"Om Heru..! Loh.. Papa mana?? tanya Oka dengan antusias sambil mencari-cari sosok ayahnya dibelakang Heru.
Heru adalah asisten pribadi Ryan. Orang yang sudah menjadi "pengasuh" Ryan sejak Ryan terjun ke dunia Bisnis. Dia merupakan tangan kanan Pak Tomo, Papa Ryan. Dan Ryan juga sudah menganggapnya sebagai Kakaknya sendiri, karena usia mereka yang tidak terpaut jauh.
"Hai Oka! Papamu masih kerja di Kalimantan, besok baru pulang. Om kesini mau ambil beberapa dokumen yang dibutuhkan Papamu. Dan juga ini.." sambil menyodorkan kotak box besar padanya.
"Ini apa??" tanya Oka penasaran
"Buka saja. Itu hadiah dari Papamu"
"Wow?!! Kerenn PS 4..!" ujar Oka senang
"Kalau gitu Oka gak perlu maenan dirental lagi." lanjutnya
Kemudian, tiba-tiba tatapan Heru mengarah kepada sosok Laki-laki misterius yang ada dibelakang Oka. Menyadari hal itu, Oka pun kemudian menjelaskan
" Oh.. Ini Om Aris tetangga sebelah, temen kuliahnya Mama waktu dikampus dulu. Dia mampir buat sarapan bareng disini. "
" Om, ini Om Heru, asisten Papa." Oka memperkenalkan Heru ke Aris
Mereka berdua pun kemudian berjabat tangan. Sementara dari arah dalam ruangan,
"Mas Heru.. !" sapaku
"Hai Lena!! Aku kesini untuk mengambil beberapa dokumen untuk Ryan. Dan sekalian mengantarkan titipan untukmu dan Oka, ini.. " sembari menyerahkan bungkusan sebuah kotak kepada Lena
"Oh, iya terima kasih. Silahkan masuk Mas."
"Ini kebetulan lagi ada tetangga. Dia dulu seniorku dikampus mampir buat sarapan disini, Mas ikutan sarapan bareng juga ya"
"Tidak.. terima kasih Lena. Aku perlu mengirim dokumen kontrak itu segara pada Ryan, karena jam 1 nanti meeting akan dimulai. Maaf sebelumnya.. "
"Ohh.. dokumannya ada dimana kata Mas Ryan, biar aku bantu untuk mencarikannya di ruang kerja" tanyaku
"Ada didalam laci di meja kerja, didalam map merah bertuliskan PT Global Santosa" Heru menjelaskan
Aku pun pergi mencari dokumen tersebut. Ditempat lain, Oka terlihat sedang menelpon
"Pa.. Makasih ya PS 4 nya. Oka seneng banget"
"Iya.. bagus kalau kamu senang. Itu.. biar kamu gak sering keluyuran main dirental mulu. Kan kasian mamamu.." kemudian Ryan lanjut berkata
"Oh iya ngomong-ngomong Mamamu mana, dia seneng juga gak sama hadiahnya? "
"Mama? Bentar Pa.." lalu Oka memanggilku
"Ma... " teriaknya
Lalu Oka menyerahkan hp nya padaku dan dia segera pergi untuk memasang PS 4 nya dikamar.
"Sayang.. gimana kamu suka gak hadiahnya?" tanya Mas Ryan padaku
"Ehh.. emang itu isinya apa Mas? Belum ku buka soalnya." jawabku penasaran
"Buka dong.. Kalau aku kasih tahu nanti surprisenya gak seru"
Akupun membuka isi dari bungkusan kotak tersebut. Lalu
"Wah.. Ini kan tas edisi terbaru koleksi Madame Antony. Kok Mas bisa dapet sih?? Padahal aku niat bulan depan ke Hongkong mau beli ini di acara amal." teriakku heboh
"Iya dong. Apa sih yang aku gak tau tentang kamu sayang. Mulai dari hobi, kebiasaan, sifat baik, buruk, bahkan jalan pikiranmu aku juga bisa menebaknya.. "
"Oh ya? Kalau gitu coba tebak apa yang sedang kupikirin sekarang?" tanyaku penasaran
"Hmm.. Tunggu.. Tunggu bentar. Ehhmm.. Oh, aku tahu. Kamu pasti lagi mikirin aku kan. Terus mikirin gimana caranya supaya kamu bisa membalas kebaikanku karena udah ngasih kamu hadiah tas itu.. "
"Pffttt.. Hahahaa.." tawaku pecah seketika mendengar jawaban dari Mas Ryan. Lalu kubilang
"Oh.. jadi Mas minta timbal balik nih, karena udah ngasih hadiah ke aku. Oke.. Karena aku orang yang tau balas budi, Mas ada permintaan apa nanti ku kabulin." jawabku menantang
"Permintaanku gak muluk muluk kok sayang. Aku cuma mau kamu. Aku butuh dirimu seutuhnya untuk terus bisa ada disampingku, gak peduli gimanapun keadaanku nanti, aku cuma butuh kamu tetap ada."
