Saat itu, suasana didepan lorong apartemen begitu tegang.. hingga tiba-tiba
"Sayang, aku akan berbicara dengan Shina sebentar ya. Kamu percaya aku kan.." ucap Ryan sambil memegang kedua bahuku
"Kamu tidak perlu khawatir, aku akan menyelesaikan semua ini.. Aku akan melakukan negosiasi dengannya. Bagaimanapun caranya, aku akan berusaha menyelesaikannya, agar tidak ada satu pihakpun yang merasa dirugikan.."
"Sayang percayalah, kali ini aku tidak akan mengecewakanmu untuk kedua kalinya. Aku berjanji !!" ucap Ryan dengan sungguh-sungguh
Aku hanya mengangguk mendengarkan semua ucapan darinya. Kemudian Mas Ryan memelukku sekali lagi dan mengecup keningku, lalu
"Shina.. Ayo. Kita selesaikan masalah diantara kita" ajak Ryan
Lalu Ryan dan Shina pergi berlalu meninggalkan kami. Saat itu, aku merasa pikiranku sangat kosong. Walaupun aku mungkin terlihat baik-baik saja diluar dan mengiyakan semua perkataan Masa Ryan tadi, tapi tetap saja, didalam hati kecilku ada sedikit perasaan cemas dan khawatir.. Entah mengapa saat melihat Mas Ryan dan Shina berjalan berdua dilorong apartemen tadi, aku takut.. Bagaimana kalau ternyata Shinalah yang menginginkan Mas Ryan agar bisa kembali kepadanya bukan demi Rani tapi karna dia masih belum bisa melupakan Mas Ryan..
Sementara disisi lain, aku tidak sadar sedari tadi Aris terus memperhatikanku. Hingga ketika aku tersadar, aku pun kemudian menyapanya
"Mas Aris.. " ucapku canggung
Kemudian aku kembali berkata padanya
"Bagaimana dengan luka diperutmu? Maaf.. Ketika dirumah sakit aku tidak sempat menjengukmu.. Ada sedikit masalah.. Dan juga, aku belum sempat mengucapkan terima kasih padamu karna telah menolongku waktu itu, kalau bukan karena Mas Aris yang menolongku.. tentu Mas Aris tidak akan terluka seperti sekarang ini.. Maafkan aku Mas.. "
"Tidak apa-apa Lena. Lagipula, lukaku juga sudah membaik sekarang. Aku dengar.. kau juga telah menolongku kan, saat aku dalam kondisi kritis kau mendonorkan darahmu untukku. Jadi anggap saja kita sudah impas. Kau tidak perlu merasa bersalah lagi padaku karna lukaku ini" jawab Aris sambil tersenyum
Kemudian dia kembali berkata
"Lena.. Bisa kau ikut denganku sebentar. Ada hal yang ingin kubicarakan terkait dengan Shina.."
Walaupun sebenarnya saat itu aku ingin menolak.. sebab aku tahu perasaan Mas Aris padaku. Semenjak kejadian dirumah sakit waktu itu, saat dia lebih memilih memanggil namaku dibandingkan dengan istrinya, hingga kemudian membuat dokter dan orang-orang salah paham dengan mengira aku istrinya.. Aku tahu Mas Aris masih mempunyai sedikit perasaan padaku dan entah kenapa itu membuatku sedikit tidak nyaman, terutama jika aku harus berhadapan dengannya. Tapi logikaku saat itu tetap memilih untuk mengikuti ajakannya. Aku ingin tahu hal apa yang ingin dia bicarakan mengenai Shina. Apakah mungkin berhubungan dengan masa lalu Shina dan Mas Ryan. Dan akupun akhirnya mengikuti ajakannya.
Kamipun duduk didepan kursi Joymart, lalu..
"Lena, Maafkan aku.." ucap Aris yang tiba-tiba mengagetkanku
"Maaf.. Kalau saja aku tidak pindah ke apartemen ini dan menjadi tetanggamu.. Mungkin masalahnya tidak akan jadi seperti ini."
"Aku benar-benar tidak tahu kalau ternyata istriku itu adalah mantan dari suamimu.. Dan mereka juga telah mempunyai anak sebelumnya.."
