Waktu menunjukkan pukul 15:00. Kama terbangun dari tidurnya. Tiba-tiba saja ia teringat akan sesuatu. Ketika ia tersadar dari pingsannya di pagi itu, ia masih teringat jelas seragam yang dikenakan Mala. Mala memakai seragam kantor yang sudah tidak asing baginya. Ia yakin kalau Mala adalah pegawai di Kantor Pajak, karena tidak jauh dari lokasinya pingsan itu ada sebuah Kantor Pajak. Ia sering berpapasan dengan pegawainya, dan seragamnya itu persis seperti yang dikenakan Mala. Ia pun membersihkan diri dan segera pergi menuju Kantor Pajak tersebut.
Kondisi badan sudah kembali bugar. Tak lupa ia mengenakan sepatu converse kesayangannya dan melangkah menyusuri jalan. Rambut gondrongnya berkibar diterpa angin sore. Suasana menjadi cukup sejuk dengan kehadiran angin itu. Ditambah lagi dengan pepohonan yang begitu rindang tumbuh di sepanjang pinggiran jalan. Sungguh sangat mengasyikkan untuk berjalan kaki dan menikmati hijaunya pepohonan kota.
Sesampainya di Kantor Pajak, ia melihat keadaan sekitar. Ia mencoba mencari Mala, namun tidak menemukannya. Ia coba menanyakan tentang Mala kepada satpam yang berjaga.
"Permisi Pak, apakah di sini ada pegawai yang bernama Mala?"
"Oo, Mala. Ia pegawai baru di sini."
"Boleh tahu ruangannya di mana Pak? Ada keperluan."
"Oo begitu. Ruangannya di lantai dua. Baca saja papan nama yang ada di tiap pintu, cari yang ada tulisan 'Mala' pada pintunya."
"Oke Pak. Terima kasih."
Kama pun langsung menuju ke lantai dua dan mencari ruangan Mala. Diluar dugaan, ia mengira akan menemukannya dengan mudah, tetapi nyatanya ia harus menyusuri lorong dan ada puluhan papan nama pada pintu yang harus ia baca satu per satu. Dengan teliti ia berjalan sembari memperhatikan papan nama di tiap pintu tersebut. Ia terus berjalan sampai hampir mencapai ujung lorong, tetapi ia belum menemukan papan nama yang bertuliskan "Mala". Sampai-sampai ia berpikir kalau dirinya ditipu oleh satpam. Namun, dua pintu sebelum ujung ruangan, akhirnya ia menemukan pintu yang ia cari. Ia pun mengetok pintu tersebut dengan nafas yang terengah-engah.
Mendengar suara orang mengetok pintu dari luar, Mala pun membukakan pintu.
"Kama? Kok bisa tahu aku kerja di sini?" tanya Mala terkejut.
"Kau masih meragukan ucapanku tadi malam? Aku mencintaimu!"
"Ini lagi jam kerja, ada perlu apa?"
"Aku hanya ingin bertemu denganmu."
"Aku tidak bisa."
"Siapa yang melarangmu? Biar aku yang berurusan dengannya!"
"Kama, tolong. Aku tidak ingin bermasalah dengan pekerjaanku, apalagi aku pegawai baru di sini. Aku mohon, mengertilah."
"Oke, kalau itu maumu. Aku akan menunggumu sampai pulang di parkiran. Aku nantikan kehadiranmu."