Setibanya di Blue Ocean, aku dibuatnya takjub.. ternyata ini bukanlah nama sebuah restauran melainkan klub malam.. Lebih tepatnya klub malam termewah dan terbesar yang ada di Jakarta. Dekorasi yang dipenuhi oleh permainan tata lampu yang elegan dan cantik, layar LED besar yang mengitari semua ruangan serta sound system yang menggelegar. Pantas saja Shina menertawaiku tadi ketika aku bilang itu adalah restauran seafood. Betapa bodohnya aku.. pikirku saat itu.
Jujur, aku memang belum pernah pergi ketempat-tempat seperti ini sebelumnya. Bukan karena tidak suka, tapi karena memang aku tidak memiliki alasan yang membuatku tertarik untuk pergi kesana. Aku tidak mengkonsumsi alkohol, tidak bisa dansa maupun clubbing, selain itu, musik-musik keras yang memekakan telinga, membuat orang yang mendengarnya menjadi pusing.. aku tidak menyukainya. Belum lagi, banyaknya orang yang merokok didalam sana.. benar-benar membuat orang sesak.. Seketika itu juga, aku jadi menyesal menyuruh Mas Ryan mengiyakan ajakan Shina untuk pergi kesini. Seharusnya aku mengikuti saran suamiku tadi untuk makan malam ditempat lain.
Saat kami akan masuk ke Blue Ocean, kami melalui pintu penjagaan yang begitu ketat, dimana sebelum bisa masuk kesana, mereka memeriksa semua tas dan barang bawaan kami terlebih dahulu untuk alasan keamanan. Dan aku pun baru tau, ternyata tidak semua orang memiliki akses untuk masuk kesana. Hanya mereka yang telah memiliki member saja yang dapat masuk ke dalam club tersebut. Untungnya, Mas Ryan termasuk member disana jadi mereka langsung mempersilahkan kami.
Disana, ternyata Mas Ryan telah memesan tempat untuk kami, jadi ketika kami masuk, kami pun langsung diantar menuju ke salah satu meja yang ada dilantai 2. Kami kemudian duduk di sebuah meja melingkar dengan empat buah kursi yang telah disediakan. Aku bersebelahan dengan Mas Ryan, kemudian didepanku itu Shina dan juga Mas Aris. Ketika melihat menu disana, jujur aku tidak begitu menyukainya. Begitu banyak nama minuman-minuman beralkohol, seperti whisky, vodka, gin, tequilla, brandy & cognac, liqueur dan lainnya.. yang aku tidak tahu. Aku kemudian memutar bola mataku sambil berpikir, sebaiknya minuman apa yang nanti kupesan. Lalu, tiba-tiba Mas Ryan.. seperti bisa membaca pikiranku, dia berkata
"Untukmu orange juice saja.."
"Loh, memangnya minuman itu ada Mas. Aku tidak melihatnya didaftar menu." tanyaku heran
Sambil tersenyum kemudian Ryan menjelaskan
"Tentu saja mereka punya. Mereka terkadang menggunakan itu untuk mencampurnya dengan beberapa jenis alkohol yang ada disini. Seperti Tequilla Sunrise ini (sambil menunjuk menu), itu merupakan campuran dari blanco tequilla, orange juice, dan grenadine."
"Ohh.. " responku takjub padanya
"Sebenarnya, disini juga ada hot chocolate dan kopi, tapi aku kan tau kalau kau tidak menyukai keduanya itu sayang. Karena itu aku tidak merekomendasikannya." lanjut Mas Ryan yang kemudian ku respon dengan memberikan senyuman lebar
padanya
Lalu, Mas Ryan pun berkata kepada Aris dan Shina
"Kalian bebas memesan apa saja yang kalian mau, silahkan pesan saja, jangan sungkan-sungkan.. "
Tak lama berselang, pelayan pun mengantarkan pesanan kami. Lalu saat itu,
"Oh iya, ngomong-ngomong.. sudah berapa lama kalian menikah? Kalian masih terlihat begitu mesra dan intim seperti pengantin baru" tanya Shina padaku yang membuatku malu.
"sudah lebih dari 15 tahun.. Kalau kalian" balasku kemudian
"Kami.. Kurang lebih juga sama seperti itu" jawab Shina sambil sesaat menatap wajah Aris yang duduk terdiam disampingnya
"Terus.. bagaimana kalian pertama kali bertemu? Apa kalian sebelumnya adalah pasangan kekasih?" tanya Shina kemudian
"Tidak.. Kami dijodohkan oleh orang tua kami masing-masing pada waktu itu." jawabku tersenyum
Shina pun kembali berkata,
"Ternyata dijodohkan.. Hebat juga! Untuk usia pasangan yang menikah karena perjodohan orang tua, kalian bisa bertahan hingga sejauh ini."