"Waktu itu, aku telah mengetahui bahwa sebelum aku menikahi Shina, Shina telah hamil lebih dulu (Aris berbohong).. Tapi sungguh, aku benar-benar tidak tahu kalau Ryan adalah ayah dari anak yang dikandungnya. Saat itu Shina tidak memberitahuku.."
"Aku tidak ingin kau salah paham dan menganggap kedatanganku kesini hanya untuk meluruskan masalah Shina dan Ryan.. " Aris berusaha menjelaskan
"Iya Mas, aku paham. Aku tahu kau pindah kemari bukan karna Shina.. Aku dengar katanya kau kerja di Jaya Corp, tentu saja kau memilih untuk tinggal disini karna letak kantormu yang tidak terlalu jauh dari sini kan" aku menjawab
"Tapi Lena, kau tidak perlu khawatir mengenai masalah Shina. Karna aku akan berusaha,bagaimanapun caranya agar Shina bisa kembali lagi padaku.."
"Sebenarnya, rumah tangga kami sedang mengalami masalah. Shina yang marah dan memutuskan untuk pisah dariku, kemudian hari itu.. ketika dia datang kemari dari Surabaya dia melihat Ryan suamimu, yang juga merupakan mantannya dulu dan ayah dari anaknya Rani. Saat itu.. mungkin pikirannya sedang kacau, dan saat bertemu Ryan, dia mungkin berharap agar Ryan bisa menjadi tempat sandaran untuk melepaskan sejenak masalahnya denganku.. Alasan dia meminta Ryan untuk bertanggung jawab mengenai Rani adalah untuk membuatku cemburu.. Karena coba kau bayangkan, kenapa dia baru datang sekarang dan meminta pertanggung jawaban terhadap Rani. Kenapa tidak dari dulu saja dia melakukan hal itu, ketika dia tahu dia telah hamil atau mungkin setelah anaknya lahir, bahkan saat itu kami juga telah menikah kan" Aris masih berusaha meyakinkanku meskipun dia berbohong untuk membuatku tidak khawatir tentang masalah Shina
"Oleh karena itu Lena, masalah Shina biar aku saja yang urus. Aku akan membujuknya kembali dan memintanya untuk memaafkanku. Karna bagaimanapun, masalah keluarga kami biar kami yang menyelesaikannya.. Maaf sebelumnya kalau masalah kami juga turut menyeret keluargamu. Sekali lagi aku mohon maaf.."
Mendengar perkataan dari Aris membuatku bingung. Saat itu, Mas Ryan bilang bahwa dirinya dan Shina sedang mengalami masalah yang membuat Mas Ryan memutus semua kontak dengan Shina. Jadi, wajar saja jika Shina tidak bisa menghubunginya sama sekali hingga saat ini. Namun, jika dipikir sekali lagi.. perkataan Aris juga mungkin ada benarnya. Kalau seandainya Shina benar-benar mencintai Mas Ryan, kenapa dia menikahi Aris saat itu. Kenapa dia tidak lebih memilih membesarkan Rani dan tetap mencoba untuk mencari Ryan, kenapa malah memilih untuk menikahi pria lain.. bahkan pernikahan mereka juga bisa bertahan sampai sekarang.. Kalau tidak salah 15 tahun juga sama seperti usia pernikahanku dan Mas Ryan..
