Chereads / Takdir Cintaku / Chapter 20 - Wedding Day

Chapter 20 - Wedding Day

Hari yang tidak begitu dinantikan oleh Lucky dan Tiwi pun akhirnya tiba.

Pagi ini rasanya merupakan pagi yang berat bagi Lucky untuk membuka mata. tapi dia tidak mungkin tidur terus dan bermalas malasan sementara hari ini adalah hari penting baginya dan Tiwi. Lucky pun bangkit dari tidur nya tepat pada pukul 05.00 pagi, dia merilekskan badannya karena sudah lelah semalam meladeni pertanyaan aneh dari keluarga Tiwi terutama dari nenek nya yg sangat kepo kenapa Tiwi dan Lucky bisa berhubungan sampai melangsungkan pernikahan dan terpaksa ia harus menjawab bohong kepada nenek karena gak mungkin ia memberitahukan kalo sebenarnya tiwi hamil luar nikah dan juga berdasarkan kesepakatan kedua keluarga Pak Kim dan Pak Bahri bahwa hal itu biar lah hanya keluarga kedua belah pihak yg tahu jangan sampai terumbar keluar.

Sementara di lain posisi Tiwi sedang duduk termenung didalam kamar nya dia bingung harus memasang ekspresi yang bagaimana hari ini, apakah dia harus menunjukkan kegelisahan nya akan kelanjutan pernikahan ini atau bahkan menutupinya dengan berpura pura senyum dan bahagia? dia benar benar berada dikeadaan yg sangat dilema. dia tak mungkin menghindari pernikahan ini, melakukan hal yg sama seperti yang dulu pernah dilakukan oleh sahabat nya karena sejujurnya Tiwi sudah bisa menerima kehadiran Lucky dalam hidup nya tapi bagaimana dengan pria itu? apa dia bisa menerima Tiwi dengan seluruh hati nya atau menganggap pernikahan itu hanya sebagai pertanggung jawaban saja atas apa yg sudah diperbuatnya?.

Tiwi tidak mau bahkan tidak pernah terlintas dipikiran nya akan adanya kata cerai seperti hal yang sedang marak dikalangan para pasangan masa kini. dari dulu dia hanya ingin melangsungkan pernikahan satu kali seumur hidup dan hanya maut lah yang dapat memisahkan mereka. tapi melihat kondisi mereka sekarang, tidak bisa dipungkiri kata perceraian tidak akan muncul.

Tanpa sadar tiwi mengelus perutnya dan tiba tiba saja dia merasakan mual langsung saja dia berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan semua yg akan keluar dari mulut nya. setelah itu dia mengambil obat yang ada di laci meja nya dalam kamar nya, itu adalah obat anti mual bagi ibu hamil yang diresep oleh dokter padanya.

"Gak biasanya aku mual mual lagi. terakhir kali itu 3 minggu lalu itupun cuma mual doang gk sampe keluar muntah." dia meminum kembali air putih dan mencari minyak angin lalu dihirup nya supaya dia merasa tenang.

"Duh nak, tolong jangan repotin mama hari ini ya..." pinta nya sambil mengelus perutnya seakan dia berbicara pada bayi dalam perutnya "Kamu kesel ya, karna mommy berpikiran soal cerai tadi... mommy minta maaf ya, mommy janji hal itu gak bakalan terjadi, lagian kan hari ini mommy bakalan nikah sama daddy kamu,, jadi kamu tenang ya karena mulai hari ini sampai seterusnya mommy yakin kalo daddy kamu bakalan lebih perhatian sama kamu ya sayang..." dia tersenyum sambil kembali mengelus perutnya lembut menyalurkan kehangatan untuk debay dalam sana.

Tanpa dia sadari Lucky mendengar perkataan nya itu dari balik pintu. niatnya ia mau ke lantai bawah dan ia berjalan keluar dari kamar nya, kebetulan ia lewat depan pintu kamar Tiwi. kemudian dia gk sengaja mendengar Tiwi bicara sendiri dan ia pun mendengar kata kata Tiwi itu. 'apa aku jahat ya?' tanya nya dalam hati 'iya memang aku sangat jahat, sudah dua bulan lebih anak ku tumbuh di perut Tiwi tapi apa yang sudah aku lakukan selama ini?? akhh....' Lucky pun mengacak rambut nya dan menghembus napas kasar setelah itu dia pergi melewati kamar Tiwi sambil memasang wajah frustasi.

;-)

Acara pemberkatan pernikahan di gereja pun telah selesai dilaksanakan. acara itu hanya dihadiri oleh keluarga inti dari kedua belah pihak.

Tiwi dan Lucky pun kini tengah berjalan bergandengan tangan dengan alas red carpet menuju bangku pelaminan untuk melaksanakan acara sungkeman terhadap kedua orangtua dan mertua masing masing. Lucky kini tengah berjalan berdampingan dengan Tiwi, ia memasang senyum diwajah nya menambah ketampanannya dengan stelan tuxedo warna silver nya lengkap dengan dasi kupu kupunya membuat dia tampak menawan. sama halnya dengan Tiwi yang dibalut dengan gaun kembang lengan pendek berwarna silver ditambah dengan manik manik berwarna biru kristal dan sarung tangan setengah lengan. ditambah dengan rambut nya digulung cantik membuat nya semakin anggun meskipun tubuh nya agak sedikit gemuk.

Setelah selesai melakukan acara sungkeman dan acara adat masing masing, kedua mempelai yakni Lucky dan Tiwi diperbolehkan untuk istirahat sejenak karena sebentar lagi atau pada pukul 07.00 malam akan diadakan resepsi pernikahan dimana mereka harus menyalami semua tamu undangan baik dari kalangan keluarga, kerabat, rekan bisnis, atau pun sahabat sahabat yang lain karena sekarang masih menunjukkan pukul 4 sore jadi masih ada waktu sekitar 3 jam lagi untuk mereka beristirahat.

