Malam setelah perdebatan Tiwi dan Lucky membuat mereka berdua saling diam diaman. seperti pagi ini, Tiwi bangun lebih awal dan dia melakukan kewajibannya sebagai istri sebelum dia pergi ke perusahaan. Dia menyiapkan sarapan untuk suaminya dan juga menyiapkan pakaiannya setelah itu dia pergi lebih pagi ke kantor tidak seperti biasanya karena alasannya untuk menghindari Lucky sementara waktu. Entah mengapa semenjak Lucky bilang kalo dia tidak cemburu semalam, mood Tiwi berubah jdi buruk maklumlah bawaan ibu hamil.
Sebelum dia berangkat kerja dia menuliskan sesuatu dikertas diatas meja makan. ~mas, aku udah buatin sarapan buatmu juga pakaian mu udah aku siapin. aku berangkat kerja lebih awal karena ada meeting pagi ini~
surat nya diatas kertas itu. Mungkin secara ego dia tidak seharusnya menulis pesan itu karena dia lagi bete. Namun kini Tiwi adalah seorang istri jadi tidak baik kalo istri pergi tanpa berpamitan pada suami. Jadi karena enggan berbicara pada Lucky saat ini dia lebih memilih menuliskannya di kertas itu, karena memang biasanya mereka akan sarapan bersama ketika ingin berangkat kerja. meskipun sekedar sarapan, mereka melakukan nya untuk mencoba membiasakannya supaya lebih dekat lagi. setelah sarapan biasanya Lucky akan mengantarkan Tiwi ke kantornya setelah itu pergi ke kantor Lucky sendiri. Namun karena Tiwi dalam kondisi bad mood dia pergi naik ojol.
Ketika tersadar dari tidurnya, Lucky pun kaget melihat Tiwi tidak ada disebelah nya dia mencari kesana kemari namun tidak kelihatan juga. Hingga akhirnya ketika ingin sarapan dia melihat ada sebuah surat diatas meja dan dia pun membacanya. Seketika Lucky bingung dengan sikap Tiwi yg tiba tiba berubah seperti ini, biasanya dia akan membangunkan Lucky dan sarapan bersamanya meskipun masih canggung. dan dia tidak pernah pergi tanpa pamit secara langsung pada Lucky.
Namun Lucky pun tiba tiba mengingat perkataan ibu mertuanya "kalo orang yg lagi hamil itu, emosi nya kadang gak stabil jadi harus sabar menyikapinya." dia pun akhirnya mengerti kalo Tiwi seperti nya bete karena telah menarik paksa dia tadi malam dari pesta itu padahal pesta nya belum selesai.
Dan dia pun harus cari cara supaya Tiwi balik lagi mood nya.
Sepulang kantor Lucky berencana memberi kejutan pada Tiwi supaya dia tidak marah lagi. Lucky sengaja pulang sore dan memasak makanan malam sendiri supaya Tiwi tidak capek lagi untuk memasak makan malam. Karena memang Lucky adalah seseorang yg mandiri jadi dia bisa melakukan apapun untuk keperluannya sendiri termasuk memasak. Setelah selesai berinteraksi dengan dapur, Lucky langsung menyiapkan semua masakan itu di meja makan dan tinggal menunggu Tiwi pulang dari kantornya. sembari menunggu istrinya pulang, Lucky pun berniat membersihkan badannya.
Suara pintu apartemen pun terdengar terbuka dan Lucky dengan segera turun ke lantai bawah karena dia baru saja mandi dikamar yg ada dilantai dua apartemen nya. Lucky langsung menyambut Tiwi "kamu udah pulang?" ucap Lucky pada Tiwi yg masih berdiri di balik pintu karena dia terkejut dengan kehadiran Lucky yg tiba tiba menyambutnya. Dia sebenarnya masih marah pada Lucky dan dia berniat untuk menghindar darinya selama beberapa hari namun niat nya gagal karena Lucky duluan yg telah menyapanya. Karena tak mungkin dia terus tetap berdiri dibalik pintu dengan dihadapan nya berdiri sang suami yg seperti nya menghalangi nya agar dia menjawab pertanyaan Lucky itu, akhirnya pun mengalahkan ego nya dan memilih untuk berbicara pada Lucky.
"Loh, mas kok tumben udah dirumah? biasanya kan pulang malam" jawab Tiwi dengan nada sedikit menyinggung Lucky namun tidak diindahkan oleh nya.
