Chereads / Takdir Cintaku / Chapter 25 - Kehadiran Orang Ketiga

Chapter 25 - Kehadiran Orang Ketiga

Setelah kejadian romantis antara Lucky dan Tiwi malam itu, kini mereka berdua lebih menunjuk kan sikap hangat dan juga Lucky lebih baik dan sweet terhadap Tiwi. Meski sepenuhnya Lucky melakukan itu karna rasa sayang bukan ditambah dengan cinta, tapi Tiwi tetap senang.

Seperti biasanya, pagi ini Lucky mengantar kan Tiwi ke kantor perusahaan KIM MEDIA. Karena memang semenjak Tiwi sudah menikah, Papi dan Bunda nya lebih memilih tinggal di Bandung karena sudah mempercayakan perusahaan terhadap anak semata wayang mereka Tiwi. Meski memang sekali sekali Papi dan Bunda Tiwi datang ke Jakarta untuk melihat kondisi Tiwi yg kini tengah hamil 5 bulan. Sekaligus semalam mereka menyarankan agar Tiwi untuk sementara beberapa bulan sebelum lahiran, untuk tidak pergi ke kantor dulu karena mereka takut terjadi apa apa pada Tiwi mengingat usia kandungan yg sudah semakin membesar. Jadi pagi ini Tiwi berencana akan mengumumkan cuti nya kepada beberapa karyawan penting nya dan menyerahkan tugasnya untuk sementara waktu kepada Sopyan asisten nya dan juga beberapa manager lain di perusahaan nya.

"Ya udah mas, aku turun dulu ya... kamu hati hati dijalan" Ucap Tiwi setelah dia keluar dari mobil BMW hitam milik Lucky dan lupa ia mencium tangan Lucky.

"Kamu baik baik ya,, jangan cepat kangen samaku. Jaga bayi kita dengan baik" ucap Lucky pula sambil tersenyum

"Iya iya...udah sana mas, ntar telat." Kemudian mobil Lucky melaju dari hadapan Tiwi meninggalkan nya dengan senyuman.

Dikantor Lucky, dia selalu dihormati dan disegani oleh seluruh karyawannya karena mengingat selain dia sebagai pimpinan diperusahaan itu, dia juga memiliki sifat yang sangat disiplin dan tegas juga kecerdasannya sehingga membuat para karyawan nya itu hormat terhadap nya juga menjadikan nya sebagai motivator dalam bekerja. Siang ini Lucky ada rapat mendadak diluar kota dan mengharuskan dia untuk ikut karena ini menyangkut proyek besar perusahaan dalam perkembangan perusahaan properti itu. Lucky awalnya bingung karena pagi tadi sebelum berangkat ia berjanji akan menemani Tiwi cek USG untuk melihat perkembangan bayi mereka. Mau tak mau dia harus mengatakan hal ini pada Tiwi agar nantinya Tiwi tidak kecewa ya meskipun pasti dia agak kecewa tetapi setidaknya dia memberitahukan alasannya.

{Tut...tut...tut...} dering ponsel Tiwi membuat nya mengalihkan pandangannya dari laptop dan menoleh kearah ponsel nya yg sedang berdering menampillan nama 'My Husband' disana, dengan segera ia mengangkat nya

"Halo mas..."

"Halo Tiwi... kamu sedang apa?"

"Aku sedang ngeberesin beberapa berkas penting untuk aku kasih ke asisten aku mas, emang ada apa??? apa mas kangen ya sama aku???" jawab Tiwi dibarengi dengan tawa

"Mas cuma mau bilang aja, kalo mas minta maaf karena mas enggak bisa nanti nemenin kamu cek USG, soalnya mas ada rapat penting perusahaan di luar kota. dan mengharuskan mas ikut." jawab Lucky to the point tanpa ada basa basi ataupun menjawab pertanyaan Tiw tadi mengenai hal kangen itu.