Kini Tiwi sedang duduk termenung di pinggir kolam renang yang ada di belakang rumah mereka. dia masih mengenakan gaun nya lengkap tapi dengan sarung tangan dilepas karena sekarang dia sedang memegang dan mengelus elus cincin pernikahan mereka. Dia tersenyum manis ketika mengingat dimana dia dan Lucky saling mengucap janji suci didepan pendeta dan saling berjanji untuk sehidup semati sampai maut memisah. dan juga dia tersenyum lagi mengingat Lucky memasang kan cincin itu dijari manis nya begitu juga sebaliknya ia memasang kan cincin manis berukiran L&P itu dijari manis milik Lucky kemudian Lucky mengecup kening Tiwi dengan manis dan penuh rasa menurutnya setelah itu mengecup bibir Tiwi. meskipun hanya kecupan tapi itu membuat hati Tiwi dag dig dug ser ketika menerima kecupan itu bahkan ia sampai memejam kan matanya dan merasakan pipinya yang sedang merona. bahkan seperti sekarang hanya membayangkannya saja dia senyum senyum sendiri dan merona sendiri.

Namun dibalik semua senyuman dan perlakuan manis itu, masih ada keraguan dalam diri Tiwi. Apakah itu semua hanyalah sandiwara Lucky? semua perlakuan manis dan mesra nya tadi di altar suci apakah itu sungguh sungguh atau bahkan cuma sandiwaranya saja agar terlihat baik?. Dengan seketika senyum yang semula cerah itu kini berubah jadi kisut karena dia masih belum bisa menemukan jawaban dari semua keraguan nya ini.

Tiba tiba saja Tiwi merasa ada seseorang yang duduk menghampiri nya denga refleks dia menoleh dan melihat siapa orang tersebut dan tak disangka orang yang sedang ada dalam pikiran nya kini tengah berada di sisi nya.

"Mau minum?" tawar Lucky kepada nya yang masih duduk dengan wajah terkejut dengan kehadiran Lucky. dan pertanyaan nya itu hanya dijawab dengan anggukan kecil oleh Tiwi sambil menetralisir jantung nya yg tiba tiba dag dig dug ser ketika mencium aroma khas dari badan Lucky. entah parfum jenis yg mana yg dipakai suaminya itu hingga membuat nya sangat nyaman untuk berada didekatnya.

"Nih.." sodor Lucky satu gelas jus kepada Tiwi.

"Mas memang nya gk haus? kan jus nya cuma satu" tunjuk nya ke tangan Lucky yang masih memegang gelas itu dengan posisi di sodorkan ke arah Tiwi.

"Nanti aku bisa ambilin lagi" jawabnya. Kemudian Tiwi pun menerima segelas jus itu dan meminum nya perlahan.

Sejenak terjadi keheningan antara mereka, seperti nya mereka saling canggung untuk memulai pembicaraan padahal mereka sudah agak lama duduk berdua di pinggir kolam itu. hingga muncul nya keberanian dalam diri masing masing untuk memulai percakapan

"Mas,," "Wi,," panggil mereka secara bersamaan dan membuat mereka menggaruk tengkuk masing masing.

"Kamu aja.." tawar Lucky mempersilahkan Tiwi untuk memulai pembicaraan.

"Ngak, mas aja.." jawab Tiwi

"Ladies first.." pintanya lagi

"Oh,, oke... tapi mas jangan marah atau apapun ya kalo aku bicarain ini sama mas." tanya nya dengan perlahan kepada Lucky. kemudian Lucky mengangguk pelan

"Jadi gini sebenarnya aku itu mau bilang ke mas kalau aku ini itu ragu. aku itu gak yakin kalo pernikahan kita ini bakal bertahan lama, ( tiba tiba ia murung) karena memang kan kita ini menikah karena kecelakaan tanpa ada rasa cinta dalam diri kita. jadi sekarang aku mau minta kejelasan dari mas apa kalo setelah anak ini lahir, mas bakalan cerai in aku?".

Lucky terkejut dengan perkataan Tiwi barusan, dia merasa bahwa dirinya kini sangat jahat sampai sampai Tiwi dapat berpikiran buruk tentangnya.

" Aku tau wi, sampai sekarang aku memang belum bisa menjadi calon ayah yg baik buat anak kita. dan aku juga sadar kalo memang cinta belum tumbuh diantara kita," Lucky menggeser tubuh nya agar duduk berhadapan dengan Tiwi dan dia memegang kedua bahu nya "Maka dari itu, mari...mari kita sama sama mencoba memulai semua nya mari kita mulai hidup baru, dengan kehadiran anak kita ini. aku tau dan aku sadar kalo selama ini aku kurang perhatian terhadap anak kita dan aku janji mulai sekarang aku akan lebih perhatian lagi padanya. dan dia adalah kunci utama kelanggengan rumah tangga kita kelak" jelas Lucky pada Tiwi.

Perkataan itu membuat Tiwi sedikit tersenyum karena keraguan nya sudah terjawab dan jawaban nya adalah ANAK INI, iya anak yang ada dikandungan nya sekarang ini lah yang akan menjadi jawaban kelanggengan rumah tangga mereka berdua. meskipun ia merasa sedikit kecewa karena memang benar bahwa Lucky menikahi nya hanya karena anak itu, bukan karena Tiwi. Lucky hanya akan mencintai anak itu saja dan mungkin ia bisa mencintai Tiwi sekalipun karena anak itu. karena ia tumbuh di dalam rahim Tiwi dan Lucky merasa berterima kasih kepada Tiwi.