Chereads / My New Neighbour / Chapter 13 - Curiga

Chapter 13 - Curiga

Di Apartemenku

"Silahkan masuk Mas" aku mempersilahkan

"Iya, Permisi.." Aris masuk melewati pintu

"Oh iya, Mas mau minum apa? Biar nanti kubuatkan"

"Tidak usah repot-repot Lena. Nanti biar aku saja yang ambil sendiri. Disitukan dispensernya dan gelasnya.."

"Gelasnya ada di rak dapur" jawabku kemudian

"Ok. Baik" jawab Aris

Aris pun kembali bicara

"Sebaliknya, apa ada yang bisa aku bantu untuk membuat supnya. Kalau sekedar motong-motong bahan, aku rasa aku bisa melakukannya." tanyanya sambil tersenyum

"Tidak perlu Mas.." tolakku tiba-tiba. "Sebenarnya, semua bahan sudah siap. Hanya tinggal memasukkan bumbu, dan mencampur bahan ke air kaldunya saja. Tapi, terima kasih sebelumnya atas tawarannya." senyumku

"Tidak masalah" jawabnya kemudian

"Kalau begitu, aku tinggal ke dapur dulu. Kalau Mas butuh apa-apa, panggil aku saja. "

"Dan kalau Mas mau ke kamar Oka, kamarnya ada disitu. Tapi mungkin dia masih tidur.." lanjutku

Aris kemudian berkata,

"Maaf ya Lena sebelumnya. Pagi-pagi gini aku sudah merusuh ke tempatmu, sekalian sarapan gratis pula. Maaf kalau jadi merepotkan."

"Tidak apa-apa. Lagipula kita ini kan tetangga Mas. Kalau Mas merasa tidak enak, anggap saja aku yang mengundang Mas untuk sarapan pagi disini. "

"Oh baik sekali." pikir Aris

Kemudian dia pun berkata

"Terima Kasih Lena." senyum Aris penuh makna

Sementara itu, didapur.. aku sedang panik. Aku berjalan mondar-mandir sambil berpikir,

"Duh.. Gimana nih kalau Oka bangun. Kalau dia ngeliat Mas Aris pagi-pagi ada disini.. pasti dia curiga n' mikir macem-macem."

"Atau.. aku bangunkan saja dia ya, untuk temani Mas Aris ngobrol. Lagipula, setelah dia bangun pun, toh pasti bertemu juga. Akan lebih baik kalau aku yang cerita padanya sekarang, daripada dia bangun dan terkejut melihat Mas Aris disini. Iya, lebih baik begitu saja.." aku memutuskan

Dikamar Oka,

"Oka.. Oka sayang. Bangun nak.." kataku sambil mengoncang pelan tubuhnya

"Hmm.. Nanti ma.. 15 menit lagi. Oka masih ngantuk.." jawab Oka pelan dengan mata yang masih tertutup

"Anak ganteng mama, bangun yuk sayang.. Sebentar lagi supnya matang tuh, gak enak nanti kalau kamu makan supnya udah dingin" kataku sambil mengusap-usap kepala dan punggung Oka

Kemudian, aku pun kembali berkata

"Di luar ada Om Aris.. Kamu temanin dia ngobrol ya nak yaa.."

Kemudian Oka memaksakan membuka matanya ketika mendengar ada Om Aris. Dalam benaknya "Ngapain dia pagi-pagi kesini."

"Duh.. Pagi banget ini Maa. Lagian ini kan weekend. Ijinin Oka tidur lebih lama lagi ya Maa.. 10 menit aja.." pinta Oka memohon

"Yasudah kalau kamu masih ngantuk sayang. Tidurlah.. Tapi nanti bangun ya kalau supnya sudah masak. "

Tiba-tiba Oka memaksakan diri untuk bangun. Dia kemudian duduk dipinggir kasur, lalu tiba-tiba memelukku dan berkata..

