Kama sedang asyik memainkan gitar dan bernyanyi bersama teman-temannya di emperan kota. Terlihat seorang wanita dengan perawakan yang manis berjalan melewati mereka. Kama menatap wanita itu, ia cukup tertarik melihatnya. Ia bangkit dan mendekati wanita tersebut dengan gitar yang dijinjing di bahu dan langsung menghadangnya.
"Hai, Nona," ucap Kama.
Wanita itu terlihat takut. Apalagi dengan jelas tercium bau alkohol ketika Kama berbicara. Ia masih terdiam, berharap Kama cepat pergi dari hadapannya.
"Apakah kau tuli, Nona?"
Wanita itu semakin takut, tangannya pun sampai gemetar.
"Bolehkah aku lewat?" jawabnya dengan terbata-bata.
"Apakah kau takut denganku? Aku tidak akan melukai wanita secantik dirimu."
"Izinkan aku lewat."
"Aku hanya ingin mengatakan sesuatu kepadamu, setelah itu kau boleh pergi dari sini."
"Apa itu?" ucapnya dengan posisi merunduk dan perasaan yang semakin tertekan.
"Aku mencintaimu!" ucap Kama dengan tegas.
Mendengar pernyataan Kama, wanita itu pun ingin pergi sesegera mungkin.
"Apakah aku sudah boleh pergi?"
"Oke Nona. Silahkan," ucap Kama sembari mengayunkan tangan tanda mempersilahkan.
Wanita itu pun bergegas pergi meninggalkan Kama yang sedang dalam kondisi mabuk berat.
Kama kembali ke rombongannya dengan muka gembira. Ia merebahkan dirinya di emperan sembari berteriak, "Huaaaaah, aku mencintainya."
Seorang temannya yang bernama Doli menegurnya, "Apakah kau terlalu mabuk sampai mengungkapkan cinta kepada orang yang sama sekali tidak kau kenal?"
"Aku memang tidak mengenalnya, tetapi aku mencintainya. Ada yang salah?"
"Kau benar-benar gila Kama."
"Dalam waktu dekat aku akan mendapatkannya, pegang ucapanku," ucapnya tegas.
"Ya, aku tidak pernah meragukan ucapanmu," jawab Doli sembari tertawa.
Wanita yang dihadang Kama tadi bernama Mala. Wanita yang bekerja sebagai pegawai di Kantor Pajak. Ia baru menyelesaikan kuliahnya dan menjadi pegawai baru di kantor tersebut. Dan pertemuannya dengan Kama tadi adalah pertemuan pertama mereka.