Chereads / kaki ku kebesaran (my big foot) / Chapter 13 - Pelajaran Pertama

Chapter 13 - Pelajaran Pertama

" Eline.. tunggu.. ada yang ingin ku bicarakan dengan mu" Kenneth memanggil Eline dan menepuk pundak Eline ringan, semua mata menatap mereka berdua, fans berat Kenneth dan juga para kepowers, Kenneth tidak pernah memanggil wanita terlebih dahulu, membuat semua mata tajam mereka tertujuh pada Eline, melihat nya dari atas sampai bawah, menyelidiki, mendeteksi, mendiskripsikan jenis dan kelompok wanita ini

" Ya? " Jawab Eline santai

" Bisa ikut aku? Kita tidak mungkin bicara di sini"

" Tidak.. aku tidak bisa, aku sangat sibuk untuk membatu kegiatan klub , kau bisa bicara di sini sekarang.." Tolak Eline, jangan luluh Eline.. jangan menatap wajah nya, itu akan membuat mu terhanyut dan melting. Tatapan mereka dan aura mereka di sekitar ku membuat ku terasa tersayat-sayat.. sungguh mengerikan

" Oh.. Baiklah.. mungkin lain kali" Kenneth berjalan terlebih dahulu melewati Eline

" Wah… kau pasti sudah gila Eline" Cheryl menunjuk wajah Eline

" Kenapa?"

" Wah.. kau bahkan tidak menyadari akibat nya setelah ini? kau tidak melihat orang di sekitar mu? Kau tidak melihat bagaimana reaksi mereka ? kau baru saja menolak Kenneth .., wanita mana yang dapat menolak ajakan nya.. kau sedang bermasalah dengan para fans gila nya, ada apa sebenar nya dengan mu? Bukan kah kau begitu menyukai nya?"

" Mungkin.. perlu waktu untuk melenyapkan rasa suka ini. dan lagi.. kedua jawaban ku .. akan membuatku berada di dalam masalah.. jika aku menerima ajakan nya, para fans nya juga akan menyerang ku, dan jika aku menolak nya.. aku juga akan terkena masalah.. , jadi aku memilih untuk menolak nya" Benar kata Edric.. seperti dugaan nya, ia pasti akan menemui ku.. tapi aku tidak menyangka jika ia begitu pintar.. memanggil ku di tengah keramaian, ia ingin membuat pelajaran untuk ku melalui fans nya.

Eline sedang asyik membereskan semua perabotan di ruangan teather, ia menyusun semua perabotan sesuai dengan tema dan proyek, tiba-tiba saja ia mendengar pintu tertutup. Secara reflex Eline langsung menjatuhkan barang nya dan menatap pintu yang tertutup

" Seperti nya di sini sudah aman untuk di bicarakan"

" Kau mau apa Kenneth?"

" Hanya bicara… " Kenneth mendekat, jika sebelum nya dia akan pasrah dan tergila-gila jika Kenneth mendekat, yang ia rasakan sekarang adalah ketakutan

Eline berjalan mundur beberapa langkah dan menatap kea rah belakang, melihat benda apa yang bisa ia gunakan untuk berjaga-jaga, entah kenapa ia merasa sangat takut dengan Kenneth yang ia kenal sekarang…

" Bicaralah…" Eline berusaha menenangkan diri, ia mengambil pasir warna yang di gunakan dalam acara terdahulu.., ia tidak ingin mengunakan kekerasan yang berakibat fatal bagi diri nya atau pun Kenneth

" Kenapa kau menolak ku? Bukan kah aku sempurna? Aku tampan.. aku pintar.., tidak ada wanita yang menolak ku…" Kenneth semakin dekat

" Aku lah wanita itu.. yang menolak mu..karena aku hanya ingin menolak mu"

" Kau menyukai lelaki lain? Ada pria yang lebih tampan dari ku dari sekolah ini? kau seharu nya bersyukur.. wanita seperti mu.. masih ada yang menginginkan mu.." Kenneth merentangkan tangan nya di antara kepala El

El menjawab nya dengan hanya mengelengkan kepala , menandakan tidak ada pria yang ia sukai.., ah.. bagaimana aku bisa menampar wajah tampan lelaki ini.. walaupun ingin tapi aku tidak bisa melukai wajah nya.. dia terlalu tampan untuk ditatap sedekat ini. Eline… ku mohon lakukan sesuatu.. bagaimana bisa kau masih menyukai si berengsek..

" Jadi.. katakan alasan mu.. seharus nya kau berterimakasih kepada ku"

" Apa mau mu? Bukan kah banyak wanita yang lebih pantas seperti yang kau katakan"

" yang ku mau? Aku tidak menyukai penolak kan.."

" Kalau begitu kau harus belajar menerima nya.. karena aku tidak pernah… me.. menyukai mu..." Eline melemparkan serbuk pasir itu kea rah Kenneth dan segera berlari ketika Kenneth sibuk membersihkan mata nya

" Maafkan aku.. tapi itu tidak akan melukai mu" Eline berlari keluar ruangan.

*********************************************************************

Edric berdiri di dinding yang biasa ia lewati untuk bertemu dengan Eline, ia menatap nya sambil menunggu El, bagaimana bisa gadis itu memanjati tembok setinggi ini? ini terlalu untuk tubuh nya yang kecil.. seperti nya gadis itu selalu mendapatkan kekuatan yang sangat luar biasa kalau terdesak.

