Chereads / Takdir Cintaku / Chapter 14 - Kepergok

Chapter 14 - Kepergok

Tiwi akhirnya menemukan Lucky yang tengah bersama seorang wanita yang tidak dikenal oleh nya. Mereka berada disebuah kafe yang tempat nya agak jauh dari rumah Tiwi. Lucky pergi dari rumah tanpa diketahui oleh orang tua Tiwi dia pergi menemui wanita itu dengan menggunakan Grab Car.

Wanita yang dilihat oleh Tiwi itu terlihat seperti wanita yang seusia dengan Lucky, berparas cantik, putih, tapi tinggi badan nya tidak sebanding dengan tinggi Tiwi meskipun Tiwi memiliki tinggi badan 168 cm, tapi wanita itu terlihat lebih pendek dari nya dan membuat wanita itu mungil meski wajahnya sudah keliatan tua.

Tiwi berencana mengikuti Lucky karena merasa aneh dengan sikap lelaki itu. Tiwi pergi menggunakan si merah sepeda motor kesayangannya. Dia menggunakan celana jeans hitam panjang, kaus oblong dan jaket boomber hitamnya tak lupa ia memakai masker, topi dan kacamata hitamnya supaya tidak diketahui oleh siapapun. Dia keluar secara mengendap endap, karena kalau dia minta izin pada kedua orang tuanya, dia harus repot mencari alasan karena ngak mungkin jujur pada mereka juga dia pasti di omeli dan terlebih di larang mengingat kondisi nya yang sedang berbadan dua.

Lucky terlihat berbicara serius sekali terhadap wanita itu dan terlihat ada wajah berseri seri ketika dia berbicara padanya. Hal itu membuat Tiwi semakin penasaran dengan apa yang sedang mereka bicarakan, dan dia sengaja memilih tempat duduk persis dibelakang Lucky dan wanita itu.

Tiwi berjalan dengan wajah yang ditutupi oleh masker, kacamata, dan topi ia melangkah biasa dan duduk di meja dengan posisi menghadap punggung Lucky, dan dia bisa jelas melihat wajah wanita itu dan mendengar pembicaraan mereka.

"mau pesan apa mbak?" tanya seorang pelayan menghampiri Tiwi sambil membawa menu makanan dan kertas catatan.

"ehem ehemm.." Tiwi berdehem sedikit dan berupaya mengganti suara nya agar tidak di kenali oleh Lucky yang duduk didepannya itu. "saya pesan minuman aja mbak.. cappucino satu ya.." ia memasang suara yang feminim sekali dan sedikit lembut nan manja untuk menutupi identitas asli suara nya yang lebih lantang dan nyaring. kemudian ia berpura pura memgecek hp nya sambil menguping.

"Olivia sayang...tolong percaya sama aku, jujur aku tidak menginginkan kita buat pisah.." Lucky memegang kedua tangan wanita dihadapannya itu yang hanya dijarakkan meja, sambil mencium punggung tangan wanita itu. Tiwi seketika jealous melihat adegan itu tapi tiba tiba ia mendecih 'dasar mister sok cool itu pandai sekali merayu wanita.. eh..tunggu tunggu jadi nama wanita itu Olivia?' gumam dalam hati dan merasa seperti pernah mendengar nama itu dan mencoba mengingat ingat dan 'owh iya...jadi ini wanita idamannya Lucky dan mama nya, cantik sih.. tapi apasih kelebihannya sampe sampe ibu Jen sangat tertarik padanya' lanjutnya dalam hati.

"ky..kamu harus bilang sama aku kalau semua yang dibilangin mama kamu itu gak bener kan?? kamu gak pernah kan ngehamilin wanita jalang itu kan?.." Lucky menunduk kesal akan pertanyaannya itu, dia menggaruk kepala nya "Itu semua di luar kendali ku sayang, aku gak tau kenapa malam itu aku malah masuk ke Kamar wanita aneh itu dan melakukan hal itu terhadapnya.. serasa aku tidak bisa menahan hasrat itu lebih lama lagi.. aku tidak tau apa yang terjadi padaku malam itu.." tegas Lucky dengan suara dan wajah yang memelas.

"aku ngak nyangka ky.. kamu bisa seperti itu.." Olivia melipatkan kedua tangan nya didada sambil bersandar dibangku nya, dia terlihat bingung karena sebenarnya dia lah yang menaruh obat itu ke minuman Lucky dan berharap Lucky akan melakukan hal itu padanya sendiri bukan dengan wanita lain. Dia terlihat gelisah karena dia ingin memberitahukan yang sebenarnya pada Lucky tapi dia takut kalau lelaki itu akan marah tapi kalau tidak dikasitau, Lucky pasti akan merasa bersalah pada wanita itu dan akan semakin peduli padanya.

"ky.." panggil nya pelan saat Lucky sedang menikmati makanan nya.

"ada apa oliv??" menghentikan makannya.

"ehm..aku mau jujur padamu.. tapi.."

"tapi apa oliv sayang?..." Lucky semakin penasaran dengan apa yang ingin dikatakan olivia.

"Tapi kamu harus janji gak akan marah dan kamu harus janji untuk tidak meninggalkan aku.." jawab nya dengan nada serius dan mata yang menatap Lucky lebih dalam.

"iya iya aku janji aku gk bakalan marah" sambil seyum tipis

"sebenarnya.. ehmm kemarin malam sebelum kau masuk ke kamar wanita itu, aku secara gak sengaja menaruh obat perangsang ke minuman mu." jawab nya dengan nada menyesal dan menunduk ketika melihat wajah Lucky yang sebelumnya tersenyum berubah jadi merah dan rahangnya mengeras.

