"ada hubungan apa mas bro sama Putri teman sekantor aku?"
Pertanyaan itu sontak saja membuat Lucky sedikit gugup. mendengar nama itu dia kembali mengingat kisah masa lalu nya yang mungkin terbilang amat tersakiti.
"apa urusan mu menanyakan itu?" jawab Lucky sinis.
Tiwi sedikit menghela napas "karena segala apapun yang menjadi urusan Putri itu juga bakal menjadi urusan ku, karena dia itu sahabat ku sewaktu aku masih SMA dan sampai sekarang."
Mendengar itu Lucky lebih memilih diam dan berjalan mendahului Tiwi yang membuat nya kesal. kemudian Lucky masuk ke mobil setelah mengambil secara paksa kunci mobil dari genggaman Tiwi dan hal itu membuat Tiwi ingin memakannya hidup hidup "Hey MAKHLUK ASTRAL, mau loe lariin kemana mobil gue???" teriak nya sambil berlari mengikuti Lucky dan masuk ke mobil dengan posisi di samping kemudi karena kemudi nya sudah diambil alih oleh Lucky.
Tiwi menutup pintu mobil dengan keras dengan napas yang sedikit tersengal "Hey loe gila ya? ngambil sembarangan kunci mobil orang, sini balikin!!!." perintah nya sambil menyodorkan tangan kanan nya untuk mengambil kunci yg masih di tangan Lucky karena belum menyalakannya.
"Saya yang bawa!" menyalakan mesin nya.
"HEH, emangnya loe tau jalan pulang??"
"Saya tau jalannya. kamu duduk aja gak usah bawel" jawab nya datar dan menjalankan mobil itu.
Diperjalanan sempat terjadi keheningan hanya suara mesin mobil yang mengiringi perjalanan mereka. hingga Tiwi mengingat suatu hal yang belum dijawab oleh lelaki disamping nya itu. seketika dia termenung mengingat kejadian dikantor itu.
*FLASHBACK OFF*.
"Pak, jadi bapak yang menjadi calon suami nya Tiwi?" tanya putri kepada Lucky. karena mereka sedang berada di ruangan notaris yaitu tepat nya di ruangan putri
Lucky menatap jijik terhadap Putri seakan akan dia tidak ingin bertemu dengan wanita yang sudah menghancurkan hidup nya dan juga menghalangi cita citanya. Tetapi ada satu hal yang harus dia tuntaskan bersama perempuan itu dan hal itu yang membuat nya menghampiri Putri ke ruangan nya.
"Kamu gak perlu nanyain itu, sekarang aku disini cuma mau menuntaskan isi hati ku yang udah terpendam selama bertahun tahun," mencoba menarik napas "Kenapa kamu pergi sebelum pernikahan kita berlangsung, bahkan kamu pergi tanpa jejak kamu gak kasitau aku kenapa kamu pergi... KENAPA?? apa kesalahan besar ku hingga kamu melakukan hal itu??" wajah Lucky seketika berubah jadi sendu mata nya berkaca dan memerah menahan agar air mata nya gak keluar, dia seperti menahan rasa sakit yg teramat dalam saat menanyakan hal itu pada Putri.
Putri pun menunduk kecewa terhadap dirinya sendiri dia merasa bersalah atas kesalahan yang telah ia buat beberapa tahun lalu, ia menangis kemudian ia berusaha mengangkat kepala nya menghadap Lucky dengan berurai air mata dipipinya "Maafkan aku atas segala kesalahan yang pernah aku buat di masa lalu."