(Duh, to the point amat sih nih sikutukupret ku, bukannya nanyain gimana kabarku kek, atau bilang kalo dia kangen kek... nih malah bilang kalo dia mau pergi ke luar kota. dasar lelaki aneh, tapi aku tetap sayang sih hehehe.) ucap Tiwi dalam hati

"Emang gak bisa ya mas ditunda dulu. soalnya kan mas jarang bahkan BELUM PERNAH ikut cek USG bareng aku." cemberutnya menyahut dan Tiwi menekankan kata Belum Pernah itu agar Lucky bisa berubah pikiran.

"Iya aku tau wi, tapi ini menyangkut perkembangan perusahaan ntar kalo aku gk ikut, nama perusahaan ini akan buruk. kalau udah buruk kan kita juga yang rugi."

"iya iya deh mas, enggak apa apa. mas jaga diri baik baik ya disana." sahut Tiwi meskipun ada rasa kecewa namun ia dapat memahami dan mengerti karena dia juga pernah berada diposisi seperti itu. Setelah menerima telpon itu seketika mood Tiwi berubah. Dia tidak konsen lagi untuk memberikan berkas berkas yang harus dipelajari oleh asisten nya selama dia mengambil cuti kerja sampe proses lahirannya sesuai dengan permintaan papa nya sekaligus pimpinan besar perusahaan KIM Media.

Lucky kini tengah berada di Magelang tempat dia melaksanakan rapat dengan salah satu perusahaan terkenal yang bergerak dibidang promosi barang barang keluar negeri. Karena perusahaan itu terkenal dengan hubungan kerjasama yang sangat erat dengan beberapa perusahaan terkenal diluar negeri. Jadi Lucky tak mau menyia nyiakan kesempatan ini agar dia dapat membanggakan nama perusahaan juga agar ia bernilai baik didepan ayahnya.

Pertemuan penting itu dilaksanakan di salah satu Restoran terkenal di kota itu. "Selamat datang pak Lucky, maaf kalau menunggu lama." ucap salah seorang lelaki paruh baya dengan seorang sekretaris wanita di belakang nya.

"Owh iya pak tidak apa apa.." Jawab Lucky, meski sebenarnya dia sudah sedikit jengkel karena sudah sekitar satu jam lalu dia dan sekretarisnya menunggu di restoran itu. Tapi demi kemajuan perusahaan dia harus bersikap profesional.

"Baiklah kita bisa langsung mulai saja ya pak meetingnya." Kata pria paruh baya itu yang tak lain dan tak bukan adalah salah satu Pimpinan perusahaan yang sedang bekerja sama dengan perusahaan Lucky.

Setelah 3 jam berlalu acara meeting Lucky berjalan dengan lancar dan sukses semoga kerja sama antar perusahaan mereka ini dapat tercapai dengan sukses, begitulah harapan mereka terkait kerja sama ini.

Jam sudah menunjukkan pukul 22.00 sangat tidak memungkinkan bagi Lucky berangkat malam ini juga untuk kembali ke Jakarta. Jadi dia memutuskan untuk menginap disini selama satu malam. Dan Lucky pun berniat untuk memberitahukan hal ini pada Tiwi karena setelah dia sampai di kota ini dia tidak sempat memberi kabar pada istri nya itu.

{Tut...tut...tut...}

untuk panggilan pertama tidak ada jawaban dari sana kemudian ia lanjut ke panggilan kedua namun tetap juga tidak ada jawaban, hanya suara operator panggilan yang menyahutnya sedari tadi.

"Apa dia sudah tidur ya?" gumamnya dan terus mencoba menghubungi dan pada sambungan ketiga, Tiwi pun menerima panggilan Lucky

"Hal...halloo.. mas..." sahutnya dengan suara agak serak menandakan dia baru saja terbangun karena terusik oleh panggilan dari ponselnya yg ternyata adalah suaminya. ada rasa kelegaan dalam hatinya karena akhirnya seseorang yang sedang dinanti kabar nya menelponnya, sebenarnya sedari tadi Tiwi sangat ingin menghubungi Lucky tapi takut ia mengganggu acara nya. Karena dia tahu tugas seorang Pimpinan Perusahaan itu seperti apa jadi dia tidak berani untuk menelponnya.

"Kamu udah tidur??" tanya Lucky dengan nada suara lembut takut membuat Tiwi marah mengingat kondisi nya yang sedang hamil jadi pasti akan lebih sensitif.