Chereads / My New Neighbour / Chapter 24 - Rencana Aris

Chapter 24 - Rencana Aris

Saat itu wajah Aris dan Shina sangat dekat, hingga ketika mereka akan berciuman.. tiba-tiba seorang perawat datang dan membuat Shina kaget dan langsung meninju perut Aris dengan keras. Ketika itu..

"Aawww... Sakitt.. " ringis Aris sambil memegang perut yang ditinju Shina tadi.

"Tuan, anda tidak apa-apa?" tanya perawat tersebut pada Aris

"Nyonya, kau tidak seharusnya melakukan itu pada pasien. Terutama daerah perut.. Hindari kontak fisik pada area jahitannya karna bagaimanapun daerah itu masih terasa sakit.. apalagi kalau sampai luka jahitannya robek"

Kemudian perawat tersebut kembali berkata

"Untuk sementara jangan biarkan pasien memakan makanan yang berstektur kasar untuk memudahkan usus mencerna makanan"

Setelah itu, perawat mengecek keadaan jahitan di perut Aris. Dia kemudian membuka perban dan mengolesi salep pada bekas lukanya.

Saat itu, Shina terlihat serius sekali memperhatikan perawat tersebut mengolesi salep pada Aris.. hingga

"Apa Nyonya mau melakukannya menggantikanku.. Mungkin saja suami anda akan lebih senang kalau anda yang melakukannya untuknya" ucap perawat tersebut sambil tersenyum yang membuat Shina malu

"Jangan biarkan dia yang melakukannya suster, nanti yang ada luka ini malah makin parah dan bekas jahitannya robek.. " ucap Aris meledek

"Biar kau suruh aku dan memohon-mohon padaku agar aku mau melakukan itu padamu, aku juga tidak akan mau.." jawab Shina kemudian

"Memangnya salah siapa kau bisa kena tusukan tersebut? " Shina masih membalas ledekkan Aris

"Suster, aku titip dia padamu.. Jangan hubungi aku kecuali dia telah mati.. Sementara aku akan pergi kekantin untuk membeli bubur"

dan Shina pun pergi meninggalkan ruangan itu.

Namun saat itu,

"Tuan, keliatannya Istrimu sangat menyayangimu.." ucap perawat tersebut yang membuat Aris heran

"Tuan tau.. Orang tidak akan berkata kasar pada orang yang tidak membuatnya merasa nyaman. Maksudku.. jika Nyonya tidak menyayangimu, dia tidak akan berkata kasar seperti itu padamu. Itu adalah salah satu bentuk rasa sayang dia padamu tuan.. "

Mendengar perkataan perawat tersebut kemudian Aris terpikirkan suatu rencana. Rencana yang mungkin bisa menghentikan obsesi Shina untuk mendapatkan Ryan kembali. Ya, dia akan membuat Shina jatuh cinta padanya agar dia melupakan rencana untuk mendapatkan Ryan kembali. Walaupun Aris sangat mencintai Lena dan ingin agar Lena juga kembali padanya, tetapi dia tidak ingin melakukan hal seperti apa yang dilakukan Shina itu. Aris justru tidak rela jika melihat Lena menderita apabila suatu hari Ryan meninggalkannya. Oleh karenanya, dia melakukan semua rencana itu demi Lena, agar rumah tangga Lena dan Ryan tidak hancur karna Shina.

Namun saat itu, di apartemen Lena terlihat Oka yang baru pulang sekolah. Dia kemudian langsung masuk kekamarnya dan mengunci kamarnya itu. Tak lama berselang, Ryan pun datang. Namun, saat hendak akan masuk kekamar Oka, kamarnya ternyata telah terkunci dari dalam

"Oka.. Oka.. Buka pintunya. Papa ingin bicara" ucap Ryan sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Oka

Sementara Oka didalam kamar tidak mempedulikan Ryan. Dia masih memainkan gamenya. Putus asa menunggu beberapa lama, namun Oka masih belum mau membuka pintu kamarnya.. akhirnya Ryan pun memutuskan kembali duduk sendirian diruang tengah. Saat itu, aku tiba-tiba keluar kamar dan melihat Mas Ryan yang sepertinya tidak diterima oleh Oka dikamarnya. Kemudian aku pun berinisiatif memberikan bantal dan selimut pada Mas Ryan.

