan yang saat itu belum sempat menyelesaikan perkataannya terkejut ketika aku tiba-tiba mendekat dan memeluknya
"Aku tahu ini kamu Mas.." ucapku sambil memeluknya
Sambil membuka kaca helmnya, Ryan pun berkata
"Maafkan aku sayang, aku benar-benar menyesal.. Aku salah karena tidak mempercayaimu.. Seharusnya aku mendengarkan semua penjelasanmu sebelum melakukan tindakan bodoh itu. Kamu.. mau memaafkan aku kan Sayang?"
"Sebenarnya aku kecewa sekali padamu waktu itu Mas, aku marah.. Mas menganggap alasanku pergi keluar saat itu hanya untuk bertemu dengan Aris. Aku tidak habis pikir, kalau Mas bisa menilaiku seperti itu.." ucapku dengan nada sedikit kecewa
"Maafkan aku Sayang. Saat itu aku cemburu.. Kau tahu, kalau seseorang sedang cemburu buta bisa melakukan hal apa saja yang diluar nalarnya.. Dan aku sekarang benar-benar menyesal."
"Penyesalan yang benar-benar membuatku sangat menderita adalah ketika aku harus melihatmu pergi saat itu.."
"Apa kau tahu, betapa aku sangat terpukul ketika kau memilih pergi dari rumah dan meninggalkanku. Sayang berjanjilah, apapun yang terjadi kedepannya, jangan pernah meninggalkan rumah, apalagi meninggalkanku sendirian seperti itu. Berjanjilah Sayang.."
"Maaf Mas, Aku tidak bisa melakukannya. Karena siapa yang tau kedepannya nanti, Mas bakalan buat hal lain yang benar-benar membuatku marah dan kecewa lagi padamu"
"Tidak Sayang, tidak akan pernah. Aku berjanji!" kemudian dia kembali berkata
"Aku Ryan Adji Pratomo berjanji tidak akan pernah membuat istriku ini menderita lagi atau kecewa untuk kedepannya, seterusnya, dan selamanya.." ucap Ryan dengan sungguh-sungguh sambil mengangkat tangannya
Aku yang melihatnya saat itu kemudian tertawa terbahak-bahak. Bagaimama tidak, penampilan suamiku itu sangat lucu sekali. Dengan menggunakan jaket dan helm kemudian berjanji seperti itu. Rasanya dia seperti tokoh pahlawan atau superhero yang menggunakan pakaian tempurnya untuk menyelesaikan misi perdamaian dunia sambil mengucapkan sumpahnya itu.. Sesaat kemudian
"Sayang, boleh aku melepas jaket dan helm ku ini? Pengap sekali Sayang, selain itu juga lembab dan kotor. Aku benar-benar tidak tahan menggunakan ini lebih lama lagi.." ucap Ryan mengeluh
"Tidak boleh Mas. Ini hukuman buatmu karna tidak mempercayaiku dan membuatku kecewa. Sampai nanti kita tiba diapartemen, pokoknya kau tidak boleh melepasnya. Okey?" ancamku padanya
"Tapi sayang.." ucap Ryan memohon dan memelas
Sesaat kemudian, karena tidak tega aku pun membantunya melepaskan jaketnya. Ryan kemudian melepaskan helmnya dan kemudian kami pun berciuman. Namun saat itu, tiba-tiba Karin muncul
"Ehm.. Ehmm.. Ehmmmm.. Pak Ryan, Bu Lena, tolong ya.. Kalau kalian mau melakukannya lakukan didalam saja, ada banyak kamar kosong disana"
"Aku tidak mau ya, nanti ada orang-orang yang datang kesini karna menerima laporan ada dua orang yang melakukan hal mesum di pekarangan rumahku. Ini bukan apartemen, ini komplek perumahan, dimana banyak mata tetangga yang akan mengawasi kalian.." Karin menjelaskan
Aku yang mendengar perkataan Karin pun tertawa. Kemudian ku bilang
"Elah, emang kita mau ngapain juga dipekarangan rumah lw. Lagian kissing doang juga kok"
"Lw bisa bilang gitu tapi lw liat noh Ryan suami lw.." balas Karin
"Dah cepet masuk kalian, kissing sambil ujan-ujanan diluar. Sengaja ya buat jomblo iri.. "
"Lah, emang lw jomblo apa Rin.."