"Emang gk boleh kalo aku pulang lebih awal menyambut istriku pulang kerja? hmm??" ucap nya sambil dengan senyum jahilnya.
"Ya boleh boleh aja" jawab nya sambil berjalan mendahului Lucky.
Kemudian Tiwi berjalan menuju kamar untuk membersihkan badannya, tak lama ia keluar menuju dapur dan meja makan namun betapa terkejut nya Tiwi melihat Lucky sudah berada disana duduk sambil senyum senyum melihat kehadiran Tiwi dan disana sudah tersedia makanan untuk santap malam.
"Ma...mas yang masakin ini semua??" tanya Tiwi menunjuk pada semua makanan yg tertera di meja makan, ya meskipun bukan makanan favorit nya Tiwi namun di lihat dari bentuk dan aroma mengundang selera Tiwi untuk segera menyicipinya.
"Iya..." jawab Lucky sambil berdiri menghampiri Tiwi "Aku sengaja masakin ini semua khusus buat kamu..."
"Emang dalam rangka apa mas sampe masakin aku segala?" tanya Tiwi dengan sedikit senyum karena merasa di perhatikan oleh suaminya.
"Bukan dalam rangka apa apa sih, cuma pengen aja..." jawab nya dengan santai dan menyuruh Tiwi untuk duduk menyantapi masakan buatan Lucky itu.
Mereka berdua pun melewati makan malam dengan romantis karena Lucky selalu saja menggoda Tiwi karena melihat betapa lahapnya Tiwi menyantap masakan nya itu. Setelah makan pun, Lucky langsung mengambil alih bagian untuk menyuci piring kotor bekas tempat makanan mereka meski sudah dilarang oleh Tiwi tapi ia tetap melakukannya. Hingga akhirnya mereka berdua menyuci piring nya bersama layaknya pasangan yg sangat romantis sesekali juga Lucky menjaili Tiwi. Namun tak menutup kemungkinan bagi Tiwi untuk tidak curiga terhadap perlakuan suaminya yg tiba tiba berubah sweet dan baik seperti ini. Disatu sisi dia bahagia karena hal ini menunjukkan perkembangan baik dalam hubungan rumah tangga nya dengan Lucky, tapi disisi lain ia pun curiga terhadap apa yg menyebabkan suaminya berubah jadi baik seperti ini.
Saat ini mereka berdua sedang berada di balkon kamar yg ada di apartemen itu. Mereka berdua duduk di sofa sambil menatap pemandangan kota dari sana dan juga melihat betapa indahnya bulan pada malam itu yang ditemani oleh ribuan bintang yg sangat terang menambah indahnya pemandangan pada malam hari ini.
"Apa kamu tau apa yg membuat pemandangan indah pada malam ini hmm?" tanya Lucky pada Tiwi sambil membelai rambut Tiwi
"Karena cuaca malam ini sedang baik jadi bulan dapat menerangi bumi dengan tenang ditemani oleh bintang bintang yg terang pula jadi kegelapan di malam ini dapat terhanyut oleh cahayanya." jawab Tiwi sambil menatap langit
"Bukan cuma itu aja" ucap Lucky yg membuat Tiwi menoleh pada nya dan bertanya "Terus apa lagi?"
"Kamu..." jawab Lucky tanpa memalingkan wajah dari Tiwi hingga kini mereka saling tatap tatapan yg membuat kedua nya berdegup jantung.
"Walaupun malam ini bulan sangat terang dan juga bintang memancarkan cahaya nya gak akan indah kalau malam ini tak ditemani oleh kehadiran istri dan calon anakku" ucap Lucky sambil mengelus perut Tiwi. ada perasaan senang sekaligus haru dalam diri Tiwi karena ia merasa sangat nyaman dengan keadaan ini dan juga ia tak ingin kehilangan momen momen manis seperti ini karena jarang sekali atau bahkan tidak pernah Lucky seperti ini padanya.
"Maafin aku ya wi..." ucap Lucky sambil memegang kedua tangan Tiwi
"Maaf buat apa?" tanya Tiwi
"Maaf karna kemarin aku udah bertindak kasar sewaktu malam pesta itu. aku tau kamu pasti marah dan bete tapi aku lakuin itu karna aku takut kamu kenapa napa dan juga anak kita" tuturnya
"Jadi semua ini kamu lakuin agar aku maafin kamu gitu?" ucap Tiwi kesal.