"Terima kasih Sayang" ucap Mas Ryan padaku saat aku memberikannya bantal dan selimut

Tidak berhenti sampai disitu, tanpa berkata-kata atau membalas ucapan terima kasihnya, aku pun kembali kedapur mengambil makanan dan minuman yang kemudian aku taruh dimeja dekat Mas Ryan. Namun ketika itu, Mas Ryan tiba-tiba menahanku dengan memegang tanganku

"Mau sampe kapan kamu ngambeknya Sayang?" ucapnya kemudian

"Masa kamu tega ngebiarin aku tidur sendirian di Sofa malam ini?" ucap Mas Ryan sambil mendekatkan wajahnya padaku

Aku yang saat itu masih memalingkan wajahku, tetap berusaha tidak mau memandang ke arah matanya sama sekali. Disisi lain, Mas Ryan tetap tidak mau menyerah.. Dia terus mendekatkan wajahnya padaku agar aku mau menatapnya. Dan akhirnya, mau tak mau aku pun menatap matanya.. Hingga akhirnya, dia bilang

"Sayang, kita baikan ya.. Jangan ngambek lagi dong. Aku beneran capek nih.. Lama-lama nanti aku bisa stress dan gila loh, kalau kamu diemin aku terus.. Memangnya, kamu mau punya suami orang gila." ucapnya sambil sedikit mengejekku

"Capek.. Capek.. Memangnya kamu doang yang capek ya Mas. Aku tuh kecewa sama kamu, harusnya kamu ngertiin aku dong. "

"Coba Mas bayangin gimana perasaan aku saat tau semua hal itu. Kita tuh sudah 15tahun lebih bersama, trus tiba-tiba datang mantanmu itu, juga hasil buah cinta kalian.. dan dia ingin minta tanggung jawab dan menuntut atas haknya darimu. Menurutmu, sikap bagaimana yang harusnya ku tunjukkan." emosiku meluap-luap

"Aku tahu.. itu adalah kesalahanmu di masa lalu, tapi kalau sampai berimbas kekehidupan rumah tangga kita yang sekarang gimana?" ucapku kemudian yang disusul oleh air mataku yang jatuh berurai

Mas Ryan seketika langsung memelukku namun aku bersih keras untuk melepaskan diri dari pelukannya. Tetap saja, tenaga ku kalah olehnya dan aku tidak berhasil melepaskan diri dari pelukannya itu. Mas Ryan kemudian,

"Maafkan aku sayang.. Aku benar-benar menyesal telah melakukannya."

"Aku juga tidak tahu, selain kata-kata Maaf dan Menyesal, kata-kata apalagi yang harus kuucapkan padamu."

"Aku tahu aku salah.. Aku memang pria brengsek.. Mungkin seharusnya aku tidak menjadi suamimu pada waktu itu.."

"Tapi, saat ini.. cuma kamu yang bisa menenangkan aku.. cuma kamu yang aku butuhin.. dan cuma kamu yang aku mau.."

"Jadi sayang, aku mohon.. kamu jangan ikut menghakimi aku dengan mendiamkanku ya.."

"Jangan pernah berpikir untuk meninggalkanku.. Apalagi kalau kamu sampai ingin berpisah denganku.."

"Aku mohon Sayang.. Aku bisa jadi gila kalau gak ada kamu disamping aku.." ucap Ryan sambil menangis dan mengencangkan pelukannya padaku

Mau tak mau aku pun akhirmya membalas pelukannya itu. Dan kami pun berpelukan cukup lama dan setelah itu, aku pun melakukan kewajibanku sebagai seorang istri padanya..

Pada pagi harinya

"Jadi, apa rencana Mas nanti?"

tanyaku penasaran pada Mas Ryan

"Apa sudah terpikir bagaimana cara membuat perjanjian kesepakatan itu dengan Shina?"

Tanpa menjawab pertanyaanku, saat itu Mas Ryan terus menatapku. Kemudian akhirnya dia bilang,

"Aku kayaknya beneran dapat jackpot dari Tuhan deh bisa dapetin istri kayak kamu Sayang.." ucap Mas Ryan sambil mencubit hidungku

"Sudah cantik, baik hati, pengertian, penyabar, pemaaf, pe- apalagi ya.. ehmm.."

"Kalau kamu bilang gitu, berarti aku juga bisa bilang dong, aku tuh musibah bisa dapet kamu Mas.. udah tukang gombal, tukang rayu, tukang nyebelin, tukang apalagi ya.. tukang selingkuh juga jangan-jangan nih.."

"Aku gak pernah selingkuh kok sayang.. Biarpun aku tukang gombal dan tukang rayu, tapi aku tuh gak pernah yang namanya nyakitin hati cewe sebelumnya.."

"Terus.. kalau gak pernah nyakitin hati cewe, yang kemaren itu apa dong namanya kalau gak nyakitin.. "

"Lagian kan kamu bukan cewekku, tapi istriku.."

"Nyakitin hati cewe gak boleh terus kalau istri boleh gitu.. "

"Nggak sayang, bukan gitu maksudnya.. Aku tuh sebisa mungkin gak akan pernah coba nyakitin hati orang, apalagi orang yang aku cintai.. kayak yang lagi didepan aku ini nih.." kemudian Ryan mencium bibirku dan kami pun melakukannya lagi di pagi hari..

Dirumah sakit, Aris, Shina, dan Rani sudah bersiap untuk kembali pulang ke apartemen mereka. Setibanya dipintu apartemen, saat mereka hendak masuk ke dalam, tiba-tiba berpapasan dengan Oka yang saat itu hendak keluar untuk pergi kesekolah.

Didepan lorong aparteman mereka kemudian..