Hari minggu siang, pesawat Ryan tiba di Jakarta dari Kalimantan. Sepanjang perjalanan dari bandara ke apartemen, Ryan telah banyak memikirkan rencana-rencana apa saja yang akan dia lakukan nanti pada Aris yang berani menggoda istrinya, serta Shina, mantan pacar yang telah menipunya dulu. Kali ini Ryan terlihat sangat antusias untuk menjalankan rencananya tersebut. Karena bagaimanapun seolah takdir telah menuntunnya kini. Dua orang tersebut.. dua orang yang benar-benar mengganggu pikirannya saat ini ternyata adalah sepasang suami istri yang juga merupakan tetangga dekatnya. Tentu saja rencana balas dendam tersebut akan lebih mudah untuk dilakukannya, terutama pada Shina wanita yang sangat dibencinya itu.
Setibanya di apartemen, didepan pintu..
Ting Tong.. Ting Tong.. (Bel berbunyi)
Aku kemudian membuka pintu
"Mas Ryann... " teriakku bahagia sambil memeluk erat suamiku itu
Kemudian Ryan mencium bibirku. Kami pun berciuman cukup lama didepan pintu apartemen kami untuk melepas rindu. Jika kalian bertanya mengapa kami tidak melakukannya didalam rumah, itu karena Mas Ryan memang tipikal orang yang spontan. Dia melakukan apa yang ada dipikirannya saat itu juga tanpa peduli situasi dan kondisi. Aku telah mengetahui sifatnya itu sejak pertama kali kami saling mengenal dulu. Mas Ryan memang seperti itu sifatnya, apa yang ingin dia dikatakan akan langsung dia katakan.. Apapun yang ingin dia lakukan akan langsung dia lakukan. Awalnya aku malu, saat dia menunjukkan keintiman hubungan kami (berciuman seperti tadi misalnya) dihadapan orang lain. Tapi, setelah berumah tangga lebih dari 15 tahun dengannya, aku pun sudah mulai terbiasa akan hal itu.
Saat kami berciuman di depan pintu apartemen, kami tidak menyadari ada seseorang yang baru saja keluar dari lift. Dia adalah Shina.
Shina kemudian menghentikan langkahnya ketika melihat kami berciuman. Namun, setelah beberapa saat kemudian dia terkejut. Tebakan kalian benar, dia terkejut melihat Ryan, sosok laki-laki yang sangat dicintainya itu.. bahkan hingga saat ini. Dia tidak menyangka bahwa dia akan bertemu lagi dengan Ryan setelah sekian lama. Namun saat itu, Shina memilih untuk bersembunyi dari kami.. bukan karena dia malu atau takut tapi karena dia tahu saat ini Ryan masih sangat membencinya. Jadi percuma saja dia muncul jika Ryan nanti tetap tidak menghiraukannya.
Saat sedang bersembunyi didepan pintu lift, tiba-tiba
"Hey.. apa yang kau lakukan disini?" tanya Aris heran pada Shina yang terdiam didepan pintu lift
Kemudian tatapan Aris pun mengarah kepada kami. Dia melihat kami yang sedang bermesraan didepan pintu apartemen. Kemudian,
"Sepertinya mereka saling melepas rindu karena sudah lama tidak bertemu. Hari ini suaminya itu baru saja pulang" Aris menjelaskan pada Shina
"Kau kenal mereka?" tanya Shina
"Tentu saja. Mereka tetangga kita unit 701. Istrinya itu dulu juniorku dikampus." jawab Aris
"Ayo.. " Aris mengajak Shina untuk menyapa keluarga kami
Dengan berat hati Shina pun terpaksa mengikuti keinginannya.
" Halo.. " sapa Aris pada kami berdua
" Oh.. Hai Mas Aris" jawabku,
Kemudian aku pun melanjutkan
"Mas, ini Mas Aris seniorku yang waktu itu aku ceritain. Dia tetangga kita di unit sebelah 702." aku memperkenalkan Mas Aris kepada Ryan suamiku.
"Ryan.. SUAMI LENA"
Ryan memperkenalkan dirinya pada Aris sambil menjabat tangannya. Entah kenapa pada saat dia menyebut kata "suami lena" seperti ada penekanan sendiri dibalik kata-katanya itu.
Lalu Aris pun memperkenalkan istrinya,
"Ini Shina Istriku, dia baru datang dari Surabaya.. "
"Oh hai.." sapaku tersenyum sambil memeluk kemudian mencium pipi kanan kiri Shina
Dan ketika Shina menjabat tangan Mas Ryan, sambil tersenyum lebar dia pun bilang
"Panggil saja aku Shisi.." (benar aku Shisimu..)
