Chereads / Takdir Cintaku / Chapter 13 - Bertemu Calon Besan

Chapter 13 - Bertemu Calon Besan

Keluarga pak Bahri telah berada di kediaman calon besannya yang berada di Bandung. Siang itu terasa bagai siang yang paling panas sepanjang sejarah menurut Tiwi karena selain cuaca yang sedang kemarau, ditambah dengan kehadiran calon mertua dan calon ipar di rumah nya dan sekarang ada di hadapannya membuat Tiwi jadi gugup dan keringat dingin.

Diruang tamu itu sudah ada keluarga pak Bahri yang terdiri dari pak Bahri, bu Jennie, Josua adik Lucky dan juga Jesika adik Lucky yang paling bungsu. dan disana juga sudah ada pak Kim, bu Sondang, Tiwi dan Lucky. mereka sedang membahas rencana pernikahan Tiwi dan Lucky yang akan secepatnya dilaksanakan karena takut kalau perut Tiwi akan membesar dan pasti orang orang akan heran, begitu menurut pak Bahri yang sangat antusias membahas pernikahan ini. sementara istrinya mengatakan "No coment" dalam membahas pernikahan anaknya itu.

Melihat sikap istri pak bahri yang teramat cuek dan sinis itu membuat pak Kim dan bu Sondang mengerutkan dahi nya begitu juga dengan Tiwi yang merasa emosi melihat sikap calon mertua nya itu tapi dia harus menahan nya karena sekarang dia berada diantara orang tua nya dan keluarga calon mertuanya. sementara Lucky sendiri bersikap datar dan tidak peduli tentang apa yang sedang dibicarakan oleh orang tua nya dan calon mertua nya, beda dengan kedua adiknya yang seperti nya sangat senang dan tidak sabar dengan pesta pernikahan kakak nya itu.

"begini saja pak Kim" usul pak Bahri karena merasa akan sulit mendapat kesimpulan setelah melihat kondisi istrinya yang sedang tidak membaik hatinya itu dan juga sedikit kecewa dengan anak nya Lucky yang justru tidak perduli dengan hal itu padahal dia yang akan menjalani pernikahan ini nanti. "lebih baik untuk segala urusan gedung, makanan, dan juga prewedding nya kita serahkan pada WO (wedding organizer) saja supaya kita tidak terlalu kewalahan untuk mengatur nya. dan kita hanya mengatur tanggal dan pemberkatannya saja" sambung pak Bahri dengan wajah tersenyum berharap usul nya itu dapat diterima besan nya itu.

"saya setuju dengan usul bapak, dan sekarang kita tinggal mengatur waktunya saja." setelah itu semuanya sudah selesai, mulai dari tanggal pernikahan, rencana pemberkatan, resepsi dan adat yang digunakan semua sudah terurus tinggal melaksanakannya saja.semua itu dibahas oleh mereka kecuali bu Jen dan juga Lucky yang seperti nya cuek dan tidak perduli dengan hal itu.

batin Tiwi terasa sakit melihat kedua orang itu, ia bergumam dalam hati 'apakah harus seperti ini jadinya ya Tuhan? jujur..aku tidak pernah mengharapkan aku menikah dengan laki laki yang sangat dingin dan menyebalkan itu terlebih lagi tidak ada cinta di antara kami.. dan juga aku tidak pernah bermimpi bertemu ibu mertua yang sangat cuek dan angkuh seperti ini. aku merasa malu pada kedua orang tua ku karena diriku lah yang menyebabkan mereka juga harus ikut dalam hal ini.' wajah nya berubah murung dan mata nya berkaca kaca ia menahan air mata nya agak tidak keluar.

sementara bu Sondang yang melihat putri kesayangan nya itu merasa iba 'kasihan sekali kamu nak.. kamu harus bisa bertahan dengan semua ini nak..' gumamnya dalam hati.

kemudian tiba tiba pak Bahri mengajak Lucky keluar sebentar "Lucky sekarang kamu ikut papa dulu." perintah nya

"kemana pa??" tanya Lucky dengan ekspresi gugup nya karena dengan tiba tiba saja ia diajak oleh papa nya membuat ia merasa ada yang aneh.