"Diihh.. Gombal banget!! Mas, udah selesai ngegombalnya. Aku mau muntah nih, huekkkk!" jawabku kemudian yang membuat Mas Ryan tertawa senang melihat responku itu
Tanpa sadar.. ketika aku telponan dengan Mas Ryan, Mas Aris terus memperhatikanku. Aku jadi malu.. Terutama adegan pura-pura muntahku tadi ditelpon. Entah apa yang dia pikirkan saat melihatku bertingkah seperti itu.. Kemudian,
"Oh iya Mas. Ini ada seniorku, tetangga baru yang waktu itu aku minta ijin untuk berkunjung kerumahnya. Dia mampir untuk sarapan bareng. Mas mau menyapanya?" tanyaku
"Ohh.. tidak usah. Sampaikan saja salamku padanya." jawab Mas Ryan singkat
Seketika itu juga aku langsung
"Mas Aris dapat salam dari suamiku Mas Ryan" aku tersenyum menghadap Aris
Waktu itu, Ryan tersadar bahwa tetangga yang merupakan senior istrinya waktu dikampus itu adalah seorang laki-laki, seketika itu juga muncul perasaan cemburu dihatinya. Mengingat ketika itu istrinya minta ijin berkunjung ke apartemennya dengan menyiapkan makanan dan buah-buahan segala. Belum lagi pagi ini, ternyata laki-laki itu ada diapartemennya untuk sarapan pagi bersama istrinya itu.
"Sayang, masih ada Heru gak disana? Aku ingin bicara dengan dia sebentar." pinta Ryan
Akupun kemudian memberikan teleponku pada Mas Heru
"Mas, aku minta tolong padamu. Disana ada kawan lama isriku yang sedang mampir kan? Bagaimana dia??" tanya Ryan penasaran
"Bagaimana apanya?" Heru bingung
"Maksudku apa dia terlihat "dekat" dengan istriku?" Maksudku hubungan mereka berdua"
"Mereka terlihat cukup akrab. Bukannya mereka senior dan junior?" jawab Heru sedikit berbisik
"Gimana dengan istriku?? Apa dia terlihat bahagia dan nyaman didekatnya"
"Kupikir itu hal yang normal. Istrimu memperlakukannya dengan ramah." jawab Heru kembali berbisik
"Mas, pokoknya aku gak mau tau. Kamu harus tetap berada disitu sampai senior itu pergi dari sana." perintah Ryan
"Tapi Ryan.. Bukannya kau butuh dokumen ini segera. Ada beberapa klausul kontrak yang harus diubah kan? Takutnya tidak sempat. Lagipula stampel perusahaan juga masih ada dikantor.."
"Aku tidak mau tahu Mas. Kau lakukan saja seperti kataku. Kalau tidak gajimu bulan depan aku potong 25%." ancam Ryan
Mendengar hal itu, mau tidak mau Heru pun melakukannya. Namun ia bingung memikirkan alasan karena sebelumnya dia bilang pada Lena bahwa ia harus buru-buru pergi.
Heru kemudian menyerahkan hp pada Lena
"Sayang.. aku siap-siap mau mandi dulu ya, soalnya mau meeting nanti siang. Salam buat Oka.. Dan ya satu lagi, jaga dirimu baik-baik. Aku besok pulang.. Titip hatiku ya, Muaachh.." ucap Ryan
"Oke sayang. Met Kerja. Yang Semangat Ya!! Muuuachh..!" balasku
Kemudian Heru,
"Lena, tadi Ryan bilang ada beberapa klausul kontrak yang harus diubah. Aku boleh pinjam laptop untuk ubah semua disini? sebab kalau aku harus balik ke kantor sepertinya akan makan waktu."
"Tentu saja. Nanti aku minta Oka untuk meminjamkannya padamu. Tapi sebelum itu, bagaimana kalau kita sarapan dulu Mas Heru. Aku baru masak sup ayam spesial. Meskipun aku tidak bisa menjamin bagaimana rasanya tapi kan.. tidak baik nolak rejeki."
