Chereads / SIMALAKAMA / Chapter 3 - 3

Chapter 3 - 3

Saking asyiknya menikmati suasana malam, sampai tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 03:00. Kama dan teman-temannya pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Dalam keadaan mabuk, Kama berjalan menyusuri gelapnya malam. Angin malam terus menerpa, cuaca begitu dingin malam itu, bahkan dinginnya terasa sampai menusuk ke tulang.

Di tengah perjalanan, ia merasa oyong, pandangan mulai terbagi menjadi dua, langkah kaki juga tak teratur, sampai akhirnya ia pingsan dan tergeletak di jalan setapak. Tak ada yang menyadari kejadian itu, karena memang tidak ada orang di sekitar lokasi Kama pingsan ketika larut malam begini. Lokasi tersebut adalah jalan setapak yang biasa digunakan orang berlalu lalang, tetapi memang tidak ada kedai ataupun perumahan di sekitar lokasi, hanya ada beberapa pohon besar di pinggirannya.

Ketika mentari telah menyapa, terlihat beberapa orang mulai mengerumuni Kama. Orang-orang mengira dirinya adalah korban kekerasan, bahkan ada yang mengiranya telah mati dibunuh. Tak ada yang berani menyentuh, sampai salah seorang berani mendekat. Orang tersebut adalah Mala. Ia melihat Kama telah terkapar di jalan setapak tersebut. Ia yakin, pasti Kama terlalu mabuk hingga akhirnya ia pingsan. Ia pun mencoba membangunkannya. Ia menyentuh lengan Kama sembari memberi sedikit gerakan. "Bangun," ucapnya. Sampai akhirnya Kama pun terbangun dengan kepala yang begitu pusing. Ia melihat orang telah ramai di sekitarnya.

"Apa yang kalian lihat? Cepat pergi!" ucapnya memecah keramaian.

Pandangannya masih kabur, ia coba melihat dengan jelas wanita yang telah membangunkannya.

"Kau wanita yang tadi malam kan, Nona?"

"Iya, kebetulan rumahku berada tidak jauh dari sini. Aku melihatmu tergeletak. Cepatlah pulang."

"Terima kasih, Nona. Kalau boleh tahu, siapa namamu?"

"Namaku Mala," sembari mengulurkan tangannya untuk berjabat.

"Kama," membalas uluran tangan Mala.

"Senang bertemu dengamu, Mala."

"Sampai jumpa Kama," tutup Mala.

Kama pun bergegas kembali ke rumah untuk melanjutkan tidurnya. Kepalanya benar-benar oyong, ia ingin mengembalikan kondisi fisiknya menjadi seperti semula.