"Iya mamaku yang cantik. Oka bangun deh nih.."

"Nah.. Gitu dong sayang. Jagoan mama pinter" sambil ku kecup pipinya

Namun, ketika aku hendak bangkit berdiri dari tempat tidur, Oka terus memelukku seolah tidak ingin membiarkanku pergi darinya.

"Maa..tunggu sebentar lagi." pinta Oka sambil terus memelukku.

"Mama tangannya disini" Oka menarik tanganku ke kepalanya untuk minta dielus

"Kalau manja sama mama gini, gimana nanti kalau punya pacar. Pasti cewenya ilfeel deh, anak mami soalnya" kataku mengejek

"Emang bener kok Oka anak mami. Emangnya.. Oka anak sapi apa." jawabnya kemudian

Lalu kujawab dia,

"Kamu mah anak kucing. Tidur mulu kerjanya sama makan terus maen.. "

"Ihh.. Mama. Nanti kalau Oka beneran jadi anak kucing gimana. Nanti mama sedih lagi.. Lagian, Oka sama anak kucing.. masih imutan Okalah" jawabnya kemudian.

"Iya iya.. nggak sayang. Gak dibilang anak kucing lagi deh. Lagian kamu itu kan ganteng nak. Mau tau kenapa? Karna kamu tuh anak mama." sambil kucubit hidungnya

"Iya dong. Makanya kan.. Lagian mama tenang aja deh, Oka punya pacar pun nanti. Oka tetap jadi anak kesayangannya Mama. Jadi, gak apa-apa kalau mau manja-manja. Gak ada yang larang.. Lagian, cuma dirumah aja kok Ma, gak ada yang bakal tahu." jawab Oka cengengesan sambil mengedipkan sebelah matanya dengan nakal

"Iya.. iya.. Jagoan mama pinter banget deh kalau soal ngeles" sambil ku acak-acak gemes rambut kepalanya

"Oh iya Ma. Om Aris ngapain kesini pagi-pagi. Maksud Oka.. apa gak kepagian buat datang bertamu ke tempat orang." tanya Oka curiga

Aku pun menjelaskan,

"Tadi pagi kita ketemu diJoymart waktu mama beli bumbu dapur. Terus basa basi mama undang dia mampir sekalian sarapan bareng, ehh.. dia mau. Kebetulan katanya dia lagi sakit Ka, jadi mau makan yang kuah-kuah gitu dan pas mama juga lagi buat sup kan. Jadi ya dia datang deh kesini. "

"Kita kan tetangga. Dia juga lagi sakit.. Itung-itung nolong tetangga kan gak apa-apa. Lagian, dia belum sempet kita tawarin bertamu dirumah kita juga kan Ka, jadi sekalian aja.."

"Apa benar cuma karna tetangga." gumam Oka pelan

"Kenapa sayang?" tanyaku

"Oh.. Nggak Ma." jawab Oka

Dalam benak Oka, "Aku khawatir.. semoga aja gak seperti yang kupikirin."

"Kenapa? Tadi kamu mau ngomong apa. Ayo cerita sama mama?" tanyaku penasaran pada Oka

"Nggak Ma.." jawab Oka tersenyum

"Yaudah, nanti Oka keluar dan temani Om Aris ngobrol sambil nunggu sarapannya. Oka cuci muka dulu Ma"

"Ok. Nanti langsung ke depan ya Nak"

Dan aku pun kembali ke dapur untuk memeriksa supnya. Sementara itu, diruang tengah, Oka dan Aris..

"Pagi Om.." sapa Oka

"Oh hai Oka.. Pagi. Sudah bangun kau rupanya" sapa Aris

"Iya.. Sebenernya terpaksa nih Om. Padahal Oka masih mau mager, mumpung weekend kan, tapi dibangunin mama.." keluh Oka

"Hahaha.. Gara-gara Om datang ya. Maaf jadi mengganggu waktu tidurmu Oka"

"Wah.. Peka juga ya Om. Bagus deh kalau Om sadar, Hehehee.."