"masih ingat kan sama janji mu tadi?" tanya Oliv perlahan dan menaikkan kedua alisnya untuk memastikan jawabn Lucky, kemudia dia lega ketika Lucky mengangguk kan kepala meski masih dengan wajah marah.

"Tapi jangan pikir kalau aku melakukan itu tanpa alasan, aku hanya mengikuti saran mama kamu.. karena memang kami curiga dengan sikapmu yang seperti nya tidak tertarik sama sekali pada wanita, mama kamu kira kalau kamu itu tipe lelaki yang menyukai sesama jenis.. soalnya di umurmu yang udah menginjak lebih kepala tiga dan selama kita berpacaran bertahun tahun, kamu tidak pernah menyentuh ku bahkan untuk mencium kening ku saja pun kamu hanya melakukan nya kalau kamu ada mau nya.. jadi mama kamu nyaranin aku buat ngelakuin itu berharap kamu ada reaksi terhadap ku, sebelumnya aku nanyain bagaimama nanti konsekuensinya tapi mama kamu hanya bilang kalau itu juga satu satunya cara supaya kamu segera menikahi ku, karena memang kan kalau ditanya soal pernikahan kita kamu itu selalu menunda nunda, jadi itu sebabnya aku ngelakuin hal itu... ( menatap Lucky) maafin aku ya... karena aku kamu harus menikah dengan wanita lain." jawab nya panjang lebar sambil menunjukkan wajah bersalah dan memelas di wajahnya meskipun hatinya sangat malas mengatakan itu tapi kalau tidak, dia harus merelakan Lucky lelaki nya itu pada wanita lain.

"jadi kamu gak berniat buat ngejerumusin aku ke masalah ini kan.." tanya Lucky

"ya enggak lah sayang" Olivia berjalan menghampiri Lucky dan memeluk nya dari samping "mana mungkin sih.. aku memberi lelaki ku pada wanita lain yang tidak jelas entah berantah nya.. pokok nya kamu harus nepatin janji kamu buat gak ninggalin aku meski dalam keadaan apapun.." ia mengerat kan pelukan nya dan mencium pipi Lucky dengan tersenyum sinis.

"iya, aku gk bakalan ingkar janji" jawab Lucky membuat Olivia tersenyum puas.

Tiwi yang sedari tadi melihat, mendengar dan bahkan merekam pembicaraan mereka di kepalanya itu pun terlihat sangat marah sekaligus sedih dalam hati nya ia merasa kalau dia itu hanya korban yang tak perlu di kasihani atau di tanggung jawabi. Dia menahan air mata nya agar tidak terjatuh saat mengetahui pengakuan Olivia yg ternyata calon ibu mertuanya sendiri yang merencanakan hal itu dan membuat nya jadi korban. Ia sebenarnya tidak perduli seandainya kejadian itu terjadi pada Olivia dan Lucky bahkan ia menjadi senang karena dia tidak harus terlibat didalam nya dan bisa melanjutkan hidup nya seperti biasa.

Tiwi keluar duluan setelah ia membayar minumam yang sama sekali tidak diminum oleh nya tapi dia pergi karena sudah sesak melihat kedua manusia dihadapannya tadi. Dia memutuskan untuk menenangkan pikirannya dengan duduk didepan motornya yang masih di parkiran. Tempat itu memang agak sepi karena berada di samping kafe jadi jarang orang lewat lalu lalang sehingga merupakan tempat yang cocok bagi nya untuk menenangkan pikiran. Tapi pemandangannya terganggu ketika ia melihat ada dua orang manusia berbeda jenis kelamin sedang melakukan adegan ciuman di tempat itu, meski memang tempat nya agak gelap tetapi terasa tidak etis sekali melakukan aksi seperti itu disana yang membuat Tiwi jijik. Tetapi ia sedikit tertawa melihat wanita itu yang harus cape jinjit hanya untuk ciuman menjijikkan itu. dan di berniat buat ngerjai mereka, dia menaiki motor nya dan menyalakannya membuat cahaya lampu nya mengganggu dua orang yang sedang bercumbu itu. Lucky dan Olivia sontak kaget dan tersadar dan segera menghentikan aksi mereka karena merasa malu tapi mereka menatap tajam terhadap orang yang menyalakan lampu motor nya itu karena merusak momen manis mereka. kemudian Tiwi menjalankan motor nya menghampiri mereka dan berhenti di hadapan mereka. betapa terkejut nya dia ketika melihat dua sejoli itu adalah Lucky dan Tiwi,

Deg

jantung tiwi serasa berhenti dan hati nya serasa sesak seakan akan dia tak terima dengan apa yang barusan dia lihat. di balik masker dan kacamata hitamnya, dia meneteskan air mata tapi dia berusaha untuk biasa biasa saja, karena dia sadar tidak sepantas nya dia menangis karena lelaki itu kemudian

"Bisa kan minggir dari sana? saya mau lewat.." Tiwi berbicara seakan marah pada mereka yang sedari tadi diam di hadapan nya dan menghalangi jalannya.

Lucky dan Olivia segera menyingkir ke pinggir jalan dengan wajah pucat.

"owh iya.. mas sama mbak kalo mau bermesraan coba cari tempat yang lebih aman ya!!" ledek Tiwi dan melajukan motor nya kencang.

Lucky tercengang dengan perkataan wanita tak ber helm yang mengendarai sepeda motor itu tapi suara itu seperti tidak asing lagi baginya. Kemudian mereka memutuskan untuk pulang.