Saat itu Shina
"Shina.. Shina.. Shinaa.. Kau tidak apa-apa? Shinaa.. "
dan Shina pun terbangun dari tidurnya.
"Ahh.. Ariisss... Kau.." ucap Shina lemah yang masih bingung melihat Aris yang ada didepannya saat itu
"Kau kenapa? Kenapa memanggil namaku dengan histeris seperti itu? Apa kau mimpi buruk??" tanya Aris khawatir
"Mimpi..? Syukurlah Tuhan ternyata hanya mimpi" pikir Shina
"Hey Shina.. " Aris berusaha menyadarkan Shina dengan melambai-lambaikan tangannya dihadapan wajah Shina
"Iya.. Aku tidak apa-apa. Ini dimana?"
tanyanya bingung sambil melihat sekitar
"Kau tertidur di mobil tadi dan begitu sampai direstauran ini, aku memindahkanmu. Maaf kalau aku memindahkanmu tanpa izin." Aris menjelaskan
"Kau belum makan kan.. Ayo pesanlah makanan." Aris menyodorkan menu restoran ke arah Shina
Shina kemudian memesan makanan dan begitu pesanannya datang, diapun mulai melahap makanannya tersebut. Namun, disisi lain Aris terlihat serius memperhatikannya
"Kenapa? Kenapa kau melihatku seperti itu??" tanya Shina heran
"Aku penasaran.. tapi kau lanjutkan saja dulu makanmu." Aris menjawab
"Tidak apa-apa, tanyakan saja apa yang ingin kau tanyakan" Shina membalas
"Sebenarnya tadi, apa yang terjadi denganmu. Kenapa menyebut namaku dengan histeris seperti itu. Apa tadi kau bermimpi buruk tentangku?" tanya Aris
Mendengar pertanyaan dari Aris, Shina pun menghentikan makannya. Dia terdiam sesaat, lalu
"Tadi aku bermimpi kau melakukan tindakan bodoh yang membuatmu menyesal seumur hidup.. "
"Tindakan bodoh yang membuatku menyesal seumur hidup??" tanya Aris bingung
"Iya, kau melompat bunuh diri dengan terjun ke sungai.. Saat itu kau bilang.. "Shina tidak melanjutkan kata-katanya
"Bilang apa?" Aris penasaran
Shina terlihat malu untuk mengatakan hal yang sebenarnya terjadi dimimpinya itu. Waktu itu, Aris bilang, dia ingin mulai mencintainya dengan sungguh-sungguh dan menyuruhnya untuk membuka hati padanya. Oleh karnanya, untuk membuktikan kesungguhan dari perkataannya itu dia melompat terjun ke sungai. Tapi alih-alih mengatakan itu, Shina malah menjawab
"Kau bilang ingin menyerah pada Lena dan kau langsung terjun ke bawah.."
"Sebelum kau melompat, kau mengucapkan Selamat tinggal padaku dan menyuruhku untuk menyampaikan permintaan maafmu pada Rani karena mengingkari janjinya, tidak bisa menemaninya berkeliling kota Jakarta.." Shina menjelaskan dengan detail.
Saat itu, Aris terlihat serius mendengarkan perkataan Shina. Hingga kemudian Shina pun melanjutkan
"Hey Aris, kau dengar ya.. Jangan sampai kau melakukan tindakan bodoh itu.. Karna aku tidak mau, sebelum aku mencapai tujuanku, aku harus menyandang status sebagai seorang janda.."
"Kalau kau ingin bunuh diri, setidaknya pikirkan bagaimana perasaan Rani nanti.."
Kemudian Shina terdiam. Namun, setelah beberapa saat dia kembali berkata
"Aku tidak melarangmu untuk melakukan tindakan bodoh itu, tapi setidaknya kau harus melihat situasi dan kondisi.. Mungkin setelah Ryan kembali padaku atau setidaknya setelah Rani mau menerima Ryan dengan tulus sebagai ayah kandungnya.."
"Saat semua itu terjadi, aku akan rela melepaskanmu dan kau juga boleh melakukan tindakan bodohmu itu.."
"Jadi, sebelum tujuanku itu tercapai dan kontrak pernikahan kita berakhir.. Jangan pernah berpikir untuk melakukan semua tindakan itu, mengerti?" ucap Shina dengan sedikit canggung dan malu-malu sambil sedikit mengancam
Melihat ekspresi Shina yang begitu serius saat menceritakan itu membuat Aris tersenyum. Kemudian,
"Apa aku boleh menganggap itu semua sebagai bentuk rasa perhatianmu padaku?" tanya Aris yang membuat Shina tersedak ketika mendengarnya.
