" Kamar aku yg mana ya via?, tolong tanyain sama resepsionisnya, kepalaku pusing banget, juga badanku terasa panas, aku mau mandi.." tanya Lucky pada kekasih nya Olivia sambil memegang dan memijit kepala nya yg pusing itu. Entah apa yg membuat dia merasa pusing tiba tiba.
"Sabar ya sayang..aku tanyain dulu" jawab Oliv sambil berjalan menuju meja receptionis. Kemudian ia datang menghampiri Lucky dan memberi sebuah kunci " ini sayang..kamar kamu ada di lantai 3 nomor 69B, kamu mau aku anter gak?" tanya nya dengan perhatian.
"Enggak gak usah, aku bisa sendiri . owh iya, sekarang tolong kamu beliin aku obat sakit kepala dong..soalnya kepala ku pusing banget (sambil memijit kembali kepala nya). ntar kamu anter ke kamar aku, biar aku masuk dulu." kemudian ia berbalik ke arah lift untuk menuju lantai tiga.
"Hati hati sayang, ntar aku anterin obat nya.." jawab Oliv sambil teriak dan dia tersenyum licik, batinnya berkata 'tenang aja Lucky, kamu gk sakit kepala kok.. kamu hanya butuh aku, kita lihat aja kamu akan jadi milik ku selama nya" kembali tersenyum licik dan kemudian pergi beli obat itu.
* Olivia adalah kekasih Lucky. mereka telah menjalin hubungan selama hampir satu tahun. tapi meskipun sudah lumayan lama berhubungan, Lucky belum mau melamar nya. karena Lucky lebih memilih fokus mengurus perusahaan ayahnya. terlebih lagi dia baru saja kalah dalam pilkada, itu sebabnya Lucky tidak fokus untuk menikah meskipun usia nya sudah tiga puluh lima tahun. Hal itu yg membuat Olivia jengkel padanya. karena dia capek harus menunggu lebih lama lagi. meskipun mama Lucky sudah setuju pada hubungan mereka, tapi Lucky masih belum siap untuk menikah. Sehingga muncullah akal licik Oliv, untuk menjebak Lucky agar segera menikahi nya. Sebelum Lucky pusing, dia sengaja mencampurkan obat perangsang ke minuman Lucky ketika mereka makan di kafe, dan juga oliv sengaja memakai baju yg ketat dan seksi agar ketika melihatnya Lucky tergiur. dan terbukti setelah meminum jus yg bercampur dengan obat itu, mata Lucky tak lepas dari Olivia yg memakai baju ketat dan dada agak terbuka sehingga belahan dada nya agak terlihat.
Lucky sendiri bingung dengan apa yg terjadi padanya, karena sebelum nya dia tidak pernah merasa menjadi lelaki yg seperti itu. sedangkan oliv hanya bisa tersenyum licik karena ini semua sesuai dengan apa yg direncanakannya.
Ketika sudah sampai di lantai tiga, Lucky dia lupa dengan nomor kamar nya.
"duh..kamar aku nomor berapa ya? kok aku bisa lupa sih?" sambil menggaruk kepala nya. Lalu ia melihat kunci yg ada ditangan nya disana tertera nomor 69. kemudian ia melihat ternyata kamar itu ada yg 69A dan 69B dengan posisi berhadapan, dia jadi bingung. Lalu ia mencoba membuka pintu nomor 69A dan ternyata tidak dikunci "ah..mungkin ini kamar aku, lagian juga gk dikunci" katanya kemudian masuk dan kamar itu gelap seperti tidak ada orang. Kemudian ia mengunci kamar itu dengan kunci yg sudah ada dibalik pintu itu sebelum nya "ahk..pantasan aja dikunci tadi yg ditulis cuma nomor 69, ternyata yg tadi kunci serap..ini nih kunci aslinya..itu receptionis goblok ya.." dia bicara seakan akan dia pintar padahal dia sendiri yg goblok (hahaha).
