" Ya…, ku dengar.. kau sangat jago bermain basket, sebenar nya..aku inign kau mengajari ku." Ed mengaruk kepala nya..
"Kau tau dari mana soal itu…itu sudah sangat lama.., karena mata ku minus.."
" Seperti nya kau benar-benar tidak tahu? Aku juga sedikit kaget .. kalau ternyata cukup tenar sebagai pemain basket.., bahkan foto-foto mu masih ada di internet antar sekolah…"
Aku setenar itu? Aku tidak pernah mengetahui kalau aku sehebat itu? Tapi itu sudah lama sekali.. aku sama sekali tidak pernah bermain lain sejak insiden itu.., ketika mengingat nya.. rasa sakit nya masih terasa..
" Katakan kemampuan mu.. dari 1 sampai 10 biar aku tahu , harus dari mana mengajari mu"
" Hm…..nol" Ed tersenyum selebar mungkin..
" Hah? Tidak dapat di percaya… , dengan kemampuan mu itu kau masih berani menerima tantangan dari pemain pro seperti dia? Kau cari mati…"
" Bagaimanapun.. aku masih memiliki harga diri…, tapi kemampuan belajar ku tidak diragukan… aku sangat cepat"
Ternyata di balik semua ke hebatan yang ia miliki.., ia masih memiliki kelemahan juga, ah… sudah lama aku tidak pernah memegang bola itu semenjak kejadian itu.., memikirkan nya saja sudah membuat jantung ku berdetup begitu cepat.
********************************************************************************************************
Ed duduk di gedung olahraga, menggunakan pakaian yang sangat kasual, dan celana pendek, ia duduk sambil memegang bola basket di tangan nya,sambil memandang ponsel yang ada di tangan nya.
Pintu besar itu terbuka, membuat cahaya luar memasuki ruangan tersebut, suara dencitan pintu yang bergesekan terdengar mengema di ruangan besar tanpa orang tersebut, di bali pintu besar tersebut, muncul sosok kecil yang mendorong nya dengan susah payah, El datang dengan pakaian yang sangat nyaman, dan celana training…dengan rambut di kuncir kuda
" Owh… kau sudah datang " Ed berdiri berjalan mendekatai El dengan wajah tersenyum, " Mohon bantuan mu" Ed berbisik sambil memberikan bola basket di tangan nya
El menarik nafas dalam… memandang bola tersebut, jantung nya berdetak tak karuan.. bukan hal yang menyenangkan, detak itu sangat menyakitkan.., ia mengigit bibir bawah nya sambil terus mengamati bola tersebut.. , bukan kah ini sudah lama berlalu.. tidak apa-apa.. semua sudah berlalu.. tidak ada yang perlu aku khawatirkan. El mengambil bola tersebut.. dan mencoba merasakan rasa kecocokan dan keselarasan irama antara diri nya dan bola tersebut.
El mengangkat bola itu.. ia menutup mata sebelah kanan nya, mulai mengunci ring yang terlihat dari mata kiri nya, dan mulai melakukan shoot dari jarak jauh, tiba-tiba saja kepala nya mulai terasa pusing, pikiran masa lalu.. gambaran masa lalu itu muncul, gambaran diri nya sendiri yang sedang melakukan shoot dari jarak jauh, dengan sudut yang sama pada saat itu, dan di saat bersamaan.. ia melihat gambaran diri nya terjatuh, sama seperti diri nya yang sekarang terjatuh karena kepala nya yang pusing.
" El!!!! Kau tak apa-apa?" Ed langsung memeriksa tubuh El yang terduduk di lapangan, ia menarik tangan El dan memeriksa nya dengan seksama , memastikan tidak ada yang terluka, mata nya beralih ke kaki El yang sedikit memerah karena benturan
" Seperti nya… aku masih belum bisa melepaskan masa lalu…." Keluh El
" Apa? Kenapa? Ada apa dengan mu.. wajah mu sangat pucat"
"Seperti nya.. aku memerlukan kacamata ku.." El berdiri sambil berjalan kepinggir lapangan di ikuti oleh Ed yang berjalan di samping nya
" Ed…." El berbalik menghadap Ed yang kaget karena El mendadak berhenti , dan menabrak nya
" Ya… kenapa kau berhenti mendadak…." Ed memandang ke wajah El, ia terlihat sangat serius, tatapan mata nya berbeda dengan El yang biasa aku kenal.., tidak ada anak ceroboh seperti biasa di depan mata ku…, ini sisi lain dari El? Begitu menakutkan..
" Ed…jika kau menemukan isu tentang permainan basket ku…, apa kau juga menemukan isu kenapa aku berhenti?"
" Hm… aku tidak mencari tahu nya sampai sana.. , aku bisa menanyakan mu sekarang.."