Dan Aris pun terdiam. Oka kemudian bicara,

"Bercanda kok Om. Gak apa-apa. Nyantai aja.."

"Oh iya katanya Om sakit ya. Sakit apa Om?" tanya Oka

"Nggak parah kok. Cuma flu biasa.. Mungkin karna baru beradaptasi dengan lingkungan baru" jawab Aris

"Oh iya benar juga. Om baru pindah kemarin kan ya"

Oka yang masih curiga dengan hubungan antara Om Aris dengan Mamanya kemudian berpikir untuk menggali informasi

"Oh iya. Ngomong-ngomong Om, Om dulu tinggal dimana dan kenapa bisa pindah kesini. Apa mungkin.. karna ada Mama??" tanya Oka sinis

Aris pun diam tidak menjawab. Kemudian, untuk menghilangkan kesan intimidasi dari pertanyaan sebelumnya, Oka kembali bertanya

"Eeehh.. Maksud Oka, apa sebelum Om memutuskan pindah ke apartemen ini, konsultasi dulu dengan Mama gitu?"

"Tenang saja Oka. Hubunganku dan Lena tidak seperti apa yang kau pikirkan." Aris menjelaskan.

Dalam benak Aris, walaupun kita dulu sepasang kekasih, tetapi itu hanya dimasa lalu. Sekarang keadaan kita berbeda, kita masing-masing sudah berkeluarga.

Mendengar pernyataan dari Aris, Oka terkejut. Dia tidak mengira bahwa Aris telah mengetahui maksud tersembunyi di balik pertanyaannya itu.

"Aku sudah berkeluarga dan juga memiliki seorang anak, jadi tidak mungkin aku mengkhianati mereka."

Aris kemudian melanjutkan,

"Mungkin kemarin saat kau berkunjung ke tempatku kau belum melihat fotonya, ini Shina istriku dan ini... Rani anakku" sambil memperlihatkan beberapa foto di handphone nya.

"Aku pindah ke apartemen ini karna kebetulan dekat dengan kantorku sekarang. Kau tahu kan JAYA Corp? Gedung persis disebrang apartemen ini. Itu adalah tempat kerjaku sekarang." Aris menjelaskan

"Jadi, agar bisa lebih dekat dengan kantorku, aku memutuskan untuk pindah ke apartemen ini. Lagipula letaknya strategis, dekat dengan jalan tol dan mudah dijangkau dengan jalur kereta. Jadi aku memutuskan untuk tinggal disini"

".. Maaf Om. Oka gak bermaksud. "

" Iya tidak apa-apa Oka, Om ngerti. Kau sangat peduli dengan orang tua, pasti mamamu bangga."

Oka pun terdiam sambil tersenyum canggung.

"Lagipula wajar kau bersikap seperti ini, melihat kejadian kemarin dan pagi ini aku sudah berada di apartemen ini. Pasti kau mengira ada hubungan apa-apa diantara aku dengan Lena kan?" tanya Aris

"Iya Om. Oka cuma cemas aja. Tapi syukurlah kalau ternyata tidak ada apa-apa, hehehee.. " jawab Oka

Aris pun tersenyum. Sesaat kemudian Oka kembali bertanya untuk menghilangkan kecanggungan

"Oh iya ngomong-ngomong, itu anak Om umur berapa? Imut banget.. TK atau SD??"

"Ohh.. Rani. Dia sudah kelas 3 smp Ka. Tadi Om nunjukkin foto pas dia SD, hahahaa.. "

" Ohh kelas 3 SMP.. berarti beda 1 tahun sama Oka. Kalau nggak salah, anak-anak SMP lagi pada ujian akhir ya sekarang Om."