"Tapi asal kamu tau Put, karena hal itu aku kehilangan semua nya. Pertama aku kehilangan cintaku, aku seperti orang gila ketika mengetahui kalo kamu itu gak ada dikamar mu saat sehari sebelum pernikahan kita. aku sudah mencari mu kemana mana, aku bahkan menyuruh semua asisten dan teman teman ku untuk mencarimu tapi hasilnya nihil. aku sangat sedih, aku menangis, aku rapuh, aku selalu bertanya tanya kemana kamu pergi? apa yang terjadi? apa kesalahan ku? aku bahkan sempat tidak sadarkan diri karena aku terlalu sibuk mencari mu sampai lupa mengurus diriku sendiri," Air mata Lucky pun menetes "Kedua aku kehilangan cita cita ku, aku kehilangan harapan besar ku. asal kamu tau karena kejadian itu sangat banyak masalah muncul, aku gagal dalam pilkada itu aku kalah. aku hanya dapat menjalani masa kepemimpinan ku menjadi wakil bupati hanya satu periode. semua orang menyalahkan ku termasuk paslon ku dan bahkan orang tua ku. semua menganggap karena kepergian mu aku gak fokus dalam masa kampanye hingga kami kalah. dan memang itu semua benar, aku gak pernah berhenti mikirin kamu. aku selalu berpikiran yang aneh aneh tentang mu dan itu membuatku gak bisa hidup tenang sehingga kedua orang tuaku menyuruhku kembali mengurus perusahaan papa di kalimantan dan kuakui aku bisa sadar setelah pindah ke kalimantan dan aku bisa menghilangkan semua kesedihanku."
Mendengar hal itu semua tangis Putri semakin pecah "A-aku gak pernah nyangka kalau akhirnya akan jadi begitu..hiks..hiks" ia menunduk sejenak dan menghapus air matanya kemudian mendongak "Jujur, hari itu aku sangat bingung apa yg harus aku lakukan. aku sadar siapa diriku sebenarnya yang tak pantas bersanding sama kamu" ia tak bisa menahan lirih suaranya dan air mata yang kembali menetes.
"Aku bukanlah siapa siapa, aku bukan putri seorang konglomerat yang pantas untukmu, lagipula aku gak mau membuat orang orang berpikir rendah terhadap ku karena kau tahu kan kita menikah setelah sebulan aku wisuda. aku gak mau menyia nyiakan perjuangan kedua orang tua ku yang telah berjuang keras supaya aku mendapat kan gelar ku dan aku gak membalas mereka malah akan menikah dengan mu. dan aku gak mau semua orang menganggap ku perempuan murah yang hanya menginginkan hartamu...hiks...hiks... jadi aku memilih pergi karena aku tau pasti kamu akan menemukan wanita yang lebih pantas dariku seperti sekarang, kau pantas mendapat kan Tiwi." ia berusaha tersenyum.
"Tapi kamu pergi disaat yang tidak tepat, seandainya kamu katakan kalo menikah dengan ku bukanlah keinginan mu, aku masih bisa mengurungkan nya" desah Lucky pelan. "Tapi aku yakin itu bukan alasan utama mu sehingga kamu meninggalkan ku waktu itu... tapi,, ah sudahlah aku sudah tidak peduli lagi" dia mengibaskan tangan nya kecewa kemudian Lucky berjalan menuju pintu hingga perkataan seseorang menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya kembali menghadap Putri.
"Kamu benar...itu bukan alasan ku yang sebenarnya" Putri berbicara lirih dan membuat Lucky berbalik badan dan mengerutkan alis
"Maksud nya?"
"Jujur, sebenarnya aku tidak ingin mengungkap kan ini kepada mu". ia menunduk dan menangis kembali "Aku gak mau menyeret semua orang ikut kedalam masalahku saat itu termasuk kamu sendiri, a-a-aku sebenarnya sudah hamil sebelum aku wisuda." mata Lucky terbuka lebar mulut nya sedikit terbuka dia tidak menyangka bisa bisa nya saat itu Putri hamil dan siapa pelaku nya? tapi sebelum itu ditanya langsung dijawab oleh Putri "Yang pastinya itu bukan anak mu. itu sebabnya aku gak mau kamu juga menanggung masalah itu dan ikut menyeretmu kedalam nya." Ia coba tegar menceritakan hal menyedihkan itu.
"Bagaimana bisa?" hanya pertanyaan itu yang bisa Lucky tanya.
"Aku dijebak dan diperkosa Edrick, lelaki yang selalu mendekatiku dikampus. pasti kamu masih mengingat nya kan?" Putri bergetar menyatakannya "setelah aku menyetujui pernikahan dan menerima lamaran mu waktu itu, aku baru tau kalo aku sudah hamil." mencoba menarik napas "Kalo bukan karena bantuan dari Tiwi, mungkin aku tidak bisa bertahan hidup."