Lucky membuka sepatu nya dan melepaskan jas nya kemudian langsung meletak kan badan nya dikasur. "duh..nih badan knapa ya, kok gelisah sih.." gerutu nya. ketika ia menarik selimut nya, tiba tiba dia terkejut melihat ada seseorang di samping nya. langsung saja dia menyalakan lampu tidur yg ada di meja di dekat kasur nya, kemudian perlahan dia melihat seseorang itu dan ternyata seorang wanita. "nih..aku yang salah kamar atau dia yg sembarangan masuk kamar ya?" pikirnya, lalu ia penasaran siapa wanita itu. dia mendekat kan wajah nya ke wajah wanita itu dan menepiskan rambut yg ada diwajah wanita itu. dan ternyata "tiwi?" teriak nya dalam hati. tiba tiba saja tubuh nya semakin panas dan kepala nya semakin sakit ketika melihat tiwi yg ternyata sangat cantik ketika lagi tidur dengan piyama tipis berwarna biru itu, wajah nya terlihat natural dengan bibirnya yg warna merah alami itu membuat Lucky tak bisa menahan hasrat lagi apalagi ditambah dengan obat perangsang yang sebelum nya diminum.
merasa ada yg aneh, tiwi terbangun dan terkejut ketika melihat ada Lucky di samping nya yg memerhatikannya dirinya dengan ekspresi menyeramkan. dia menjadi ketakutan dan berkata "Pak Lucky, bapak ngapain disini? bapak salah alamat..i..ini kamar saya" tanya nya dengan takut dan hendak bangkit dari tempat tidur untuk segera menyelamatkan dirinya dari ekspresi seram itu. tapi ketika dia bangun, tiba tiba saja Lucky menarik tangannya, dan langsung melingkar kan badannya di atas tiwi, membuat tiwi terkejut dan sesak napas dan langsung saja Lucky menempelkan bibir nya dengan bibir merah tiwi itu. mata tiwi terbelalak dan mencoba menjauhkan wajah Lucky dari wajahnya dengan kedua tangan nya tapi langsung saja dicegah oleh Lucky dan bahkan menarik kedua tangan tiwi keatas dengan satu tangan saja. dan tangan lucky yg satunya leluasa menguasai tubuh tiwi yg masih original itu.tiwi sempat meronta tapi kekuatan nya dikalahkan dengan kekuatan Lucky yg lebih besar. sambil menikmati bibir indah tiwi, lucky melakukan permainan yg lebih buas lagi. tiwi telah kehilangan kekuatannya untuk melawan Lucky dan hanya bisa pasrah terhadap apa yg dilakukan lelaki itu padanya sambil mengeluarkan air mata. Lucky tidak peduli sama sekali, ia bahkan senang karena tidak ada lagi perlawanan yg dilakukan tiwi sehingga ia lebih puas memuaskan hasratnya
dan seterusnya...
Olivia mengetuk pintu kamar Lucky dengan membawa obat pesanan Lucky. dia tidak sabar ingin memiliki Lucky untuk selamanya. tok...tok..tok... "sayang..nih aku bawain obat pesanan kamu" teriak nya dari luar sambil merapi rapikan bajunya agar terlihat lebih seksi dan menarik perhatian lucky. tapi tidak ada jawaban sama sekali dari kamar itu. bahkan ketika ia mencoba membuka pintu kamar 69B itu, ternyata di kunci dia heran dan bertanya " apa Lucky udah tidur ya? masa dia gk dengar suara ku sih? lagian kan dia itu udah minum obat yg tadi aku kasih ke minuman nya, seharusnya dia itu gelisah dan gak bisa tidur dong..karena satu satunya yg menjadi obat nya itu aku, kok sekarang kamar nya sepi sih? kayak ngak ada oranga deh...." kemudian ia mengetuk pintu nya kembali tapi tidak ada jawaban juga. sehingga ia memutuskan untuk kembali dengan wajah cemberut. dan berharap sesuatu buruk tidak terjadi agar dia bisa melanjut kan rencana nya ini kembali.