"bukan cuma itu aja alasan aku. Tapi karena memang aku sadar karena selama ini aku tuh jarang banget peduliin dan merhatiin kamu dan anak kita, jadi aku rasa mulai sekarang aku harus berubah, aku harus lebih punya waktu buat kalian." tutur nya lagi. Kali ini seperti nya memang Lucky tulus mengucapkannya
"Iya aku maafin kamu kok mas, tanpa kamu minta maaf pun aku udah maafin kamu." jawab Tiwi " Tapi aku maafin kamu bukan cuma karena kamu suami aku dan ayah dari anak yg aku kandung ini.." tambahnya lagi, dengan agak gugup pun dia menyambung perkataan nya " Jujur mas, aku gk tau perasaan apa yg udah aku rasain ketika aku bersamamu, ketika kamu jauh dari ku pun perasaan itu selalu ada dan entah apa yg membuat aku nyaman dengan perasaan itu. mungkin kamu pikir aku wanita murahan tapi inilah aku, Aku Yang Mencintai mu. entah kapan rasa ini tumbuh aku pun gk tau. yg jelas ketika kamu didekat ku seperti saat ini jantungku berdetak lebih cepat, ada kenyamanan yg tersembunyi disana dan ketika kamu jauh dari sisiku aku merasakan ada nya rindu yg membuat ku tak sabar untuk menemui mu. mungkin kamu kira ini terlalu cepat dan memang ini terlalu cepat bagiku dan bagimu mas, tapi apa boleh buat inilah yg hadir. Terkadang aku berpikir kalau ini bawaan bayi tapi ini beda karena ini menyangkut hati dan perasaan ku sendiri dan sekali lagi aku katakan kalau aku mencintaimu mas.. apa kamu juga punya perasaan yg sama???" tutur Tiwi dengan pelan pelan meski gugup dan jantungnya yg berdebar disertai keringat di telapak tangannya.
Sebaliknya Lucky hanya diam mendengar ucapan Tiwi barusan kalau dia menyatakan cinta pada Lucky. Ia sendiri bingung harus mau menjawab apa, karena memang ini terlalu cepat baginya mengingat alasan mereka menikah pun karena kecelakaan dan usia pernikahan mereka pun masih baru sekitar dua bulan lebih.
Ketika Lucky ingin menjawab pertanyaan Tiwi apakah dia mencintai Tiwi juga langsung dijegat oleh Tiwi sendiri.
"Mas, mas gak usah jawab sekarang kalau memang mas masih ragu untuk menjawab karena memang ini terlalu cepat. Karena aku sendiri pun masih belum siap buat ngedengerin jawaban mas." ucak Tiwi karena batinnya memang belum sanggup mendengar penolakan dari Lucky, karena dia sendiri sangat tau kalau Lucky belum bisa move on. Ia belum move on bukan dari Olivia namun dari sahabat lamanya yaitu Putri. Karena Tiwi tau setiap Lucky menatap Putri seperti pada pernikahan mereka kemarin tatapan nya itu beda dan menandakan bahwa Lucky masih menyimpan perasaan mendalam padanya, namun meski sakit Tiwi tetap akan sabar dan berusaha agar cintanya dapat terbalas meski kecil kemungkinannya. Dengan mendapat perhatian dan perlakuan dari Lucky seperti ini saja Tiwi sudah sangat senang.
Tiwi sadar pernikahan nya dengan Lucky terjadi karena adanya kecelakan yg tak disengaja oleh keduanya. Sebenarnya Tiwi sendiri adalah korban disini namun apa boleh buat ia sudah terlanjur hamil dan tak mungkin kelak anaknya lahir tanpa kehadiran seorang ayah kalo ia memenjarakan Lucky atas tindakannya. Sehingga dia hanya menerima semuanya dengan pasrah, mungkin seperti inilah takdir yang sudah diberikan oleh Tuhan padanya. Kini dia hanya bisa menjalani nya dengan ikhlas.
Karena merasa suasana sudah mulai canggung, Tiwi mengajak Suami nya istirahat
"Udah mas gk usah terlalu mikirin ucapan aku tadi. sekarang lebih baik kita tidur yuk, udah malam ntar bayi kita kedinginan kena angin malam..." Ajak Tiwi sambil tersenyum
Dan Lucky pun mengangguk kemudian mereka menuju tempat tidur dan mulai membaringkan badan masing masing.