" Ed…." Panggil El dengan nafas yang tersendat-sendat akibat baru saja berlarian

" Kenapa kau berlarian begitu? Aku tidak akan lari kok"

" Ed…." Masih dengan nafas ngos-ngosan.. kaki nya lemas karena terlalu ketakutan. Kaki nya mulai gemetar, dan desakan untuk ke kamar mandi lebih tinggi dari pada ketakutan nya.. " Aku harus ke toilet sebentar..akh… sudah di ujung" Teriak El histeris.., ia berlari dengan kaki merapat dan Ed tertawa melihat El yang berlari dan berteriak

" Ah.. lega..maaf.. aku memang punya kebiasaan ke toilet kalau terlalu gugup, takut, dan bersemangat"

" Jadi.. apa dia mendatangi mu?"

Eline langsung membatu begitu mendengar pertanyaan Ed, ia sempat lupa dengan rasa itu karena desakan ke toilet, dan sekarang ia kembali teringat akan rasa dan kejadian itu, tangan nya gemetar tanpa sadar, ia hanya menatap Ed membatu

" El?" Ed mendekat

El menganggukan kepala menjawab Ed " ya.. dia mendatangi ku…" El mengangkat kedua tangan nya kedepan, menatap tangan nya yang gemetar " Dia sempat menutup pintu ruangan.. aku takut sekali.. karena tempat gudang perabotan.., gelap, berada di ujung.. dan hanya ada aku dan dia.."

Ed mengenggam tangan El dngan kuat " kau aman sekarang…, jangan pernah untuk pergi sendiri El.. kemana pun.. aku tidak bisa melindungi mu.. " apa yang di lakukan lelaki itu.. sampai membuat nya begitu ketakutan, tangan nya sangat dingin dan gemetar, bibir nya berubah menjadi pucat.. dia benar-benar harus di beri pelajaran..

"Benar.. sekarang aku sudah aman" El menarik nafas panjang.., benar.. aku sudah aman,dari sekarang yang harus ku lakukan adalah menghindari nya.., dan selalu pergi dengan Cheryl

" Katakan semua nya pada ku.. apa dia menyentuh mu? Apa dia melukai mu? Atau dia melakukan hal yang aneh?"

El mengelengkan kepala nya berkali-kali ketika mendengar semua perkataan Ed, Ed menarik nafas lega.. ini tidak seperti di pikirkan nya..setidak nya lelaki tersebut masih memiliki akal sehat..

El berjalan cepat mendekati Ed yang sedang legah menarik nafas lega, El merentangkan kedua tangan nya, memojok kan Ed di tembok , dan meletakkan kedua tangan nya di antara tubuh Ed, Ed yang kaget langsung berjalan mundur dengan cepat hingga tertabrak dengan tembok dengan cukup kuat hingga mengeluarkan suara 'BUKKK'

" Dia melakukan hal ini pada ku.. seperti ini" Ya.. seharus nya.. kepala ku berada di antara tangan nya.. tapi ini…, El menatap lurus kedepan dan mendapati yang berada di depan nya hanyalah dada Ed , ia mendongkah ke atas dan menatap Ed yang jauh lebih tinggi dari nya, Ed mengangkat kedua tangan nya ke atas tinggi-tinggi

" Seharus nya wajah ku di sini… " tunjuk El ke dada Ed dengan wajah polos

Ed yang tadi nya takut dengan apa yang di lakukan El, malah membuat nya tertawa terbahak-bahak karena tingkah konyol El.. dan ia menyadari tangan nya terangkat ke atas dengan sangat tinggi. Jika sebelum nya El menggunakan tangan nya untuk membuat jarak antara Ed da diri nya, Ed langsung mengangkat tangan nya ke atas, ia takut mengenai sesuatu yang seharus nya tidak boleh ia sentuh yang berada di antara perut dan dada nya, sesuatu yang hanya wanita miliki. Ia kembali menuruni tangan nya di antara tangan El.

" Tangan mu terlalu kecil untuk menutupi diri nya, seharus nya kau menggunakan kaki mu, seperti yang pernah ku katakan sebelum nya, kaki mu akan menutupi sempurna kepala lelaki itu"

" Ya… jangan bawa-bawa kaki besar ku….bisa menggunakan serbuk untuk melempari wajah nya saja sudah bersyukur.. aku mana bisa melukai wajah tampan lelaki itu, aku tidak tega.. walaupun dia berengsek.. tapi dia memang tampan"

" Seharus nya kepala nya di sini.." El masih menunjuk dada Ed yang bidang

" Jadi aku harus begini?" Ed menekuk kaki nya di posisi kuda-kuda hingga wajah mereka saling berdekatan dan bertatapan. Membuat El dan Ed menjadi kikuk.. wajah mereka berdua memerah , mereka sama-sama membuang muka, El lansung menurunkan tangan nya dan mundur beberapa langkah

" Jadi apa yang dia katakan?" Nada Ed terdengar geram karena mendengar El memuji nya

" Ia menanyakan alasan ku menolak nya, dan menanyakan lelaki mana yang bisa menandinginya.. apakah aku menyukai lelaki lain sehingga menolak nya"

" Besok… datanglah kesekolah ku.. ada pertandingan terbuka, ajak lah dia… dan aku akan melambai pada mu.. kau tidak perlu berkata apa-apa.. dia akan tahu tanpa kau menjelaskan.."