Chereads / Takdir Cintaku / Chapter 7 - Welcome Kalimantan

Chapter 7 - Welcome Kalimantan

Akhirnya mereka sampai di pulau yang tidak pernah tiwi injak seumur hidup tiwi.

"selamat datang Tiwi." sambut Lucky, pak bahri dan pak Aldian dengan senyuman.

"iya, terima kasih atas sambutan nya bapak bapak sekalian," senyum tiwi sambil menjabat tangan mereka satu persatu.

"paman, bagaimana kabar bibi?" tanya tiwi saat tiba giliran nya menyalim pa Aldian.

"kabar baik." jawab pamannya itu.

"Semoga nak Tiwi senang dan nyaman berada disini selama permasalahan ini dapat kita selesaikan, nanti kalau nak Tiwi ada perlu, bisa hubungi suryo dan asep (sambil menunjuk dua orang yg kemarin datang kekantor tiwi bersama Lucky atau asisten Lucky itu) atau juga langsung hubungi anak saya aja ( menunjuk Lucky)".

" owh iya pak, terima kasih banyak sebelum nya pak" tiwi senyum manis pada pemilik perusahaan yg akan ia tangani masalah nya itu. dan nampak nya pak bahri senang atas kehadirannya. sesekali dia melihat Lucky lelaki yg datang kemarin ke kantor nya itu, dia melihat wajah pria itu dingin dan cuek sekali terhadap perbincangan ayah nya dan tiwi. bahkan dia hanya sibuk dengan hp di genggaman nya. batin tiwi kesal melihat pria itu 'kirain ni cowok ramah, tau tau nya cuek amat. gimana gue mau minta bantuan sama nih cowok kalo orang nya seperti ini? bisa bisa struk sendiri gue habis dari sini.'

"oh iya, sekarang silahkan nak Tiwi dan asisten beristirahat, kamar nya sudah disediakan oleh pegawai hotel ini. saya permisi sebentar ada urusan yg harus saya kerjakan, selanjutnya nak tiwi bisa bertanya sama Lucky atau pak Aldian." kata pak bahri padanya kemudian pergi.

"iya baik pak." senyum tiwi sambil nunduk pertanda ia hormat pada orang tua.

"wi, nanti malam kita makan malam di restoran sambil membicarakan apa saja yg kita perlukan untuk sidang minggu depan, sekarang kamu bisa istirahat dulu, kalian pasti sudah lelah habis perjalanan yg cukup jauh, nanti kalian akan dijemput oleh supir pribadi." jelas pak Aldian pada putri.

"iya baik paman, terima kasih sebelumnya." kata tiwi, dengan menatap Lucky sinis yang udah lebih dulu pergi ninggalin mereka tanpa pamitan sebelum nya. batin nya berkata 'hm, baru gini aja elu udah sombong, rupanya lu belum tau siapa gue?' dengan wajah sinis.

*di restoran*

Tiwi datang kesana dengan pakaian santai nya. baju warna putih lengan panjang dan celana warna biru tua, rambut panjang nya digerai membuat dia menjadi lebih cantik dan lebih imut. diikuti oleh sopyan yg membawa tas yg mungkin berisi berkas penting.

dari kejauhan nampak tiga orang lelaki yang sudah lebih dulu duduk di meja restoran itu. nampak pak Aldian yg duduk di hadapan Lucky, dan ada satu orang pria lagi duduk di samping Lucky. sepertinya pria itu tak asing lagi bagi tiwi sambil berjalan, ia sambil menyipitkan mata nya yg sudah agak sipit itu sehingga bola mata nya pun sama sekali tak kelihatan, untuk memerhatikan siapa pria yg satu lagi itu. semakin dekat dan

sontak saja Tiwi membelalakkan matanya dan napasnya terasa agak sesak,langkah nya terhenti, dan muka nya mulai memanas.. ternyata pria itu ialah very mantan tiwi sewaktu ia kuliah semester pertama sampai ia lulus kuliah. wajah tiwi berubah menjadi sedih mengingat betapa menyakitkan dirinya ketika ia dicampakkan oleh pria berengsek itu.

batinnya bicara 'jadi disini rupanya keparat yg satu ini' sambil mencoba menahan emosi dan menstabilkan dirinya.

"mbak, knapa berhenti?" tanya sopyan yg sedari tadi di belakang nya ngekor.

"ngak gak apa apa.." jawabnya kemudian melanjutkan langkah nya dan ia duduk tepat di hadapan mantan kekasih nya itu. Dia memasang wajah biasa biasa aja dan sok tidak mengenal pria itu.

very pun terkejut dengan kehadiran tiwi, dia mulai gelisah dan matanya tak berhenti memandang tiwi, ia merasa kalau Tiwi berubah drastis dari tiwi yg dulu dia kenal dari segi fisik dan penampilannya.

"oh iya wi, kenalin ini very asisten dari pak bahri ayah nya Lucky" kata pak Aldian sambil menunjuk ke arah very.

kemudian tiwi menyodorkan tangan nya ke arah very dan " kenalin saya Pratiwi Kimberley, pengacara dari perusahaan pak bahry dan ini adalah asisten saya sopyan." sambil menunjuk ian yg berada di sampingnya.

very gugup dan termangap mangap "ee.. owh..ee..iya..saya very farel." sambil senyum dan gugup ketika bersalaman dengan Tiwi.

"okeh, bisa kita mulai?" tiba tiba Lucky bertanya sambil memperhatikan very yg selalu memandang tiwi dan tiwi pura pura gk melihat.

*dihotel, kamar tiwi*

"sial banget sih nasib gue hari ini..baru masih tadi pagi dapat ancaman mengerikan dari bunda sama papi, skarang knapa gue harus jumpa sama si keparat yang satu itu sih?" gerutu tiwi di kasurnya sambil merebahkan tubuh nya ke kasur itu. " ternyata si cowok matre itu sembunyi disini..cuih, jijik banget deh waktu ngeliat muka nya tadi, udah pengen gue injek injek tuh muka sampe meleleh kayak es yg meleleh. dia itu selalu jadi benalu bagi hidup gue, nyesel gue pernah punya pacar kayak dia, malah 4 tahun together lagi.. tolol banget sih gue waktu itu". Tiwi mengomel sendiri dikamar nya kemudian memejamkan matanya hingga ia terlelap.