"udah gak usah membantah" ia agak sedikit membentak anaknya itu membuat anak nya ciut menurutinya.

ternyata papanya itu mengajak nya ke taman belakang rumah pak Kim. "Lucky, apa kau bisa berjanji sama papa untuk tidak pernah menyakiti Tiwi?"

"maksud papa apa?" tanya Lucky dengan heran.

"kamu tidak perlu balik nanya, sekarang kamu tinggal jawab pertanyaan papa dan berjanjilah untuk papa"

Lucky memasang wajah cemberut "maaf pa, Lucky gak bisa janji untuk tidak pernah menyakiti Tiwi karena Lucky tidak pernah mencintainya pa.. dan juga Lucky tidak bisa menjamin dia akan bahagia sama Lucky atau enggak. karena asal papa tau.. dia itu cewek aneh pa.."

PLAK...

pak Bahri menampar anaknya itu "kamu jangan pernah mengatakan kalau nak Tiwi itu wanita aneh. ini semua terjadi karena kebodohan mu sendiri karena kebrengsekan mu sendiri..seharusnya papa malu dan tidak mau membantu mu , kalau bukan karena mengingat Tiwi mengandung cucu papa, pasti papa akan menendang mu keluar dari rumah, karena ulah mu papa jadi malu...papa malu jadi orang tua mu seakan akan papa tidak pernah mendidik kamu dengan baik. ingat Lucky umur kamu sudah tua tapi kelakuan mu masih seperti kanak kanak. apa yang membuat mu jadi seperti ini? mulai sekarang urus semua pernikahan mu ini sendiri karena kamu harus bertanggung jawab atas kesalahan mu itu. BERANI BERBUAT, BERANI BERTANGGUNG JAWAB, cam kan itu nak!!!" pak Bahri kelihatan seperti sedang marah dan langsung meninggalkan anak sulungnya itu di taman belakang.

Lucky terdiam mendengar semua perkataan papa nya itu. pertama dia merasa sedih karena papa nya telah menamparnya demi membela wanita aneh itu dan kedua dia malah berpikir kalau ini semua karena Tiwi. dia merasa kalau Tiwi telah berhasil menghasut papa nya agar membenci dia. karena Tiwi sekarang menjadi orang kepercayaan dari papanya semenjak dia berhasil menyelamatkan perusahaan dari pak Bahri tersebut. "awas aja wanita aneh..aku berjanji setelah menikah nanti kau harus merasakan apa yang kurasakan sekarang bahkan lebih dari itu.." dia berbicara sendiri dengan wajah yang kesal dan penuh dendam sambil mengepalkan tangannya.

Keluarga pak Bahri pun pamit pulang setelah itu dan Lucky tidak mengetahui kepulangan orang tua dan adik adiknya itu karena setelah berdebat dengan papanya tadi, pak Bahri langsung permisi pulang pada keluarga pak Kim. Sementara Lucky langsung masuk kekamar nya dengan muka masam dia berniat mau keluar tapi dia tidak tau harus kemana karena dia tidak mempunyai teman di Bandung. dia mencoba memejamkan matanya untuk melupakan kejadian menyebalkan hari ini. tiba tiba saja suara telpon nya bergetar

"halo.."

"..."

"apa?? serius??" wajahnya berubah senang seketika.

"..."

"baik lah aku akan segera kesana". kemudian Lucky pergi dan meninggalkan kamar itu, dia ingin pergi menemui seseorang di lihat dari pembicaraannya tadi.

Tiwi ternyata sedari tadi melihat dan mendengar pembicaraan Lucky itu. dia penasaran kemana Lucky akan pergi, padahal dia berniat mengajak Lucky untuk makan siang diluar karena dia ingin Lucky memulai hubungan yang baik terhadapnya. sekalian ada banyak hal yang ingin ia tanyakan pada calon suaminya itu hingga dia pun berpikir untuk mengikuti kemana lelaki itu pergi.