"Oke baiklah" jawab Heru canggung
Sementara itu, di Hotel tempat Ryan berada
" Halo! Pak Wawan." ucap Ryan ditelepon
"Oh, Pak Ryan. Ada apa Pak pagi-pagi nelpon?"
Pak Wawan adalah salah satu pengurus apartemen Royal Village.
"Pak aku mau tanya, itu yang tinggal di unit 702 itu siapa ya? Yang baru pindah kemarin."
"Maksud bapak Pak Aris?? Iya Pak benar dia baru pindah jum'at kemarin kesini. Memangnya ada apa ya Pak?"
"Dia orangnya gimana Pak? Dia tinggal sendiri disana atau sama keluarganya??"
"Pak Aris.. dia sih kemarin pindahannya sendiri Pak. Bapak juga gak tau dia udah berkeluarga atau belum. Tapi kalau gak salah, dia pindah kesini karna tempat kerjanya dekat dari sini. Di Jaya Corp gedung depan itu Pak, dia kerja disana." Pak Wawan menjelaskan
"Ohh.. gitu. Makasih ya infonya Pak. Saya cuma penasaran aja sama siapa tetangga baru saya." ucap Ryan
"Oh.. Iya Pak Ryan gak apa-apa."
"Kalau gitu selamat lanjut tugas Pak Wawan. Titip jaga unitku dan keluargaku juga ya." pamit Ryan ditelpon
"Ok. Siap Pak."
Tak lama setelah itu, Ryan kembali menelpon
"Halo Dod!" sapanya ditelpon
"Eh lw Yan. Ada apa?"
Dodi adalah sahabat Ryan yang merupakan intel dikepolisian.
"Gw butuh lw selidiki orang, namanya Aris, dia kerja di perusahaan Jaya Corp. Lulusan Sydney University. Tinggal di apartemen Royal Village Tower East unit 702. Gw butuh lw cek latar belakangnya, keluarganya, pokoknya apapun semua tentang dia yang bisa lw dapet infonya.." jelas Ryan pada Dodi
"Dia siapa?? Klien? atau saingan bisnis lw?" tanya Dodi penasaran
"Bukan. Bukan dua-duanya. Dia tetangga baru gw, lebih tepatnya senior istri gw dikampus."
"Lah terus.. Eh, tunggu dulu deh. Jangan bilang lw cemburu ma dia lagi. Ya elah.. posesif amat jadi suami, Boss. Lagian Lena kayaknya gak mungkin deh selingkuh atau yang aneh-aneh."
"Bukan Lena, tapi dianya.. Setidaknya buat jaga-jaga aja, Dod. Besok kalau bisa datanya udah masuk ke gw semua ya" ucap Ryan kemudian
"Wihh.. Maksa banget lw, udah kayak atasan gw aja. Tapi gw gak janji ya.. soalnya gw sibuk. Nanti tetep gw usahain besok lw dapet datanya."
"Ok, thanks sob." jawab Ryan kemudian menutup telponnya
Keesokan harinya
Ryan mengecek email yang masuk, dan ternyata Dodi sudah mengirim semua data tentang Aris disana.
Ryan membaca dengan seksama semua data tentang Aris. Layaknya resume riwayat hidup atau semacam cv, disana tertulis semua mulai dari sd, smp, sma, kuliah, bahkan semua kegiatan yang diikuti oleh Aris.
"Ohh.. dia cukup lumayan juga pengalamannya" ucap Ryan dalam hati sambil memicingkan matanya ketika melihat semua kegiatan, even-even kemanusiaan, serta berbagai pengalaman pekerjaan yang diikuti oleh Aris.
Sesaat mata Ryan sempat tebelalak mengetahui bahwa istrinya merupakan mantan dari orang yang saat ini sedang dia baca data dirinya. Tidak hanya sampai disitu, Ryan lebih terkejut lagi saat mengetahui bahwa istri dari Aris adalah Shina Caroline.
Saat itu, Ryan..
"Shina Caroline.. " Ryan tenggelam dalam pikirannya, dan sesaat kemudian
"Hmm.. Menarik.. yang satu adalah Penipu ulung dan yang satunya lagi calon PHO (Perusak Hubungan Orang). Benar-benar pasangan yang serasi.. Ini seperti menembak dua burung sekaligus dalam satu kali tembakan. Kita lihat apa yang akan kalian dapat kalau berani main-main dengan keluarga Ryan Adji Pratomo.." Ryan tersenyum sinis
"Hah! Mau menggoda istriku, langkahi dulu mayatku.." ucap Ryan kemudian