Deg…
Kata-kata 'pemilik' seolah-olah seperti sulap luar biasa yang membuat jantung ku berdetup tidak menyenangkan.. dan aku tau apa yang akan di katakan selanjut nya… semua kembali terulang.. dan aku tidak ingin kau yang mengatakan nya…
" Jangan katakan hal tersebut… aku tidak ingin mendengar nya.. memang kenapa? Kalau memang begitu… apa yang salah?"
" Huf.. aup… up…." Ya… apa yang ingin di lakukan nya? Membunuh ku? Nafas ku sesak.. tidak sadar tangan nya sebesar itu?
" Jadi… jawab lah… apa yang salah?" Ed menatap mata El dengan dalam namun lupa kalau tangan nya berada di depan mulut El dan menutupi nya
" Auf… auf…" El menginjak kaki Ed dengan sangat kuat…, dan menyadarkan Ed kalau ia terlalu kuat membungkam mulut wanita itu hingga ia hampir kehabisan nafas
" Maaf…." Ed melepaskan tangan nya
" Ya… " El menarik nafas sedalam-dalam nya.. " Kau ingin membunuh ku….. tentu ada yang salah… bagaimana aku bisa berteman dengan orang seperti mu….aku.. dan kau.., sungguh berbeda.. aku hanya orang yang biasa"
" Apa… apa yang berbeda di antara kita? Aku adalah aku…tidak ada yang berubah.. aku adalah orang yang sama, Ed yang sama.. dari pertama kita bertemu sampai sekarang.. aku tetaplah Ed, yang berbeda hanya kaki mu yang terlalu besar" Kesal Ed
" Ya… ya.. ya.. kenapa kau harus membawa-bawa ukuran kaki…, tentu saja berbeda.. kau tenar.. siapa yang tidak mengenali mu? Semua mata tertujuh pada mu..dan aku hanya lah orang biasa, tidak terlihat.. bahkan sangking tidak terlihat nya diri ku… aku bahkan hampir di permainkan oleh brengsek itu.."
" Jadi.. maksud mu… kau terlihat aneh jika bersama ku?"
El menganggukan kepala nya.. " Semua orang akan memandang ku… dan melihat kearah ku…, semua orang akan memperbicangkan diri ku yang tidak pantas berteman dengan mu.., tatapan mereka sangat menyakitkan… dan… mengetahui diri mu yang begitu .. membuat hati ku sakit" El memengang dada nya, teringat kembali rasa menyesakkan itu.. rasa perbedaan.. yang membuat nya harus menjaga jarak .. dan menyadari diri nya.. bukan lah siapa-siapa
Ed menutup kedua telinga El dengan kedua tangan nya, mengangkat kepala nya.. menghadap wajah nya, memandang El dengan dalam sambil tersenyum lembut.. "Sebelum nya.. kau tidak pernah peduli dengan pandangan semua orang yang menatap mu pada saat bersama ku… , menerobos masuk sekolah laki-laki tanpa peduli dengan tatapan mereka.. karena kau hanya menatap ku…, mulai sekarang… cukup tatap aku… tidak perlu melihat kesekeliling mu.. cukup hanya menatap ku seorang.., tidak perlu mendengar perkataan orang lain, tutup telinga mu dengan headset.. dan cukup mendengarkan perkataan ku…..,kau mengerti…"
Deg… deg… deg..
Stop… jangan katakana lebih banyak lagi… kalau tidak jantung ku akan meloncat keluar.., jantung ini berdetak terlalu cepat.., jika kau berkata begitu.. bagaimana bisa aku tidak jatuh cinta pada mu… walau aku tahu ini juga tidak akan berakhir dengan baik..
Tiba-tiba suasana terasa begitu canggung untuk mereka berdua, dan Ed baru menyadari… perkataan nya sungguh menjijikan dan memalukan.. hingga ia tidak tahu harus berbuat apa setelah ini. ingin sekali ia menenggelamkan diri nya di pasir hidup karena merasa terlalu malu.. bagaimana bisa aku mengeluarkan kata-kata itu.
Bernafas.. bernafas El.. , kau harus bernafas.. tenang.. , tenangkan jantung mu…, aku tidak tahu lagi harus melakukan apa.. , aku ingin sekali berteriak karena jantung ini terasa ingin meledak. El berusaha menarik nafas sebanyak yang dapat ia peroleh, sehingga terlihat seseorang yang sesak nafas.
" Lu.. lupakan perkataan ku tadi" Ed menundukan kepala nya dan mengigit bibir bawah nya karena merasa malu.." Pokok nya… kita seperti biasa saja…." Ed perlahan mengangkat kepala nya ketika ia tidak mendapat jawaban apapun dari El yang diam tak bergeming dari tempat nya.
El menatap Ed tanpa berkedip, seolah semua cahaya menyoroti wajah Ed yang memang di katakan sangat tampan, mata nya tertujuh pada bibir Ed saat Ed mengigit bibir bawah nya, itu terlihat seksi, sehingga membuat nya mengingat kembali ciuman kecelakaan itu. El.. tolong segera bangun… apa yang kau pikirkan.....
Ed mendapati El yang sedikit terengah saat bernafas…," El… kau baik-baik saja?"
El hanya mengelengkan kepala nya sambil mengerutkan alis , dorongan itu sangat kuat, mendesak… hingga aku tidak dapat menahan nya lagi " Maaf Ed… aku harus ke toilet sekarang" El segera berlari dan meninggalkan Ed sendiri