"Perhatian?? Hey.. Kau jangan salah paham ya Aris. Meskipun mungkin wajahmu terlihat agak lumayan tapi kau itu bukan tipeku?" ucap Shina menolak
"Jadi, menurutmu aku ini termasuk tampan?" Aris tersenyum sambil menatap Shina
"Kapan aku pernah bilang seperti itu?" balas Shina jutek dengan memalingkan wajahnya yang ketika itu ditatap oleh Aris
"Berarti, maksudmu itu aku harus merubah sifatku ini dan menjadi seperti tipemu..?" Aris masih tersenyum sambil menatap Shina
Saat itu Shina terlihat malu. Tanpa memberikan respon pada Aris dia terus melahap makanannya
"Kalau boleh tahu tipemu itu yang seperti apa Shina?" ucap Aris meledek karena senang melihat reaksi tidak biasa dari Shina
"Tentu saja tidak seperti kau yang bodoh.." jawab Shina
"Oh.. Jadi yang seperti Ryan itu ya. Hmm.. Apa mulai sekarang aku juga harus terbiasa bersikap romantis dan mulai merayumu dengan sedikit gombalan-gombalan?" ucap Aris meledek
"KAU... Jangan pernah coba lakukan tindakan bodoh itu padaku atau aku akan menghajarmu" jawab Shina
"Hahahaa.. " Aris tertawa lepas
Melihat Aris yang tertawa seperti itu membuat Shina tersadar ternyata Aris ini cukup tampan bahkan mungkin lebih tampan daripada Ryan. Meskipun warna kulitnya tidak putih dan tidak mempunyai lesung pipi seperti Ryan, tapi jika diperhatikan dia cukup berkarisma dan gagah. Tinggi mereka berdua juga tidak berbeda jauh. Mungkin Aris sedikit lebih tinggi daripada Ryan beberapa sentimeter. Sesaat, Shina jadi teringat pertemuan pertamanya dengan Aris di Blue Ocean. Saat itu banyak sekali wanita yang coba mendekatinya dan menggodanya, tapi tidak ada satupun dari mereka yang mampu menarik perhatiannya. Jika Aris bisa jatuh hati padanya.. Tiba-tiba Shina tersadar
"Kenapa aku jadi punya pikiran seperti ini, terlebih.. aku menbanding-bandingkan si bodoh ini dengan Ryan. Gak.. Gak boleh.. Aku gak boleh jatuh hati padanya. Yang benar saja.. dengan Aris, si bodoh ini.." ucap Shina menyangkal dalam hati
"Shina, terima kasih untuk hari ini. Aku tahu saat diJoymart tadi kau berusaha untuk membelaku.." ucap Aris
"Aku tidak menyangka kau begitu menganggap pernikahan kita ini sungguh-sungguh.. Maksudku, ketika kau berkata pada Ryan "aku ini masih istrinya, orang yang kau hajar itu suamiku" ucap Aris menirukan Shina bicara
Shina yang malu-malu mendengar perkataan Aris itu kemudian memalingkan wajahnya seolah tidak mendengarkan apa yang dikatakan Aris
"Oleh karena kau telah menolongku hari ini, aku akan mentraktirmu. Kau boleh meminta apa saja padaku, asal tidak menyuruhku membawa Ryan kembali kesisimu atau hal lain seperti membantumu membuat Ryan dan Lena berpisah."
"Aku tidak butuh bantuan apapun darimu.. hanya cukup kau tidak menghalangi jalanku untuk merebut Ryan kembali" jawab Shina
"Baiklah aku akan melakukannya, tapi sebelum itu.. Bisakah aku minta satu hal padamu?" Aris memohon
"Aku ingin kau meminta maaf pada Lena atas hal yang kau lakukan tadi."
"Minta maaf padanya?? Hah.! Yang benar saja.." Shina tidak setuju
"Kalau kau tidak mau melakukannya maka aku akan berusaha untuk menghalangi jalanmu untuk mendapatkan Ryan kembali, bagaimanapun caranya"
"Huh! Dasar Aris menyebalkan.." keluh Shina dalam hati.
Dan akhirnya, Shina pun menyetujui keinginan Aris untuk meminta maaf pada Lena.
Ditempat lain, Ojek mobil Ryan mulai memasuki komplek perumahan tempat Karin, dan Ryan pun mulai mempersiapkan dirinya. Saat itu hujan tidak lagi deras, hanya sedikit gerimis. Walaupun dirinya tidak menyukai situasi itu, terlebih dia harus menggunakan jaket ojekfood yang basah tadi.. tapi demi Lena, istri yang sangat dicintainya itu, dia rela menggunakan jaketnya.
Sesampainya didepan rumah Karin, Ryan pun menghubungi Karin. Dan saat itu
"Len, tukang ojek kesayangan lw udah dateng tuh.. buruan lw sambut gih. Kasian dia nungguin ujan-ujanan diluar"
Saat itu, Aku yang mengintip dari dalam jendela kamar Karin tidak dapat menahan senyum dan tawaku dalam hati melihat suamiku itu memakai helm dan jaket ojekfood. Seorang Ryan yang aku paling tahu sifatnya, rela melakukan itu semua demi aku.. Dia yang biasanya selalu naik mobil dan disupiri, tiba-tiba harus naik motor hujan-hujanan kesini. Belum lagi pakaiannya itu, jaket dan helm.. Aku rasa aku bisa jatuh hati untuk kedua kalinya pada pria ini, pikirku dalam hati. Pria yang saat ini sedang menungguku diluar hujan-hujanan demi memohon sebuah permohonan maaf dariku. Aku yang awalnya ingin sedikit memberinya pelajaran padanya dengan mengerjainya, mendadak tidak tega untuk melakukannya. Akhirnya akupun memilih keluar. Namun, saat melawati kaca besar aku pun sedikit melihat penampilanku
"Mataku udah gak bengkak lagi kan.. " ucapku sambil mengusap-usap daerah disekitar mataku menggunakan tangan
Karin yang melihat hal itu pun ikut berkomentar
"Ga sekalian aja lw touch up tuh dandanan lw Bu.. pakai lipstick sekalian, kan mau ketemu Babang Ojek pujaan hati" ucap Karin meledek sambil menjulurkan lidahnya
Aku yang mendengar ucapan Karin itu langsung pergi berlalu. Namun Karin
"Dasar.. Umur udah mau kepala 4 tapi kelakuan masih aja kayak bocah ABG yang mau ngedate untuk pertama kalinya.. Ckckkk.. Benar-benar pasangan yang cocok" Karin menggeleng-gelengkan kepalanya.
Ketika membuka pintu depan, aku tidak dapat menahan senyum diwajahku melihatnya disana. Dengan muka sumringah aku pun pergi menghampirinya. Kemudian