Lalu Ryan terburu-buru melepaskan tangannya dari Shina. Tak lama dari itu, Ryan merangkul bahuku erat, seolah ingin menunjukkan pada mereka berdua bahwa "kami ini adalah pasangan sekarang, jadi jangan berani kalian untuk mengusiknya."
Mas Ryan kemudian bilang,
"Bagaimana kalau kita nanti makan malam bersama, aku yang traktir.. untuk mempererat hubungan kita sebagai tetangga biar lebih saling mengenal."
"Keliatannya itu ide bagus. Apalagi ditraktir kan, hehee.." jawab Aris sambil tersenyum
"Baiklah, kalau begitu sudah diputuskan.. " jawab Ryan
Namun tiba-tiba, Shina ikut berkomentar
"Blue Ocean.. Bagaimana? Disana merupakan tempat indah yang penuh dengan kenangan" (kenangan saat pertama kali Ryan bertemu dengan Shina dan juga merupakan tempat favorite mereka untuk hang out bersama pada waktu itu)
"Blue Ocean..? Kelihatannya tempatnya keren dari namanya." lanjutku kemudian
"Kau belum pernah ke sana ?" tanya Shina heran padaku
Akupun menggeleng lalu bertanya
"Jenis restaurant apa itu? Seafood??" kataku yang hanya asal menebak karena kupikir seafood berhubungan dengan laut.
"Pffttt... Orang-orang akan menertawakanmu kalau kau berkata seperti itu. Lebih baik kita makan disana saja agar dia tahu tempat seperti apa itu." lanjut Shina
"Hanya orang buruk dan brengsek yang mendatangi tempat seperti itu. Aku beruntung istriku ini tidak pernah mendatanginya, bahkan dia tidak tahu tempat itu sama sekali (Mas Ryan kemudian mengecup mesra keningku). Kita makan ditempat lain.." jawab Ryan tegas
Kemudian aku pun berbisik pada Mas Ryan
"Mas.. sepertinya Shina sangat menginginkan kita bisa makan malam disana. Tidak apa-apa ya?" pintaku memohon
"Lagipula, mau banyak orang buruk dan brengsek pun ditempat itu, kan ada Mas yang melindungiku (sambil kurangkul pinggang suamiku itu). Aku juga jadi mulai penasaran dengan tempat itu.." lanjutku kemudian
"Baiklah, karena istriku sangat penasaran dengan tempatnya. Maka kita ke Blue Ocean. Kita berangkat bersama jam 9 malam ini menggunakan mobilku. Kalau begitu, sampai jumpa nanti malam jam 9.." ucap Mas Ryan yang kemudian dijawab oleh anggukan dari Aris dan Shina.
Lalu, kami pun masuk ke apartemen kami meninggalkan mereka.
Saat itu, Shina sangat merasa iri dan benci. Itu terlihat dari sorot matanya yang tidak senang melihat Ryan begitu mesra dengan istrinya. Dia tahu bahwa Ryan sudah tidak memiliki perasaan lagi terhadapnya. Bahkan, yang paling membuatnya cemburu yaitu ketika dengan mudahnya Ryan mengganti keputusan yang sudah dia buat hanya untuk menuruti semua keinginan istrinya. Padahal yang dia tahu, dulu Ryan termasuk orang yang keras kepala dan sulit untuk dibantah. Shinalah yang dibuatnya selalu mengalah dan mengikuti keinginannnya. Namun sekarang, keliatannya semuanya telah berubah. Ryan benar-benar terlihat sangat mencintai istrinya. Dan akan semakin sulit baginya untuk merebut Ryan kembali.
"Saat ini kalian boleh terlihat mesra.. tapi kita lihat, sampai berapa lama itu akan bertahan.. "
"Sayang.. Shisimu kini telah kembali. Aku akan merebut apa yang seharusnya menjadi milikku. Tunggu saja.. " ucap Shina dalam hati
Disisi lain, Aris tenggelam dalam pikirannya. Dia terus menatap dalam ke arah pintu 701 yang telah lama tertutup, saat terakhir tadi kami masuk. Entah apa yang dipikirkannya.. Mungkin dia juga merasa cemburu pada Ryan. Dia mungkin berpikir, seandainya saja aku yang berada diposisi Ryan saat ini..