Melihat aku yang terus terdiam dan melamun, Aris berusaha menyadarkanku
"Lena.. Lena.. Kau tidak apa-apa?" tanya Aris sembari melambai-lambaikan tangan di hadapannya untuk menyadarkanku dari lamunan
Kemudian aku pun,
"Ohh.. Maaf Mas. Aku sedang berpikir tadi" ucapku kemudian
"Aku tidak tahu kalau keluarga kalian sedang mengalami masalah.. dan Shina sengaja melakukan hal itu pada Mas Ryan untuk melampiaskan kemarahannya padamu.." aku melanjutkan
"Lena, kau tidak perlu memikirkan masalah ini. Ini semua tanggung jawabku.. Aku merasa sebagai suami aku telah gagal terhadap istri dan rumah tangga kami. Sekali lagi aku mohon maaf.." ucap Aris
"Kau tidak perlu mengucapkan maaf berkali-kali seperti ini Mas, aku mengerti.. Tentu saja aku tahu bagaimana perasaan seorang suami ketika istrinya berusaha agar bisa kembali dengan mantannya dulu.. Kau pasti merasa cemburu kepada Shina kan.. Aku pun juga demikian, terlebih saat melihat mereka berdua tadi jalan dilorong. Jadi, aku tahu bagaimana perasaanmu.." balasku
"Aku benar-benar menyesal Lena. Maafkan aku.. " Aris kembali meminta maaf
" Iya Mas, aku ngerti.. tidak perlu meminta maaf lagi padaku" jawabku yang sebenarnya merasa tidak nyaman dengan permohonan maaf Mas Aris yang diucapkan berkali-kali
Ditempat lain di Cafe frozen, tidak jauh dari tempat keberadaan kami (sebrang Joymart), Ryan dan Shina
"Shina.. mengenai masalah Rani, apa kau sudah memberitahukan dia mengenai keberadaanku sebagai ayah kandungnya?" tanya Ryan penasaran
"Tentu saja.. " jawab Shina
"Terus, bagaimana tanggapannya? Ryan kembali bertanya
"Tentu saja dia terkejut. Mengetahui bahwa Aris yang dianggapnya Ayah selama ini ternyata bukan ayah kandungnya.."
"Shina.. Apa dia membenciku? Apa kau juga telah menceritakan padanya mengenai alasanku.. kenapa kita berpisah saat itu, hingga aku memutus semua kontakku denganmu.." Ryan terus bertanya
"Aku telah menceritakan semuanya padanya.. tapi tenang saja, aku tidak memberitahu dia kalau neneknyalah dalang dibalik kandasnya hubungan ayah dan ibunya saat itu.. Aku tidak menceritakan masalah mengenai bagaimana neneknya berusaha menyuapku 15milyar untuk menjauhkanku dari ayahnya.. "
"Shina mengenai hal itu, aku benar-benar menyesal karna tidak memilih untuk mempercayaimu.. tapi biar bagaimanapun kita tidak bisa yang namanya menyalahi takdir.. mungkin saja kita memang tidak ditakdirkan untuk berjodoh" Ryan berusaha menjelaskan
"Kau menyalahkan takdir, hah?!! Lucu sekali Ryan.." Shina menyangkal
"Lalu apa kau juga tahu kalau Aris yang menjadi suamiku saat ini juga merupakan mantan kekasih dari Lena istrimu itu.. Apa kau tahu Ryan??" tanya Shina sinis
"Kau tahu betapa Aris sangat frustasi dulu ketika Lena meninggalkannya dan lebih memilih untuk menikahimu.. "
"Saat itu diklub, dia terlihat benar-benar kacau hingga membuatku tidak tahan untuk memanfaatkan dan menggodanya agar dia bisa menjadi ayah pengganti dari Rani.. Kau tidak tahu mengenai semua itu kan??"
"Bahkan, hingga saat ini, suamiku itu masih saja berharap.. dan mencintai mantan kekasihnya dulu.. Seandainya saja perasaan Lena bisa berubah dan dia melihat kesungguhan perjuangan cinta Aris, menurutmu apa yang akan terjadi setelahnya?" ucap Shina pada Ryan
"Cukup.. Aku tidak mau mendengar itu semua darimu Shina" Ryan tiba-tiba memotong
"Bukankah tadi kau membahas masalah takdir. Jadi, biar sekalian saja kita luruskan semua benang kusut yang merusak jalannya.. "
" Shina.. cukup kataku" Ryan membentak
"Lihat.. bahkan aku baru berandai-andai saja kau sudah terlihat sepanik ini Ryan. Bagaimana kalau semuanya benar-benar terjadi.. Apa kau akan mempercayai Lena"
Saat itu, seketika tatapan Shina melihat ke arah aku dan juga Aris yang sedang serius berbicara di depan kursi Joymart disebrang, lalu diapun tersenyum sinis sambil berkata
"Lihat, apa yang baru saja aku katakan padamu saat ini benar-benar menjadi kenyataan.. "
Tatapan Ryan kemudian mengarah pada kami yang saat itu sedang duduk didepan joymart. Seketika itu dia pun langsung keluar dan menghampiri kami, tiba-tiba
*Bughhh.. (Ryan meninju Aris tepat diwajahnya)