Lucky kembali mengerutkan kening nya seakan bertanya tanya dan penasaran akan apa yang terjadi setelah hal itu.
Seakan tau Putri pun menjawab "Setelah aku pergi dari rumah orangtua mu, aku mencari Tiwi dan menceritakan hal sebenarnya dan meminta bantuannya. dia menangis mendengar hal itu lalu dia pun berinisiatif membawaku kesini dan dia pun memberikan ku tempat, mengurusi ku dan bayiku. selama mengurusku dia berusaha mencari keberadaan Edrick untuk meminta pertanggungjawabannya. dia mengerahkan seluruh asistennya untuk mencari lelaki itu dan sampai akhirnya ketemu, yah Tiwi menemukannya dan untungnya dia mau bertanggung jawab. entah ancaman apa mungkin yang dilakukan Tiwi padanya supaya Edrick mengakui perbuatannya" Putri menangis dan tersenyum "Saat itu umur kandungan ku sudah memasuki bulan ke tujuh, dan kami pun sepakat bahwa aku dan Edrick menikah setelah anak kami lahir. dan syukurnya sampai sekarang aku, Edrick dan anak kami masih utuh dan itu semua berkat sahabat sekaligus saudaraku Tiwi" ia kembali tersenyum dan menghapus air mata nya.
Tanpa mereka sadari bahwa Tiwi sedari tadi menguping pembicaraan mereka dari balik pintu dan dia pun meneteskan air matanya mengingat betapa besar perjuangan yang dilakukan oleh Putri demi bayinya.
Sejenak suasana disana dilanda keheningan, Lucky tidak menyangka kalau kehidupan nya dan Putri setelah kepergiannya akan menjadi rumit seperti itu tapi ia merasa bahwa Putri lebih beruntung darinya karena telah memiliki pengganti nya sedangkan Lucky sampai sekarang hanya berada di hidup yang menurut nya tidak jelas kadang dia merasa bahwa dia tidak normal karena setelah patah hati dari putri, sampai sekarang dia masih belum bisa mencintai wanita lain. dia memang memiliki Olivia tapi tidak sekalipun dia mencintai nya dia hanya menyayangi nya dan dia menganggap itu sudah cinta.
Setelah tidak memdengar ada suara lagi, Tiwi memilih pergi dari tempat dimana dia menguping pembicaraan mereka.
"Bagaimana hubungan mu dengan Tiwi?" tanya Putri memecah keheningan.
"Ha?" Lucky seakan tidak mendengar perkataan Putri karena terlalu asik dengan pikiran nya.
"Aku bilang bagaimana hubungan mu dengan Tiwi?, aku lihat kau sangat dingin dengannya. bagaimana bisa kalian mau menikah kalo berbicara saja kalian jarang? semua baik baik saja kan?" tanya nya.
Lucky pun menghela napas panjang dan dia pun menceritakan bagaimana dia dan Tiwi bisa menikah dia menunjukkan wajah kesal, menyesal saat bercerita.
"Aku harap kau bisa memperlakukan Tiwi dengan baik. karena jujur aku pernah berada di posisi seperti itu dan itu sangat menyakitkan. jangan sampai kau melakukan kesalahan. aku tau Tiwi itu bukan wanita biasa, tapi jika kau menyia nyiakan nya mungkin kau akan menyesal seumur hidup. Heh, lucunya dunia. kenapa Tiwi bisa mengalami hal yg sama seperti apa yang pernah aku alami? tapi bagaimana dia bisa menutupi ini dari ku? ah sudahlah, sebaiknya kau keluar karena seperti nya urusan kita sudah selesai." perintahnya
"Apa kau mencintai Edrick?" tanya Lucky dengan wajah serius dan seperti berharap Putri menjawab tidak.