"Iya, dia katanya lg ujian minggu ini. Sebenarnya.. Om lg bingung mikirin mau masuk SMA mana dia nanti disini. Pengennya sih yg gak terlalu jauh."

"SMA 60 aja Om. Biar bisa barengan sama Oka."

"SMA 60 itu negeri kan? Dimana? Jauh gak kalau dari sini Ka??"

"Deket kok Om. Kalau naik kereta turun 2 stasiun dari sini. Kalau angkutan umum cuma sekali dan kalau Ojol (Ojek Online) cuma bayar sekitar 10ribu doang." Oka menjelaskan

"Ohh.. " Aris memberikan respon

"Yah tapi Om, daripada naik Ojol, angkutan umum, atau kereta, kan lebih enak barengan sama Oka aja dari sini. Biar Oka juga ada temennya."

"Hmm.. Boleh juga. Nanti Om pertimbangkan dan tanya ke Rani"

"Oh iya, Om ada fotonya Rani yang sekarang gak. Oka penasaran sama wajahnya. Foto kecilnya aja imut, gimana gedenya sekarang, pasti cantik.. "

"Yahh.. Di hp ini Om cuma ada foto-foto dia waktu kecil Ka. Coba kamu cari di cherrygram. Kalau gak salah nama usernamenya c_rani13."

"Ohh iya Om. Bentar coba Oka cari."

Dan Oka pun mulai mencarinya, sesaat kemudian

"Wahh.. Cantik Om, Raninya" Oka terkagum. Kemudian,

"Oka add ahh.."

"Ya gak apa-apa add aja. Biar temenan kalian." Aris mempersilahkan

Oka pun kembali bertanya,

"Ngomong-ngomong Om, Rani udah punya pacar?"

"Pacar..?? Om gak bolehin dia pacaran selama masih sekolah." jawab Aris tegas

"Ehh.. Kenapa Om?" tanya Oka penasaran

"Abis kamu tau kan pergaulan anak-anak jaman sekarang. Semakin canggih teknologi, gadgets, makin banyak pula hal dan pengaruh negatif didalamnya. Pokoknya Om gak mau kalau sampai Rani terjerumus kesana."

"Bagus itu Om. Tapi.. kalau bisa jangan terlalu dikekang kebebasannya. Kasian nanti Raninya."

"Justru karena dia anak perempuan dan satu-satunya Ka. Jadi, Om akan berusaha lebih protektif lg. Om gak mau kalau sampe ada apa-apa sama dia."

"Pokoknya Om tenang aja, kalau Rani sudah pindah kesini. Apalagi kalau nanti kita satu sekolah. Oka yang bakalan jagain, biar gak ada satu pun cowok yg bisa deketin atau ganggu dia. Oka bakalan jadi bodyguard buat Rani deh." ucap Oka antusias

"Hehehee.. Makasih ya Oka. Nanti Om akan pertimbangkan dia supaya satu sekolah sama kamu."

"Sipp Om.."

Sementara itu, didapur supnya sudah matang.

"Oka.. Bisa bantu Mama disini sebentar Nak?" teriakku dari dapur

"Iya Maa.." jawab Oka

"Om, Oka tinggal bentar ya. Kayaknya Mama lagi butuh bantuan." pamit Oka pada Aris

"Ok" jawab Aris singkat

Saat aku dan Oka didapur menyiapkan beberapa piring dan mangkuk sup, terdengar suara bel pintu berbunyi..

Ting.. Tong.. Ting.. Tong..

"Oka, coba kau lihat sana siapa yang datang" ucapku

"Bentar Ma, biar sekalian ini dibawa kedepan." Sambil Oka menyiapkan beberapa mangkuk dan piring

Namun, saat Oka hendak berjalan menuju pintu ternyata telah keduluan oleh Aris yang saat itu sedang bersiap membukakan pintu.

Dan, setelah pintu terbuka, Oka tersenyum melihat kedatangan orang yang ada dibalik pintu itu..