Shina pun kemudian lanjut berkata
"Pasti berat ya.. Seandainya saat itu kalian telah memiliki pasangan masing-masing.. Maksudku, kalian harus berpisah dengan pasangan kalian hanya untuk menerima perjodohan ini.. " lanjut Shina yang seketika membuatku merasa tidak nyaman untuk membicarakan masalah itu dengannya.
Entah apa saat itu yang ada dipikiran Shina. Aku jadi bertanya-tanya, apa Mas Aris telah memberitahu istrinya itu bahwa aku mantan kekasihnya dulu. Tanpa sadar aku pun menatap Mas Aris..
Melihatku dalam keadaan tidak nyaman seperti itu, Mas Aris kemudian membantuku dengan menyodorkan selembar tissue secara diam-diam ke arah depan mejanya, seolah ingin memberitahukan padaku "Ini tissue, kau pakailah.." karena dia tahu, aku punya kebiasaan untuk memegang, meremas-remas, serta menggulung-gulung tissue menjadi potongan-potongan tipis.. ketika aku sedang merasa panik, tidak nyaman atau tertekan.
Namun, tanpa kusadari.. ternyata Mas Ryan melihat semua kejadian itu. Dengan cepat, dia kemudian mengambil tanganku sebelum aku sempat meraih tissue yang diberikan oleh Mas Aris tadi. Sambil menggenggam erat tanganku itu, dia pun berkata..
"Tentu saja tidak. Karena kami berdua ini saling mencintai.. Kau tahu Shina, aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama ketika melihat dia di acara perjodohan itu. Dia terlihat begitu cantik dan anggun hingga bisa membuat siapa saja langsung jatuh hati padanya." ucap Ryan sambil mengecup tanganku yang tadi diraihnya.
"Lagi pula, mau ada pasangan di masa lalu kami dulu pun, yang terpenting adalah saat ini kami bisa saling mencintai dan hidup bahagia sampai sekarang. Itu saja sudah cukup.. Jadi, tidak perlu kan mengungkit-ungkit urusan dimasa lalu lagi. Benar tidak Ris??" tanya Ryan yang membuat Aris canggung seketika dan membalas Ryan dengan senyuman.
Tidak berhenti sampai disitu, Shina tetap berusaha mengangkat topik itu untuk dibicarakan
"Bagaimana jika kekasihmu dimasa lalu kemudian datang kembali dan menuntutmu atas sesuatu yang telah kau lakukan pada waktu itu dengannya.. " ucap Shina yang kemudian membuat Aris menghentakan keras tangannya ke atas meja. Seketika itu semua terdiam dan menatapnya bingung. Lalu dia pun, tiba-tiba berkata
"Maaf, aku ke toilet sebentar.. "ucap Aris kemudian
Saat itu dalam benak Shina,
"Dasar Aris brengsek, untuk apa dia bertindak bodoh seperti tadi. Padahal tinggal sedikit lagi.."
Namun, sesaat kemudian Shina,
"Ehh, tapi tunggu.. bagus juga si bodoh itu pergi dari sini. Jika aku berhasil menyingkirkan istrinya Ryan juga, maka tidak ada yang menghalangi kami berdua untuk ngobrol dan membicarakan masalah anak kami Rani.. "
Shina lalu dengan sengaja menumpahkan wine-nya tadi ke gaunku,
"Aduh, Maaf.. Maaf.. Aku tidak sengaja Lena. Maafkan Ya.. Mari kubantu untuk membersihkannya ditoilet." Shina berakting
*Note: Disini Shina sengaja mengungkit toilet karena dia mau agar aku membersihkan bekas tumpahan wine tadi dengan membasuhnya dengan air ditoilet, sebab jika dia tidak mengungkit toiletnya, maka ada kemungkinan aku hanya akan mengelap sisa wine tadi digaunku menggunakan tissue atau lainnya, tanpa perlu membersihkannya ditoilet.
"Tidak apa-apa Shina.. Kau kan sedang makan. Biar aku sendiri saja yang pergi membersihkannya. Sungguh tidak apa-apa.. " ucapku
"Aku benar-benar menyesal, maaf ya.." Shina masih berakting
"Iya tidak apa-apa.. " jawabku
" Mau kutemani ke toilet sayang? " tanya Ryan sembari berdiri dari tempat duduknya kemudian ikut membersihkan gaunku yang tadi ketumpahan wine Shina tadi
"Tidak apa-apa.. Aku bisa sendiri kok sayang. Kau temani Shina saja makan disini, kasihan nanti dia sendirian" ucapku pada Ryan yang kemudian dijawab anggukan olehnya
Lalu, aku pun pergi meninggalkan mereka berdua di meja itu.