"Aku mencintai nya sama seperti aku mencintai anak anakku" jawab Putri "Awalnya aku ragu apakah pernikahan kami akan berjalan baik baik saja tanpa ada ikatan cinta? tapi ternyata keraguan ku itu terjawab bahwa Cinta itu bisa tumbuh dengan terbiasa. jika kita telah terbiasa dengan nya, nyaman dengan nya, percaya padanya maka itu adalah awal dari kita mencintainya dan lama kelamaan rasa itu akan tumbuh semakin dalam dan semakin subur hingga tak tergantikan lagi. memang masalah mungkin akan secara tiba tiba muncul tapi itu bisa diatasi dengan mudah asal tidak dengan ke egoisan hati. dan satu lagi kejujuran dan keterbukaan adalah kunci utama keharmonisan dalam berumah tangga" Putri tersenyum simpul setelah memberi nasehat sedikit tentang kunci harmonis keluarga setelah itu Lucky pamit keluar dari sana.
*FLASHBACK OFF*
"Kamu tidak apa apa?" sontak saja perkataan itu membuat Tiwi sadar dari lamunan nya dan melihat Lucky yang sedang fokus menyetir
"Aku mau tanya sama mas bro."
"Tanya apa?" jawab Lucky dan menatap Tiwi heran
"Apa benar mas bro sama Putri itu pernah pacaran dan sampai mau menikah?" tanya nya dengan hati hati takut membuat Lucky marah dan tidak fokus menyetir dan benar saja Lucky langsung saja meminggirkan mobil itu tepat pinggir jalan.
Lucky berdecak kesal dan menghembus napas kasar dan membuat Tiwi sedikit gemetar karena ia merasa lancang menanyakan itu karena sudah mendapat peringatan sebelumnya untuk tidak menanyakan itu lagi. Tapi bagaimana boleh buat ini menyangkut sahabat nya Putri karena memang ia tidak pernah bercerita soal dia pernah pacaran dengan Lucky padanya sebelumnya.
"Mas bro gak usah bohong, karena aku sudah tau dan mendengar percakapan kalian tadi pagi dikantor" ia mencoba untuk tidak merasa bersalah.
Dengan menarik napas panjang Lucky pun menjawab "Yah, Putri itu mantan ku. UDAH PUAS??"
Tiwi menggeleng kepala menandakan belum puas "Berapa lama dan waktu kapan? kok aku gak pernah tau? padahal Putri itu sahabat ku mulai dari SMA." dia merasa kecewa karena tidak pernah mengetahui hal itu.
"Setelah kalian lulus sampai dia tamat kuliah" jawabnya datar kemudian menyalakan mesin mobil dan menjalankan nya kembali.
"Pantas saja aku gak tau, kan setelah itu kita itu udah gak jumpa... dan kita cuma berkomunikasi lewat vc aja, ck awas aja tuh anak akan ku beri dia pelajaran." decak Tiwi menandakan dia sebal
"Dia bukan anak anak, tapi emak emak... yang anak anak itu kamu, udah besar masih aja mewek cuma karena gak tau siapa mantan sahabat kamu" kekeh Lucky tapi hampir tidak kelihatan oleh Tiwi karena dia hanya sibuk menggembungkan pipi nya dan mengerucutkan bibir nya berdecak sebal pada sahabat nya itu. melihat tingkah Tiwi, Lucky merasa lucu dan menyukainya ingin sekali dia mengacak rambut wanita itu biar tambah lucu tapi dia masih gengsi
Merasa di perhatikan terus, Tiwi menoleh kesamping ke arah Lucky dan dia heran melihat lelaki itu senyum padanya dan hal itu membuat pipinya merona malu dan jantung nya kembali berdegup kencang 'Duh, mati gua nih. gimana kalo ni jantung beneran copot cuma karena nengok si mas bro senyum? gak..gak..boleh, memang sih dia itu ganteng apalagi pas senyum, tapi eits gak...' dia menggeleng pelan.
"Kamu kenapa? kok blushing gitu? heran sama cowok ganteng di samping kamu hm?" tanya Lucky yang semakin membuat Tiwi merona sedangkan Lucky hanya tersenyum puas melihat tingkah lucu Tiwi.
"Mas bro fokus aja nyetir gak usah kegeeran deh." jawabnya mengalihkan suasana.
{semoga ada perubahan sama hubungan mereka yah} batin author.