"Gw tuh jomblo disini karna laki gw gak ada, lagi diluar negeri.. Buru cepet masuk deh kalian, gak usah mesara-mesraan diluar gitu. Gw sakit mata ngeliatnya.. Dasar Bucin.."
"Bucin itu apa Sayang?" tanya Ryan padaku
"Tanya Oka aja Ryan, bilang Papanya itu bucin pasti dia ngerti" ledek Karin
Kemudian Ryan,
"Sayang, kita pulang aja yuk. Kasian Oka sendirian dirumah." ajak Ryan
"Kalau gitu Rin, kita pamit pulang ya. Makasih sebelumnya.. Dan Oh iya ini makanannya buat lw aja semua."
"Loh, Sayang.. itu aku beli semua buat kamu loh. Masa kamu kasih semuanya ke Karin." ucap Ryan tidak terima
"Emang ini apaan aja. Banyak amat Mas kamu belinya?" tanyaku sambil melihat-lihat isi kantong plastik tersebut satu-satu
"Ada siomay, mie ayam, jus mangga, gorengan, es kelapa, sama susu vanilla.. Semuanya kesukaanmu" Ryan menjelaskan
"Kalau gitu aku jus sama susunya aja, nih Rin semuanya buat lw." aku menyerahkan makanan-makanan tersebut ke Karin
"Woy, ini sih kebanyakan. Masa gw sendiri ini yang ngabisin.. Gw kan lagi diet, Len.." keluh Karin
"Gak apa-apa. Dietnya lanjut besok aja Rin.. Mubazir loh makanannya" lanjutku
"Yaudah lw pilih nih makanannya siomay atau mie ayam, masa kasih ke gw semuanya.."
"Gw gak perlu makanannya, kan.. gw udah ada abang ojeknya" jawabku sambil melirik Ryan
"Dasar..." ledek Karin
"Kalau gitu kita pamit dulu ya Rin." ucapku sambil cium pipi kanan dan kiri Karin
"Iya hati-hati ya Len." jawab Karin
"Karin, terima kasih ya buat semuanya" ucap Ryan
"Iya Ryan, sama-sama.. Lain kali, lw iket aja tuh si Lena biar gak kabur-kaburan lagi" ledek Karin
"Iya, udah kok Karin. Udah aku iket kuat dia, ikut kuat dihatiku.. Kali ini gak bakalan bisa lepas lagi, hehehee.." jawab Ryan dengan percaya diri
"Idhiih.. Mas. Gombal banget. PD.. Awas aja kalau sampai buat aku marah n' kecewa lagi" jawabku menanggapi Mas Ryan
"Insyaallah, kali ini gak akan Sayang" jawabnya sambil tersenyum dan memegang tanganku.
Dan kita pun pergi meninggalkan rumah Karin..
Namun, saat itu aku
"Mas motormu mana?" tanyaku heran
"Aku kesini tadi gak naik motor Sayang, naik ojek mobil.."
"Hah..!" responku heran dan terkejut
"Ya masa aku hujan-hujanan dijalan naik motor sih. Tadinya, aku naik ojek motor tapi begitu turun hujan aku langsung naik ojek mobil" jawab Ryan sambil tersenyum
"Yah.. Kalau gitu percuma aku cemas dan khawatirin kamu dari tadi.. Aku pikir kamu hujan-hujanan naik motor kesini Mas." jawabku dengan nada sedikit kecewa
"Kalau kamu mau aku ngelakuin hal itu, aku rela kok Sayang.. Bener. Lagian apa sih yang gak buat kamu.." ucap Ryan sambil mengedipkan satu matanya
"Cihh.. Basi gombalanmu Mas" ucapku sambil pergi berjalan meninggalkan Ryan
"Sayang.. tunggu. Sayang.. Masa kita mau jalan kaki sampai apartemen. Sebentar aku pesen ojek mobil dulu. Sayang.." ucap Ryan berjalan sambil mengikutiku